SuaraJogja.id - Kabupaten Bantul mengaku telah siap untuk menghadapi kemungkinan terburuk terkait dengan peringatan Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang mengatakan bahwa dalam tujuh hari ke depan, di wilayah DIY, termasuk Kabupaten Bantul, berpotensi terjadi hujan lebat disertai angin kencang.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul Dwi Daryanto menuturkan, Bantul bukan wilayah yang baru bereaksi setelah ada peringatan. Pasalnya, ketika Kabupaten Bantul mulai memasuki musim hujan, BPBD langsung menaikkan status siaga darurat bencana banjir dan tanah longsor di wilayah ini.
Selain itu, BPBD Kabupaten Bantul juga sudah membuat 20 pos pantau ketinggian air di beberapa sungai yang mengalir melalui Bantul. Pos pantau tersebut didirikan sebagai salah satu upaya mitigasi bencana banjir dan tanah longsor, sehingga setiap saat hujan turun di wilayah utara Bantul, maka ketinggian air sungai bisa dapat segera terpantau.
"Kita komunikasi juga dengan teman-teman di [Kabupaten] Sleman dan Kota Yogyakarta. Jadi manakala kondisi sungai tidak seperti biasanya, maka kami di Bantul sudah siap," tutur Dwi, Jumat (3/1/2020) ketika dihubungi melalui telepon genggamnya.
Pihaknya juga langsung bisa menyampaikan informasi kepada masyarakat ketika ada potensi terjadinya banjir. Harapannya, masyarakat bisa langsung mempersiapkan diri dan jika diperlukan bisa langsung mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Dengan demikian, lanjutnya, peristiwa di Jabodetabek tidak terjadi di wilayah Bantul karena sebetulnya, pemerintah sudah sering memberikan imbauan terkait dengan potensi bencana banjir. Namun masyarakat sering kali mengabaikannya karena merasa lebih mengenal karakter sungai setelah tinggal cukup lama di dekat sungai.
"Peristiwa 2017 dan 2019 menjadi pengalaman berharga di Bantul, sehingga harapannya masyarakat mengungsi sementara. Jika masyarakat enggan ya kita akan ada sedikit pemaksaan. Jangan sampai kita yang disalahkan," tandasnya.
Hal tersebut ia siapkan bersama dengan para relawan, anggota Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) di setiap desa dan kecamatan untuk meminimalisasi korban jiwa maupun material ketika terjadi peristiwa banjir ataupun bencana alam lainnya.
"Ini sudah kita siapkan. Jangan sampai kita gagap saat terjadi banjir," tambahnya.
Baca Juga: Hore, BIGBANG Bakal Tampil di Festival Musik Coachella 2020
Dwi menyebutkan, dengan melihat fenomena alam yang terjadi belakangan ini, maka ada sejumlah titik yang rawan terjadi banjir. Yang paling diwaspadai adalah daerah aliran sungai yang berhulu di Merapi wilayah timur, yaitu Kali Kuning, Kali Opak, dan Kali Oya. Sementara Piyungan nanti masuk ke Kaligawe, di mana belum lama ini sudah ada jembatan Sesek (dari bambu) yang hanyut terbawa aliran air.
Selain itu adalah wilayah sungai di mana bagian atas sering terjadi hujan deras, yaitu wilayah Sungai Oya. Sungai Oya ini nantinya akan bertemu di Sungai Opak di kawasan Desa Sriharjo, Kecamatan Pundong. Di titik inilah salah satu daerah dengan kerawanan paling tinggi terjadinya banjir selama musim penghujan ini.
"Kami sudah keluarkan imbauan, jika hujan yang turun dengan durasi cukup panjang saya minta masyarakat mengecek bendungan. Jika berpotensi terjadi banjir maka saya minta masyarakat untuk mengungsi sementara sambil menunggu cuaca nanti kembali normal," tambahnya.
Kontributor : Julianto
Berita Terkait
Terpopuler
- Pendidikan Gustika Hatta, Pantas Berani Sebut Indonesia Dipimpin Penculik dan Anak Haram Konstitusi
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
Pilihan
-
Heboh Warga Solo Dituduh Buron 14 Tahun, Kuasa Hukum Tak Habis Pikir: Padahal di Penjara
-
7 Rekomendasi HP Gaming Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaru Agustus 2025, Murah Performa Lancar
-
Neraca Pembayaran RI Minus Rp109 Triliun, Biang Keroknya Defisit Transaksi Berjalan
-
Kak Ros dan Realita Pahit Generasi Sandwich
-
Immanuel Ebenezer: Saya Lebih Baik Kehilangan Jabatan
Terkini
-
Santri Diduga Dianiaya di Ponpes Sleman, Orang Tua Kecewa dan Lapor Polisi Usai Dianggap Bertengkar
-
Koperasi Sleman Siap Saingi Minimarket? Ini Jurus Ampuh Tingkatkan Daya Saing
-
Disperindag Sleman Ungkap Penyebab Harga Beras Naik: Bukan Hanya Soal Stok
-
Danais DIY Dipangkas Setengah Miliar! Sultan Tolak Lobi Prabowo
-
Trans Jogja Tabrak Pejalan Kaki Hingga Tewas: Polisi Buru Bukti CCTV, Ada Kelalaian?