"Bahkan salah satu pejuang yang kini tinggal di Lempuyangan, Yogyakarta, masih hidup. Menurut pengakuannya kalau sudah makan nasi dan nasi aking maka seharian tidak lapar," papar Sutaryo.
Simpan vaksin di kerbau
Tidak hanya itu, sang guru besar Fakultas Kedokteran UGM juga membuat berbagai vaksin anti-infeksi untuk para pejuang dan tentara Indonesia.
Saat mendapat amanat pemerintah Indonesia untuk mengambil alih Institut Pasteur dan menjadi Kepala Palang Merah Indonesia (PMI) Bandung, Sardjito meramu berbagai vaksin.
Baca Juga: RSUP Dr Sardjito Telah Mulai Menerapkan Aturan Baru BPJS
"Di dua tempat itulah, selanjutnya ia meramu berbagai vaksin untuk masyarakat dan tentara Indonesia. Selain itu, ia menjadi pelopor metode transfusi darah dan penyimpanan darah dalam peti es di Indonesia," ungkap Sutaryo.
Ia juga pernah membawa vaksin dari Pasteur Bandung ke Klaten dan masuk Yogyakarta, menggunakan kerbau. Momen itu pun pernah dijadikan lakon Kethoprak Conthong Djogjakarta.
Kala itu, dikisahkan, Bandung rusuh akibat adanya ultimatum dari Kolonel Macdonald agar warga Bandung menyingkir dari kawasan Bandung Utara, tetapi laskar republik melawannya dengan melakukan serangan sporadis.
Sardjito pun memproduksi berbagai vaksin karena sudah memperkirakan bahwa kerusuhan itu akan makin menyebarkan wabah penyakit yang kala itu sedang berkembang.
Saat hendak memindahkan Institute Pasteur Bandung ke rumah sakit Tegalyasa Klaten, Sardjito memindahkan berbagai peralatan yang diangkut dengan kereta api, di bawah koordinasi Ray Soekoemi, istrinya.
Baca Juga: Akui Jasa Besar Dr Sardjito, Puan Timbang Kasih Gelar Pahlawan
Sementara, vaksin cacar ditorehkan ke kerbau dan digiring ke Klaten. Hal tersbeut dilakukan, menurut Panut, supaya tak ketahuan pihak Belanda.
Berita Terkait
-
Kata Cak Imin Soal Wacana Gelar Pahlawan untuk Soeharto: Kita Pasrah
-
Teknik Geodesi UGM Belajar Apa? Pendidikan Mentereng Dilan Janiyar Bikin Takjub: Otaknya Tokcer
-
Tolak Usulan Soeharto jadi Pahlawan Nasional, Amnesty Ungkit Seabrek Utang Negara di Kasus HAM
-
Golkar Buka Suara Soal Usulan Soeharto Jadi Pahlawan Nasional: Kita Hargai
-
Titiek Soeharto Pasrah Soal Gelar Pahlawan Nasional untuk Ayahnya: Sudah Pahlawan Bagi Keluarga
Terpopuler
- Mayjen Purn Komaruddin Simanjuntak Tegaskan Sikap PPAD
- 3 Klub BRI Liga 1 yang Bisa Jadi Pelabuhan Baru Ciro Alves pada Musim Depan
- 7 HP Android dengan Kamera Setara iPhone 16 Pro Max, Harga Mulai Rp 2 Jutaan Saja
- Terlanjur Gagal Bayar Pinjol Jangan Panik, Ini Cara Mengatasinya
- Pascal Struijk Bongkar Duet Impian, Bukan dengan Jay Idzes atau Mees Hilgers
Pilihan
-
4 Rekomendasi HP Samsung Rp 3 Jutaan Terbaik April 2025, RAM Besar dan Kamera Ciamik
-
Bak Lelucon, Eliano Reijnders Tertawa Jawab Rumor Bakal Pindah Liga Malaysia
-
Wahana Permainan di Pasar Malam Alkid Keraton Solo Ambruk, Ini Penjelasan EO
-
Nasib Muhammad Ferarri dan Asnawi Mangkualam Lawan MU Masih Abu-Abu, PSSI Angkat Bicara
-
BREAKING NEWS! PSIS Semarang Depak Gilbert Agius, Ini Penyebabnya
Terkini
-
Gunungkidul 'Sentil' UNY: Lahan Hibah, Mana Kontribusi Nyata untuk Masyarakat?
-
Kemarau 2025 Lebih Singkat dari Tahun Lalu? Ini Prediksi BMKG dan Dampaknya
-
Terjadi Lagi, Pria Berjaket Coklat Edarkan Uang Palsu, Toko Kelontong Jadi Korban
-
Polda Selidiki Kasus Tanah Mbah Tupon, BPN DIY Blokir Sertifikat IF
-
Sengketa Tanah Mbah Tupon Viral, Polda DIY Periksa Tiga Saksi