SuaraJogja.id - Sebelum tewas karena dugaan klitih di Jalan Siluk-Panggang, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Fatur Nizar Rakadio (16), seorang pelajar SMA kelas 1, sempat dikuntit pelaku. Hal itu disampaikan ibu korban, Bidiastuti (39), saat ditemui di kediamannya, Sabtu (11/1/2020).
"Dio dan teman-temannya ini baru saja pulang dari pantai di kawasan Gunungkidul. Ketika pulang dan berada di Jalan Siluk-Panggang, ada salah seorang teman Dio memberi kode untuk segera melaju cepat karena ada orang yang menguntit. Namun usai temannya memberi kode, pelaku malah sengaja mendekat dan menendang stang motor anak saya sampai anak saya terjatuh dan mengalami cedera serius di daerah tulang belakangnya," jelas Bidiastuti.
Ibu tiga anak tersebut mengaku, sejauh ini Dio tak memiliki masalah dengan teman atau kelompok tertentu. Anak kedua yang menempuh pendidikan di SMA di Depok, Sleman ini, kata ibunya, mengikuti banyak ekstrakulikuler di sekolah.
"Jelas pelaku ini tak memiliki motif penyerangan karena banyak rombongan bersama anak saya. Dio juga tak memiliki masalah dengan temannya atau orang lain. Dia aktif di sekolah, kami rasa memang pelaku ini secara random memilih orang yang akan dilukai," jelas Bidiastuti.
Akibat cedera serius yang dialami anaknya, kata Bidiastuti, Dio harus menjalani operasi syaraf di bagian tulang belakang. Namun setiap kali dokter akan mengoperasi, keadaan korban kerap tak stabil, sehingga operasi tertunda.
"Karena tak kunjung dilakukan operasi karena keadaan anak saya tak pernah stabil, dokter harus menunggu. Pada akhirnya, Kamis [9/1/2020] pukul 22.30 WIB, anak saya meninggal karena sulit bernapas," katanya.
Bidiastuti berharap, pelaku segera ditangkap dan mendapat hukuman yang setimpal. Ia juga ingin, kejadian seperti ini tak lagi terjadi di lingkungan pelajar.
"Harapannya, pelaku tertangkap dan dihukum secara adil. Kejadian seperti ini bisa terjadi sewaktu-waktu. Namun, harapannya polisi lebih ketat lagi dalam melakukan pengamanan," tuturnya.
Pantauan SuaraJogja.id, korban telah dimakamkan pada Jumat (10/1/2020). Sejumlah kerabat Bidiastuti masih terlihat berkumpul usai pemakaman dan beberapa tenda masih terpasang di lokasi rumah korban.
Baca Juga: BMKG: Tak Ada Zona Megathrust Pemicu Gempa Dahsyat di Selat Makassar
Diberitakan sebelumnya, aksi dugaan klitih kembali terjadi di Bantul hingga menyebabkan satu korban tewas. Korban, yang diketahui pelajar SMA kelas 1, meregang nyawa diduga akibat cedera syaraf tulang leher dan tulang ekor hingga kesulitan bernapas. Ia meninggal pada Kamis (9/1/2020). Polres Bantul mengaku telah mengamankan pelaku dan akan segera merilis kasus tersebut dalam waktu dekat.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Batik Malessa Mendapatkan Pendampingan dari BRI untuk Pembekalan Bisnis dan Siap Ekspor
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi