Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Selasa, 05 November 2019 | 13:22 WIB
Bukit di Nglanggeran Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta. [Suara.com/Julianto]

SuaraJogja.id - Konsep wisata halal yang ditawarkan Kementerian Pariwisata tampaknya sulit untuk diterapkan di sejumlah daerah, termasuk Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta.

Kabid Pengembangan Destinasi Wisata Dinas Pariwisata Gunungkidul Supartono menyebutkan, wacana itu belum bisa diterapkan karena sarana dan prasarana, juga lokasi, harus mendukung pemisahan antara wisatawan pria dan wanita.

Sementara, selama ini seluruh wisatawan di Gunungkidul, baik pria maupun wanita, berbaur di lokasi yang sama.

"Kami masih sulit untuk memisahkan antara wisatawan laki-laki dan perempuan, karena sarana prasarana kita belum menunjang dan memadai," kata Supartono kepada Harianjogja.com, Senin (4/11/2019).

Baca Juga: Wisata Halal Danau Toba Disebut Hoaks, Warganet: Salam Buat Tengku Zul

Apalagi, kata Supartono, ketika nantinya diterapkan, wisata halal tak hanya berkaitan dengan fasilitas yang mumpuni maupun makanan yang halal.

Ia mengatakan, wisatawan juga tetap harus merasa aman dan nyaman, tanpa khawatir kegiatan yang mereka lakukan menyalahi aturan atau bertentangan dengan adat dan budaya di lokasi, sehingga saat ini pihaknya masih terus mengkaji lokasi mana yang cocok untuk seluruh konsep wisata halal.

Meski begitu, selama ini beragam fasilitas standar wisata halal sudah disediakan di destinasi wisata Gunungkidul, seperti adanya masjid, musala, MCK, dan lain sebagainya.

"Terutama di lokasi-lokasi yang ramai kunjungannya, apalagi penyediaan peribadatan muslim," ujar Supartono.

Dengan begitu, wisatawan mancanegara dari negara-negara Muslim tak perlu khawatir untuk berwisata di Gunungkidul.

Baca Juga: Polemik Wisata Halal di Danau Toba, Abu Janda dan Tengku Zul Saling Serang

"Kami memang saat ini masih dalam pembinaan kepada para pelaku wisata untuk menjual produk-produk halal," kata dia.

Load More