SuaraJogja.id - Pasca-bencana angin kencang di Kabupaten Sleman, DIY, pemerintah setempat berencana melakukan pemetaan kawasan pohon rawan tumbang. Menanggapi itu, Wahana Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta (Walhi DIY) mengharapkan program inventarisasi pohon rawan tumbang sebagai program jangka panjang.
Direktur Walhi DIY Halik Sandera mengungkapkan, monitoring dan pengawasan pohon di suatu wilayah harus dilakukan secara rutin.
"Jangan lupa, hasil inventarisasi [pemetaan] itu, di-publish [disampaikan] ke publik, sehingga masyarakat bisa ikut berkontribusi menjaga pohon-pohon di wilayah mereka masing-masing," ungkapnya, kala dihubungi SuaraJogja.id, Selasa (10/12/2019).
Hanya saja ia mengakui, dalam beberapa kasus, kendala bisa muncul dalam penerapan ekspos publik terhadap hasil pemetaan.
Baca Juga: Pesan Khusus Ma'ruf Amin Kepada Penyelenggara Negara Soal Birokrasi Sehat
"Misalnya ada dahan pohon mengganggu yang berada dekat dengan utilitas PLN, itu menjadi tanggung jawab PLN," tutur Halik.
Dengan demikian menurutnya, masyarakat perlu tahu sistem apa yang paling tepat dibangun untuk menyampaikan informasi dengan mudah.
"Misalnya ada potensi pohon tumbang atau kemudian bisa menjadi ancaman bagi masyarakat," kata dia.
Namun demikian, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemetaan dan penanganan pohon rawan tumbang.
Pertama, selain inventarisasi, perlu dipantau secara mendetail kondisi pohon, mulai dari jenis akar, tingkat kerapuhan, dan tingkat urgensi dilakukannya pemangkasan.
Baca Juga: Pete Frates, Penggagas Ice Bucket Challenge Meninggal di Usia 34 Tahun
"Kalau itu kemudian menjadi satu sistem inventarisasi yang rutin, artinya ini [bencana pohon tumbang] bisa diantisipasi," ujar Halik.
Berita Terkait
-
Pohon Tumbang Timpa Pengendara di Depan Kodam Makassar, 2 Korban Terluka
-
Pohon Beringin Tumbang di Alun-Alun Pemalang Saat Salat Ied, Dua Orang Meninggal Dunia
-
Kronologi Pohon Tumbang di Pemalang Saat Salat Id: 2 Tewas, 17 Terluka
-
Pohon Beringin di Alun-alun Pemalang Tumbang Timpa Jemaah Salat Ied: Dua Meninggal, 17 Luka-luka
-
Tenda Buffer Zone Pemudik di Pelabuhan Ciwandan Ambruk Diterjang Angin Kencang
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- 10 HP Midrange Terkencang Versi AnTuTu Maret 2025: Xiaomi Nomor 1, Dimensity Unggul
- 6 Rekomendasi Parfum Indomaret Wangi Mewah Harga Murah
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
Pilihan
-
Hasil BRI Liga 1: Comeback Sempurna, Persib Bandung Diambang Juara
-
RESMI! Stadion Bertuah Timnas Indonesia Ini Jadi Venue Piala AFF U-23 2025
-
Jenazah Anak Kami Tak Bisa Pulang: Jerit Keluarga Ikhwan Warga Bekasi yang Tewas di Kamboja
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan NFC Terbaik April 2025, Praktis dan Multifungsi
-
LAGA SERU! Link Live Streaming Manchester United vs Lyon dan Prediksi Susunan Pemain
Terkini
-
Kisah Udin Si Tukang Cukur di Bawah Beringin Alun-Alun Utara: Rezeki Tak Pernah Salah Alamat
-
Dari Batu Akik hingga Go Internasional: Kisah UMKM Perempuan Ini Dibantu BRI
-
Pertegas Gerakan Merdeka Sampah, Pemkot Jogja Bakal Siapkan Satu Gerobak Tiap RW
-
Lagi-lagi Lurah di Sleman Tersandung Kasus Mafia Tanah, Sri Sultan HB X Sebut Tak Pernah Beri Izin
-
Rendang Hajatan Jadi Petaka di Klaten, Ahli Pangan UGM Bongkar Masalah Utama di Dapur Selamatan