Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Rabu, 15 Januari 2020 | 15:31 WIB
Hewan ternak sapi di kawasan Gunungkidul yang diduga tewas akibat terkena virus antraks. (Suara.com/Julianto).

Menurutnya kejadian sapi yang mati mendadak di kabupaten Gunung Kidul memang masih terus terjadi belakangan ini. Laporan terakhir yang ia terima adalah tanggal 14 Januari 2020 malam dimana tiga sapi milik warga dilaporkan ke dinas pertanian dan pangan kabupaten Gunungkidul juga mati mendadak.

"kita terus monitoring agar mengetahui perkembangan hewan ternak yang ada di Gunung Kidul," ujarnya.

Siang harinya juga terjadi kematian sapi mendadak di Desa Pucanganom Kecamatan Rongkop dan Desa Sumberwungu Kecamatan Tepus. Malam harinya juga terjadi kematian sapi mendadak di di padukuhan Geblok Desa Kenteng Kecamatan Ponjong.

Adapun penanganan yang dilakukan oleh Dinas Pertanian dan pangan Gunung Kidul adalah mengambil sampel tanah kotoran dan beberapa komponen lain untuk melakukan uji laboratorium. Dalam pengambilan sampel di kandang sapi tersebut petugas memang menggunakan pakaian pelindung lengkap bahkan layaknya astronot.

Baca Juga: Maju Pilkada, Visi Misi Adik Ipar Jokowi Pas dengan Situasi di Gunung Kidul

"Kami harus melindungi diri dari kemungkinan tertularnya penyakit. Tetapi meskipun kami berpakaian lengkap belum tentu yang kami uji itu positif Anthrax karena itu sudah protap kami untuk melakukan tindakan setiap ada indikasi sapi mati mendadak," tandasnya.

Kontributor : Julianto

Load More