Scroll untuk membaca artikel
Rima Sekarani Imamun Nissa
Jum'at, 08 November 2019 | 13:35 WIB
Pertunjukan Bunyi Kontemporer turut memeriahkan rangkaian Biennale Jogja XV di Bilik Taiwan (Helutrans Art Space), Sabtu (2/11/2019) akhir pekan kemarin. (Istimewa/Dok.Biennale Jogya XV Equator #5)

SuaraJogja.id - Pertunjukan Bunyi Kontemporer turut memeriahkan rangkaian Biennale Jogja XV di Bilik Taiwan (Helutrans Art Space), Sabtu (2/11/2019) akhir pekan kemarin.

Acara bertajuk #NOISEXY itu menghadirkan Betty Apple, seniman asal Taiwan yang berkolaborasi dengan Cat-Ether dari Indonesia (ID) dan Teenage Granny (PH).

Pertunjukkan #NOISEXY ini dibuka oleh aksi Graea (ID) dengan pertunjukan eksperimental suara.

Dalam rilis yang diterima Suara.com, Kamis (7/11/2019) kemarin, Betty Apple disebut menggunakan politik tubuh dan performativitas sebagai bingkai kerjanya. Itu sekaligus menggambarkan pengalaman hidupnya sebagai seorang milenial yang hidup di konteks poskolonial Taiwan.

Baca Juga: Kids Corner Biennale Jogja 2019, Anak-Anak Bikin Karya Seni dari Kardus

Karya Betty Apple mengapropriasi objek-objek simbolis dari kebudayaan kitsch dan masyarakat konsumer sebagai elemen bunyi, di mana objek-objek yang diproduksi massal dimaksudkan sebagai erotisisme dan pertunjukan.

Pertunjukan Bunyi Kontemporer turut memeriahkan rangkaian Biennale Jogja XV di Bilik Taiwan (Helutrans Art Space), Sabtu (2/11/2019) akhir pekan kemarin. (Istimewa/Dok.Biennale Jogja XV Equator #5)

Tujuannya adalah mempelajari teks suara yang penuh chaos dan histeris serta diciptakan dari dalam ke luar, terdistorsi oleh gangguan dari manusia dan objek-objek.

Sementara itu, Betty Apple juga bertemu dan berdiskusi dengan beberapa seniman perempuan dalam skena bunyi dan musik selama berada di Jogja. Pertunjukan #NOISEXY di Biennale Jogja 2019 adalah perayaan atas perjumpaan-perjumpaan itu.

Load More