Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Senin, 23 Desember 2019 | 20:37 WIB
Warsini, perajin terompet tahun baru di Tirtomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta, Senin (23/12/2019).(kontributor/ Uli Febriarni)

"Anak-anak sekarang lebih asik main handphone daripada main terompet. Sekarang kan begitu, pegang handphone [lalu] diam," ucapnya.

Ia menambahkan, selain handphone, kembang api juga menjadi minat baru generasi masa kini.

Kalau beberapa tahun ke depan penjualan terompet membaik, ia masih mau berjualan terompet. Namun bila tidak, ia belum punya banyak pilihan, selain meneruskan bisnis kecil-kecilan lain yang ia punya yakni jualan bakso bakar.

Ia menyebut terompet kertas yang dijualnya sebetulnya relatif murah yakni sekitar terjangkau, Rp5.000 per buah untuk pembelian ecer dan Rp4.000 untuk pembelian jumlah banyak.

Baca Juga: Diincar Lewat CCTV, Maling Kotak Amal di Sleman Akhirnya Ditangkap Warga

"Saya juga biasanya kasih lebih [bonus] kalau beli banyak. Karena mungkin ada yang tidak bunyi, rusak. Kan tidak seru kalau waktu dipakai, terompetnya tidak bunyi," kelakarnya.

Istri Wagiman ini berharap, penjualan terompet bisa membaik seperti dahulu dan ia bisa ikut serta dalam kebahagiaan masyarakat merayakan pergantian tahun.

"Semoga malam tahun baru tidak hujan, yang jual terompet di pinggir jalan juga laris," doa ibu dari tiga orang anak ini.

Kontributor : Uli Febriarni

Baca Juga: Kabel Listrik Dekat Kantor Kecamatan Turi Sleman Percikkan Api, Warga Resah

Load More