SuaraJogja.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul mengaku belum menerima hasil laboratorium untuk sampel darah warga yang diduga terpapar penyakit antraks dari Balai Besar Penelitian Veteriner (BB Vet) Bogor. Hal inilah yang menyebabkan Dinkes Gunungkidul belum menyimpulkan apakah warga terpapar antraks atau tidak.
Kepala Dineks Gunungkidul dr Dewi Irawaty menuturkan, setelah ada laporan terkait warga diduga terpapar bakteri penyebab antraks setelah mengonsumsi daging dari sapi yang mati mendadak di Kecamatan Ponjong, maka pihaknya langsung mengambil sampel darah mereka. Selain itu, pihaknya juga mengambil sampel tanah kandang serta lokasi penyembelihan.
Menurut Dewi, setidaknya ada 54 warga yang diambil sampel darahnya untuk kemudian dikirim ke BB Vet Bogor. Sementara, yang dikirim ke BB Vet Wates adalah sampel tanah dan juga bekas sayatan dari enam warga yang bersinggungan dengan sapi yang diduga terpapar antraks tersebut.
"Kalau yang dikirim ke Wates itukan cuma swab luka. Dan enam orang yang kita kirim itu negatif, karena itu mungkin juga sudah minum obat waktu itu," ujarnya, Selasa (12/1/2020), di Gedung Dewan.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Diprotes, Staklim Jogja hingga Pemkab Sleman Jawab Kocak
Namun, untuk sampel tanah yang diambil dari Ponjong, BB Vet Wates menyatakan positif terpapar antraks. Dua sampel tanah itu diambil dari kandang dan juga tempat penyembelihan sapi di Dusun Ngrejek Wetan, Desa Gombang.
Dewi mengakui, pihaknya memang telah mengirim 54 sampel darah dari warga terpapar. Namun pengirimannya dilakukan secara bertahap dengan melihat perkembangan dan laporan dari siapa saja yang bersinggungan dan mengonsumsi daging sapi yang diduga terpapar penyakit antraks.
"Pertama kita kirim 20-21 sampel darah, total sekarang kita kirim 54 sampel ke [BB Vet] Bogor," tambahnya.
Sampai saat ini, hasil laboratorium sampel darah dari BB Vet Bogor itu belum juga keluar. Pihaknya kini bahkan telah mengajukan permohonan untuk percepatan agar hasil laboratorium sampel darah segera dikeluarkan agar nanti pihaknya segera bisa mengambil tindakan terhadap warga yang diduga terpapar penyakit yang disebabkan bakteri Bacillus anthracis itu maupun antisipasi penyebarannya.
Untuk dua dusun yang ada di Desa Gombang, di mana sebanyak 540 warganya sudah diberi antibiotik, pihaknya terus melakukan pemantauan. Pemantauan dilakukan 2 x 60 hari, di mana jika ada yang mengeluh, maka mereka harus melapor dan langsung melakukan pemeriksaan kesehatan ke Puskesmas ataupun pos pemantau.
Baca Juga: Sempat Hadiri Rakernas PDIP, Bupati Boven Digoel Tewas di Hotel Mercure
"Kami juga mendirikan pos tenda di desa agar tidak terlalu jauh dari warga," ungkapnya.
Berita Terkait
-
Menjelajahi Desa Wisata Nglanggeran: Desa Wisata Terbaik Dunia
-
Liburan ke Gunungkidul? Jangan Sampai Salah Pilih Pantai! Ini Dia Daftarnya
-
3 Gempa Berkekuatan Lebih dari Magnitudo 5 Guncang Indonesia Kurang dari Sehari
-
Kenali Ciri-Ciri Rip Current, Arus Kuat Pantai Drini yang Seret Belasan Siswa SMP Mojokerto
-
Daftar Nama Korban Siswa SMP 7 Mojokerto yang Terseret Ombak Pantai Drini Gunungkidul
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- 6 Rekomendasi Parfum Indomaret Wangi Mewah Harga Murah
- Kabar Duka, Hotma Sitompul Meninggal Dunia
- HP Murah Oppo A5i Lolos Sertifikasi di Indonesia, Ini Bocoran Fiturnya
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan NFC Terbaik April 2025, Praktis dan Multifungsi
-
LAGA SERU! Link Live Streaming Manchester United vs Lyon dan Prediksi Susunan Pemain
-
BREAKING NEWS! Indonesia Tuan Rumah Piala AFF U-23 2025
-
Aksi Kamisan di Semarang: Tuntut Peristiwa Kekerasan terhadap Jurnalis, Pecat Oknum Aparat!
-
Belum Lama Direvitalisasi, Alun-alun Selatan Keraton Solo Dipakai Buat Pasar Malam
Terkini
-
Pertegas Gerakan Merdeka Sampah, Pemkot Jogja Bakal Siapkan Satu Gerobak Tiap RW
-
Lagi-lagi Lurah di Sleman Tersandung Kasus Mafia Tanah, Sri Sultan HB X Sebut Tak Pernah Beri Izin
-
Rendang Hajatan Jadi Petaka di Klaten, Ahli Pangan UGM Bongkar Masalah Utama di Dapur Selamatan
-
Dari Perjalanan Dinas ke Upah Harian: Yogyakarta Ubah Prioritas Anggaran untuk Berdayakan Warga Miskin
-
PNS Sleman Disekap, Foto Terikat Dikirim ke Anak: Pelaku Minta Tebusan Puluhan Juta