Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Kamis, 13 Februari 2025 | 09:59 WIB
Petugas sedang menurunkan gas elpiji 3 kg untuk disetor ke distributor di Gunungkidul. [Kontributor/Julianto]

SuaraJogja.id - Warga di Gunungkidul mengalami kesulitan mendapatkan gas elpiji 3 kg dalam dua minggu terakhir. Sejumlah warung dan pangkalan kehabisan stok, membuat warga harus mencari ke berbagai tempat dengan harga yang lebih tinggi.  

Yuni (41), pemilik angkringan di Jalan Baru Gading, mengaku kesulitan mendapatkan gas melon untuk keperluan usahanya. Biasanya, dia bisa membeli dengan harga Rp 19.000–Rp 20.000 per tabung di warung dekat rumahnya. Namun, kini stok kosong.  

"Hari ini saya sudah keliling belasan warung dan dua pangkalan, tapi tidak ada. Terakhir dapat di warung eceran di Ngalang, itu pun harganya Rp 23.000 per tabung," ujar Yuni, Rabu (12/2/2025).

Ia membutuhkan empat tabung gas untuk keperluan angkringan dan rumah tangganya. Biasanya, satu tabung habis dalam dua hari. Namun ketika sepi, satu tabung bisa habis dalam 3-4 hari. 

Baca Juga: Gerebek Live Judi Dadu di TikTok, Polda DIY Ringkus Bandar dan Operator di Gunungkidul dan Pati

Kesulitan serupa dialami Fina, warga Logandeng Wetan. Ia sudah berkeliling sejauh 5 km dari rumahnya, namun tetap tidak menemukan gas elpiji 3 kg.  Dia tidak tahu harus memasak dengan apa, kemungkinan kembali ke kayu bakar. 

"Susah ini cari gas. Tabung (kosong) sudah tak baaa kemana-mana ndak dapat juga," keluhnya. 

Sementara itu, pemilik pangkalan Erfan mengungkapkan bahwa pasokan gas elpiji 3 kg sebenarnya normal, namun pengirimannya sering telat sehari. Ia mendapat informasi bahwa keterlambatan terjadi karena beberapa faktor:  

"Info yang saya dapat itu kaewna cuaca buruk yang membuat kapal tidak bisa merapat. Kilang di Cilacap tengah dibersihkan serta Kebijakan dari Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia, yang berimbas pada keterlambatan distribusi," ungkapnya. 

Terkait kelangkaan ini, Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Jawa Bagian Tengah, Taufik Kurniawan, menegaskan bahwa keterlambatan hanya bersifat sementara dan sedang ditangani.  

Baca Juga: Gunungkidul Pangkas Anggaran Infrastruktur Rp61,2 Miliar, Proyek Jalan dan Irigasi Terancam Mangkrak

"Ndak Mas, keterlambatan ini sudah kami infokan ke tim terkait supaya dicek dan dikirim sesuai jadwal," ujarnya.  

Taufik juga menegaskan bahwa kilang di Cilacap tidak terkait dengan produksi LPG, melainkan hanya melayani BBM.  Sehingga alasan tersebut tidak benar. 

"Untuk cuaca, memang benar ada kendala akhir pekan kemarin. Kapal sudah dekat pelabuhan, tapi tidak diizinkan berlabuh oleh syahbandar karena ombak tinggi di Pantura. Sekarang sudah mulai pulih," jelasnya. 

Kontributor : Julianto

Load More