SuaraJogja.id - Empat bulan belakangan gunungan pasir di Pantai Parangtritis menjadi penghambat aktivitas anggota SAR Pantai Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta.
Akibat makin tebalnya tumpukan material pasir di depan pos, tim SAR Pantai Parangtritis pun kesulitan memberikan pengawasan terhadap pengunjung pantai.
Selain menghalangi pandangan dari pos, material pasir dengan volume yang kian hari kian bertambah itu juga kerap menganggu kelancaran kendaraan SAR menuju pantai.
Menurut keterangan Komandan SAR Parangtritis Kretek Ali Sutanta Jaka Saputra pada KRJogja.com, Senin (4/11/2019), kini ketinggian pasir yang menggunung itu sudah mencapai sekitar satu meter.
Baca Juga: Heboh Aksi Serbu Pantai Parangtritis, Warganet: Nantangin Nyi Roro Kidul?
"Akibatnya dari pos sekarang tidak bisa melihat langsung ke pantai, itu jadi salah satu hambatan kami ketika menjalankan tugas," ujarnya.
Pihak SAR sendiri telah berulang kali menyingkirkan timbunan pasir yang menghalangi pandangan atau menghambat kendaraan, tetapi tetap saja mereka membutuhkan tenaga lebih.
"Dengan cara manual pernah kita bersihkan. Tetapi kita tahu tenaga manusia itu ada batasnya," jelas Ali Sutanta.
Sejauh ini belum ada perintah pembersihan dari pihak berwenang. Unit Pelaksanaan Kegiatan (UPK) Parangtritis pun juga masih menunnggu instruksi dari Dinas Pariwisata terkait material pasir di depan Pos SAR itu.
Koordinator UPK Parangtritis Suranto mengaku prihatin melihat kondisi lapangan. Namun sayangnya, berdasarkan penjelasan Suranto, pihaknya hanya bisa menindaklanjuti setelah ada perintah dari Dinas Pariwisata.
Baca Juga: Prediksi Tsunami dan Gempa, Warga Parangtritis Ketakutan, Lari dari Kampung
"Kalau misalnya dari dinas ada perintah, dengan segala kemampuan pasti kami akan bantu membersihkan. Nanti kalau misalnya saya melangkah, sedang dari dinas tidak menginstruksikan, keliru juga. Prinsip kami hanya melaksanakan perintah dari dinas," ungkap Suranto.
Berita Terkait
-
5 Pesona Pantai Parangtritis di Yogyakarta, Surganya Para Penikmat Senja
-
Pesona Bukit Parang Endog di Yogyakarta, Cocok untuk Penikmat Senja
-
Waria Diduga Bunuh Diri Terjun dari Jembatan, Keberadaan Masih Hilang
-
HUT ke 263, Yogyakarta Memanusiakan Manusia Lewat Kebudayaan
-
Foto Lawas Ganjar Evakuasi Jenazah Mahasiswa UGM, Rambutnya Disorot
Terpopuler
- 3 Tempat Netral yang Lebih Cocok Jadi Tuan Rumah Round 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- Drawing Round 4 Kualifikasi Piala Dunia: Timnas Indonesia Masuk Pot 3, Siapa Lawannya?
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Murah Berdesain Mewah: Harga Mulai Rp 60 Jutaan
- Striker Langganan STY Tak Dipanggil Patrick Kluiver Berakhir Main Tarkam
- 5 Mobil Bekas buat Touring: Nyaman Dalam Kabin Lapang, Tangguh Bawa Banyak Orang
Pilihan
-
Pemain Keturunan Berbandrol Rp208 M Kirim Kode Keras Ingin Bela Timnas Indonesia
-
6 Mobil Termurah di Indonesia 2025, Harga Baru Bukan Bekas cuma Rp 100 Jutaan
-
5 Rekomendasi HP Gaming Rp 4 Jutaan Terbaik Juni 2025. Performa Ngebut Libas Semua Game
-
5 Rekomendasi Mobil Bekas Kapasitas 8 Orang, Kursi Nyaman untuk Perjalanan Jauh
-
Kisah Pilu dari Ngaran Krajan: Kampung Juru Kunci Candi Borobudur yang Digusur dan Dilupakan
Terkini
-
Dikritik Seknas Fitra, Jogja Usulkan Pengembangan Empat Kampung Nelayan Merah Putih
-
Helm Jatuh Picu Tabrakan di Sleman, Ini Tips Aman Berkendara di Situasi Ramai
-
BSU Efektif Dongkrak Ekonomi? Ekonom UGM Ungkap Fakta Mengejutkan Soal Dampak Jangka Panjang
-
PSIM Liga 1, Sultan Izinkan Stadion Maguwoharjo jadi Homebase
-
Sidang Ijazah Palsu Jokowi: Mediasi Berjalan, UGM Tolak Mentah-Mentah Serahkan Ijazah?