SuaraJogja.id - Nasib apes dialami Halimi Fajri (19). Mahasiswa semester pertama perguruan tinggi swasta (PTS) di DIY ini jadi korban salah tangkap polisi.
Saat tengah sarapan di Warmindo GeJoss Cafe, Jalan Melati Wetan, Kelurahan Baciro, Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Rabu (25/12/2019) sekitar pukul 05.00 WIB, dia tiba-tiba didatangi beberapa orang yang mengaku polisi dari Polresta Yogyakarta. Tanpa banyak kata, polisi itu menggelandang Halimi masuk ke mobil.
"Di mobil itu mata saya ditutup lakban dan saya dibawa ke penginapan," ujar Halimi saat ditemui di rumah keluarganya, Senin (30/12/2019).
Menurut laki-laki kelahiran Sukaraja, 14 Februari 2000 itu, selama di penginapan dia dipukuli tanpa dibuka lakban di matanya. Dia juga diinterogasi terkait keterlibatannya pada perampokan rumah kosong di Desa Sukaraja, Kecamatan Karang Jaya, Kabupaten Musi Rawas Utara, Sumatra Selatan. Dompet beserta ATM dan nomor PIN Halimi juga diminta.
Baca Juga: Alasan Wanda Hamidah Tak Mau Ungkap Penyebab Perceraian
Bersama dia, ada lima orang lain yang juga sudah ada di penginapan tersebut. Sebagian dari mereka merupakan kawan di Desa Sukaraja.
Merasa tidak bersalah, Halimi ngotot tidak tahu menahu mengenai kejadian perampokan tersebut. Namun polisi tetap memukulinya dengan benda tumpul hingga ia luka di bagian mata, kaki, kuping, dan tangan.
"Baru siang hari setelah salah satu pelaku mengatakan saya tidak ada kaitannya dengan perampokan itu, saya berhenti dipukuli. Lakban di mata saya juga dicopot," jelasnya.
Halimi menambahkan, satu temannya yang liburan dari Jakarta juga ikut dipukuli meski mengaku tidak bersalah. Dari penginapan tersebut, pada sore harinya sekitar pukul 16.00 WIB, mereka semua dibawa ke Polresta Yogyakarta.
Di Polresta, Halimi dan satu temannya asal Jakarta dibawa ke ruangan terpisah dengan empat orang terduga pelaku perampokan. Keduanya pun dilepaskan pada Kamis (26/12/2019) sekitar pukul 13.00 WIB setelah dilakukan pemeriksaan oleh pihak Polresta Yogjakarta dan dinyatakan tidak terkait dengan peristiwa tersebut.
Baca Juga: Berlaku Car Free Night Tahun Baru, Begini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta
"Saya dan satu teman lain dibolehkan pulang. Selama di polresta kami diperlakukan baik dan diberi makan. Tapi sepatu, dompet beserta isinya, dan ATM masih disita tanpa surat penyitaan," ungkapnya.
Berita Terkait
-
Imabsi Gelar Kelas Karya Batrasia ke-6, Bahas Repetisi dalam Puisi
-
Menggali Makna Mahasiswa 'Abadi': Antara Idealisme dan Keterlambatan Lulus
-
Kuliah atau Kerja? Menyiasati Hidup Mahasiswa yang Multitasking
-
Mengikuti Organisasi Kampus: Sekadar Hiburan atau Langkah Menuju Karier?
-
Fenomena Titip Absen dan Dampaknya: Antara Etika dan Solidaritas
Terpopuler
- Harta Kekayaan Roy Suryo yang Dituduh sebagai Pemilik Akun Fufufafa
- TikToker Intan Srinita Minta Maaf Usai Sebut Roy Suryo Pemilik Fufufafa, Netizen: Tetap Proses Hukum!
- Beda Respons Ariel NOAH dan Raffi Ahmad Kunjungi Patung Yesus Sibea-bea
- Reaksi Tajam Lex Wu usai Ivan Sugianto Nangis Minta Maaf Gegara Paksa Siswa SMA Menggonggong
- Innalillahi, Elkan Baggott Bawa Kabar Buruk Lagi H-1 Timnas Indonesia vs Jepang
Pilihan
-
Penyerangan Brutal di Muara Komam: Dua Korban Dibacok, Satu Tewas di Tempat
-
Kata Irfan Setiaputra Usai Dicopot Erick Thohir dari Dirut Garuda Indonesia
-
5 Rekomendasi HP Rp 6 Jutaan Spek Gahar, Terbaik November 2024
-
Lion Air Bikin Aturan Baru Mulai 1 Desember: Bawa Kardus Besar, Siap-Siap Rogoh Kocek Lebih Dalam!
-
Emiten Leasing Boy Thohir PHK Ribuan Pekerja dan Tutup Kantor
Terkini
-
Warga Cerme Kulon Progo Kembangkan Biofarmaka Jadi Produk Herbal
-
Jogja Uji Coba Program Makan Siang Gratis, Mahasiswa Perhotelan Siap Diterjunkan ke Sekolah
-
Masih Ada Bangunan Masjid Berdiri di Area Proyek Tol Jogja-Solo-YIA, Begini Penjelasan Kontraktor
-
Penemuan Mayat di Ring Road Kentungan Sleman Ternyata Korban Tabrak Lari, Polisi Amankan Dua Pelaku
-
Amankan Lima Terduga Pelaku Pembacokan di Jambusari, Polisi Pastikan Sleman Tetap Kondusif