SuaraJogja.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY meminta masyarakat Yogyakarta untuk mewaspadai datangnya musim kemarau basah.
Fenomena kemarau basah ini diperkirakan berlangsung empat hingga lima bulan kedepan meski puncak musim kemarau tahun ini yang tergolong pendek telah terlewati pada Juli 2025.
"Anomali hujan membuat ancaman bencana hidrometeorologi basah tetap tinggi," ujar Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD DIY, Tito Asung Kumoro Wicaksono di Yogyakarta, Selasa (12/8/2025).
Tito menyatakan, masyarakat perlu mengantisipasi risiko sejak dini.
Kesiapsiagaan pada masa peralihan 1–3 minggu perlu dilakukan, terutama potensi angin kencang dan hujan es.
Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), transisi dari kemarau menuju musim hujan akan terjadi pada akhir September hingga awal Oktober 2025.
Pada kemarau basah, hujan dapat turun dengan intensitas ringan hingga lebat di tengah periode kemarau.
BMKG memprakirakan curah hujan pada Agustus berkisar 21–150 milimeter (mm), September 51–200 mm, dan Oktober dapat mencapai 151–500 mm.
Musim kemarau 2025 tergolong pendek dengan sifat hujan yang bervariasi.
Baca Juga: Hujan Badai Hantam Sleman, Pohon Tumbang Timpa Rumah dan Sekolah, Ini Lokasinya
"Di satu wilayah bisa mengalami kekeringan, namun di wilayah lain berpotensi terjadi hujan ekstrem," jelasnya.
Tito menyebut, BPBD DIY meminta seluruh instansi teknis dari tingkat pusat hingga kabupaten/kota mempercepat pengerukan sedimen di saluran drainase agar air hujan dapat mengalir lancar.
Pemangkasan dahan dan ranting pohon juga diminta dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup setempat yang dibantu BPBD kabupaten/kota. Hal ini penting untuk mencegah tumbangnya pohon saat angin kencang.
Sebagai langkah darurat, lanjutnya, BPBD DIY juga menyiapkan terpal untuk menutup atap rumah warga yang rusak akibat hujan es. Semua laporan kejadian akan ditangani melalui Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops).
"Kami juga siapkan tim reaksi cepat siap membantu kabupaten/kota, baik untuk kaji cepat maupun penanganan di lapangan," jelasnya.
Tito menambahkan, BPBD DIY menyiapkan 13 tangki air berkapasitas total 65.000 liter untuk membantu wilayah terdampak kekeringan.
Berita Terkait
-
Disposal Mortir Jumbo di Sleman Berhasil, Polisi Pastikan Lokasi telah Steril
-
Prediksi Cuaca DI Yogyakarta Hari Ini, Hujan Masih Terjadi Imbas Kemarau Basah
-
BMKG Minta Warga Yogyakarta Waspadai Cuaca Ekstrem Selama Tiga Hari ke Depan
-
Cuaca Buruk Hambat Distribusi, Gas Elpiji Langka di Sleman
-
Warga Gunungkidul Kesulitan Dapat Gas Elpiji 3 Kg, Pasokan Terhambat Cuaca dan Distribusi
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Anak Kos Jogja Merapat! Saldo DANA Kaget Rp 299 Ribu Siap Bikin Akhir Bulan Aman, Sikat 4 Link Ini!
-
Kabel Semrawut Bikin Jengkel, Pemkab Sleman Ancam Stop Izin Tiang Baru dari Provider
-
Geger! Rusa Timor Berkeliaran di Sleman, Warga Panik Cari Pemilik Satwa Liar yang Lepas
-
Royal Ambarrukmo Yogyakarta Sambut Hangat Kunjungan Famtrip Budaya Travel Agent Tiongkok
-
Muaythai Kelas Dunia Bakal Guncang Candi Prambanan di 2026, Sensasi Duel Berlatar Warisan Dunia!