SuaraJogja.id - Pendiri sekaligus rektor pertama Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Prof Dr M Sardjito, MPH, dikukuhkan sebagai pahlawan nasional, Jumat (8/11/2019), di Jakarta.
Dikutip dari rilis yang diterima SuaraJogja.id, Sardjito telah diperjuangkan sebagai pahlawan nasional sejak sembilan tahun lalu.
Setelah upaya bertahun-tahun berbuah manis, Sutaryo, seorang anggota tim pengusul, mengaku senang. Begitu pula yang dirasakan Rektor UGM Panut Mulyono.
"Semoga kita dapat meneladani semangat dan ketulusan almarhum dalam berjuang bagi masyarakat, bangsa, dan negara. Almarhum Prof Sardjito adalah ilmuwan pejuang dan pejuang ilmuwan," tutur Panut.
Biskuit Sardjito
Semasa hidupnya, Sardjito menunjukkan peran yang besar dalam revolusi fisik dan revolusi pendidikan di Indonesia.
Pada masa revolusi fisik, yang penuh keterbatasan, dokter kelahiran Magetan, 13 Agustus 1891 ini menyuplai obat-obatan untuk para gerilyawan meski harus menembus medan perang.
Salah satu persediaan dari Sardjito yang paling lekat di ingatan masyarakat adalah Biskuit Sardjito.
Biskuit ini dibuat dengan formula khusus untuk membekali para TNI yang tengah berjuang di medan perang. Dengan biskuit itu, perut kenyang mereka menjadi lebih tahan lama.
Baca Juga: RSUP Dr Sardjito Telah Mulai Menerapkan Aturan Baru BPJS
Tak hanya biskuit, di masa perjuangan ia juga membuat nasi aking sebagi bekal di perjalanan.
"Bahkan salah satu pejuang yang kini tinggal di Lempuyangan, Yogyakarta, masih hidup. Menurut pengakuannya kalau sudah makan nasi dan nasi aking maka seharian tidak lapar," papar Sutaryo.
Simpan vaksin di kerbau
Tidak hanya itu, sang guru besar Fakultas Kedokteran UGM juga membuat berbagai vaksin anti-infeksi untuk para pejuang dan tentara Indonesia.
Saat mendapat amanat pemerintah Indonesia untuk mengambil alih Institut Pasteur dan menjadi Kepala Palang Merah Indonesia (PMI) Bandung, Sardjito meramu berbagai vaksin.
"Di dua tempat itulah, selanjutnya ia meramu berbagai vaksin untuk masyarakat dan tentara Indonesia. Selain itu, ia menjadi pelopor metode transfusi darah dan penyimpanan darah dalam peti es di Indonesia," ungkap Sutaryo.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
-
Menkeu Purbaya Punya Utang Rp55 Triliun, Janji Lunas Oktober
-
Ngeri Tapi Nagih! Ini Lho Alasan Psikologis Kenapa Kita Doyan Banget Nonton Film Horor
-
Daftar 46 Taipan yang Disebut Borong Patriot Bond Danantara, Mulai Salim, Boy Thohir hingga Aguan
-
Pilih Gabung Klub Antah Berantah, Persis Solo Kena Tipu Eks Gelandang Persib?
Terkini
-
Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
-
Modus Korupsi Eks Bupati Sleman Sri Purnomo: Perbup jadi Celah Penyimpangan Dana Hibah Pariwisata
-
Profil Mantan Bupati Sleman Sri Purnomo, Dulu Dibanggakan, Kini Tersandung Skandal Korupsi
-
Jejak Digital Jadi Senjata? Cara Baru Aparat Represi Aktivis Mirip Taktik Orde Baru
-
BREAKING NEWS: Mantan Bupati Sleman Sri Purnomo jadi Tersangka Korupsi Dana Hibah Pariwisata