SuaraJogja.id - Kemunculan Kerajaan Agung Sejagat (KAS) membuat heboh masyarakat. Sekelompok orang yang mengklaim sebagai penerus dari Kerajaan Majapahit ini juga membuat masyarakat terus berdatangan ke 'keraton' mereka, yang terletak di Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Suara.com sempat melihat buku daftar pengunjung dari lokasi tersebut. Setidaknya terdapat 150 orang lebih yang telah mengunjungi tempat yang diklaim sebagai Keraton KAS itu.
Pengunjung terdiri dari berbagai kalangan masyarakat, mulai dari guru, pelajar, dan orang-orang dari daerah lain yang penasaran dengan keraton pimpinan pasangan suami-istri (pasutri) Totok Santosa Hadiningrat-Dyah Gitarja tersebut.
Tak cuma itu, dalam buku tersebut tercatat bahwa beberapa pengunjung mengaku berasal dari berbagai daerah di luar Purworejo, seperti Yogyakarta, Surabaya, bahkan NTB.
Berdasarkan pantauan dari Suara.com, di pekarangan, tergeletak sebuah prasasti yang menjadi sasaran pemotretan oleh para pengunjung.
Di samping itu, ada juga sebuah kolam yang diklaim merupakan sendang. Kolam tersebut terisi air dari sumur yang telah dibor.
Rupanya, wujud keraton yang demikian membuat pengunjung merasa kecewa. Salah satunya adalah Mulyeni.
Perempuan yang berprofesi sebagai guru SD tersebut datang bersama rombongannya untuk sekadar mencari tahu mengenai "kerajaan" tersebut.
"Ternyata tak sesuai ekspektasi, padahal heboh. Bahkan rekan-rekan saya dari berbagai daerah, misalnya Bandung, menanyakan kepada saya terkait keraton tersebut. Jadinya saya penasaran." ujar Mulyeni pada Suara.com, Selasa (14/1/2020).
Baca Juga: Jadwal Wakil RI di Babak Pertama Indonesia Masters 2020 Hari Ini
"Tapi kalau mau dijadikan potensi wisata sih boleh-boleh saja, kan lumayan bisa menjadi penghasilan tambahan bagi warga sekitar," imbuhnya.
Untuk masuk keraton tersebut, pengunjung tak perlu mengeluarkan biaya. Namun di sana pengunjung hanya bisa melihat kursi dan meja.
Puji Widodo, abdi dalem yang tengah berjaga di lokasi tersebut, berujar bahwa bangunan ini cuma digunakan untuk menerima tamu.
"Kalau mau masuk, masuk saja. Tetapi cuma ada itu," ujarnya, sambil berjaga di gerbang bangunan yang disebut 'keraton' tersebut.
"Bangunan ini dulunya tanah milik Cikmawan, lalu dihibahkan. Dulunya dia sekdes," pungkas dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
Bidik Peningkatan Kunjungan Wisatawan Mancanegara, Pemkot Jogja Dorong Tambahan Direct Flight
-
Usai Viral Sebut Jokowi Bukan Alumni, Layanan LISA AI UGM Tak Bisa Digunakan
-
Gudeg Legend di Jogja Sediakan Makanan Gratis, Sajikan Menu Nusantara untuk Perantau Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Spesial Jumat Berkah untuk Warga Jogja: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
UGM Buka Peluang Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera