SuaraJogja.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul mengimbau masyarakat yang beraktivitas di sekitar air kotor, yakni petani, penambang dan pemancing, mewaspadai terhadap penyakit Leptospirosis.
Leptospirosis sendiri merupakan penyakit yang ditularkan melalui air kotor yang masuk ke dalam tubuh manusia karena luka.
Kepala Bidang P2P Dinkes Kabupaten Bantul, Sri Wahyu Joko menyebut bahwa kurun waktu 2019 lalu terdapat 67 orang terjangkit virus yang berasal dari kencing tikus tersebut.
"Ada 67 kasus yang terjadi selama 2019 lalu. Satu di antaranya meninggal. Korban adalah warga dari Kecamatan Pandak," kata Sri Wahyu Joko kepada wartawan, Senin (6/1/2020).
Pihaknya menekankan kepada para petani, penambang dan pemancing yang bersentuhan langsung dengan air kotor untuk waspada. Agus mengimbau untuk menggunakan alat pengaman diri seperti sepatu boot atau sarung tangan khusus ketika beraktivitas.
"Jadi mereka bisa menggunakan sepatu boot atau sarung tangan. Tapi memang sulit untuk mereka lakukan," jelasnya.
Ia pun menegaskan agar masyarakat harus waspada ketika mengalami luka di bagian kaki dan tangan. Terutama bagi petani dan penambang.
"Ketika mereka memiliki luka baik di kaki atau tangan, sebaiknya menunggu luka hingga sembuh. Jika sudah baik, bisa beraktivitas kembali" terangnya.
Meski terdapat 67 kasus leptospirosis selama 2019, Joko menerangkan jumlah tersebut mengalami penurunan. Pasalnya pada 2018 lalu jumlah masyarakat yang terjangkit penyakit tersebut hanya 96 orang.
Baca Juga: Situs KPU Bantul Diretas, Ada Kalimat Romantis Hingga Tanda Cinta
"Ada penurunan di tahun 2019 lalu dari 96 kasus (2018) menjadi 67 kasus. Artinya jumlah kasus di 2020 nanti lebih berkurang lagi," ungkap dia.
Dinkes Bantul pun berupaya untuk terus menekan angka kasus leptosirosis. Salah satu upayanya yakni terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkhusus petani.
"Harapannya di 2020 itu tidak ada kasus leptospirosis hingga menyebabkan satu orang meninggal. Maka dari itu sosialisasi dan imbauan kepada masyarakat kami tingkatkan untuk menjaga kebersihan," terang dia.
Berita Terkait
-
Dikira Bau Bangkai Ayam, Pria Diduga Dosen ISI Membusuk di Kamar Tiga Hari
-
Situs KPU Bantul Diretas, Ada Kalimat Romantis Hingga Tanda Cinta
-
Pilurdes Digelar Bersamaan Pilkada Bantul 2020, Ini Kata Kurniantoro
-
Rival di 2014, PDI-P dan PKB Berkoalisi di Pilkada Bantul 2020
-
KPU Bantul Akan Segera Buka Pendaftaran PPK dan PPS Pilkada
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- Pemain Keturunan Jerman Ogah Kembali ke Indonesia, Bongkar 2 Faktor
Pilihan
-
Harga Pangan Nasional Kompak Turun, Cabai Turun setelah Berhari-hari Melonjak
-
Hasil SEA Games 2025: Mutiara Ayu Pahlawan, Indonesia Siap Hajar Thailand di Final
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
Terkini
-
4 Link Spesial Saldo DANA Kaget Bikin Heboh Jogja: Kesempatan Cuan Rp129 Ribu di Depan Mata
-
Donny Warmerdam Akhirnya Kembali Berlatih Usai Lama Absen karena Cedera
-
4 Kasus Korupsi Masih Menggantung di Sleman, Termasuk Dugaan Penyelewengan Anggaran Desa Wisata
-
Kasus Dugaan Korupsi Hibah Pariwisata Sleman: Sri Purnomo Segera Disidangkan
-
BRI Sahabat Disabilitas Dorong Kemandirian Difabel di Sektor UMKM