SuaraJogja.id - Jelang Imlek, Ini Pesan Menyentuh Pengrajin Topeng Barongsai untuk Milenial
Doel Wahab Hadi Prayitno, pengrajin liong mini serta topeng barongsai untuk Imlek punya pesan untuk anak muda, saat ditemui SuaraJogja.id di rumahnya di kawasan Kemetiran Kidul, Pringgokusuman, Gedongtengen, Kota Yogyakarta.
Mbak Doel akrab ia disapa juga pernah membawa harum nama Indonesia dengan pencak silatnya pada 1957 yang dikirim pemerintah ke 5 negara Eropa Timur, berkata kesulitan mencari penerusnya sebagai pengrajin liong mini serta topeng barongsai.
Suasana rumah berukuran 9x5 meter terlihat sepi dan sunyi. Meski pintu rumah terbuka, tak ada aktivitas yang terlihat pada sore itu. Ketika SuaraJogja.id bertemu dengan pensiunan ASN Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta ini tak lagi bergelut dengan kain dan cetakan topeng berbentuk naga dan liong.
Baca Juga: Jelang Imlek, Warga Tionghoa Bogor Mandikan Rupang di Vihara Dhanagun
"Saya sudah tidak lagi memproduksi liong maupun kerajinan topeng barongsai dan topeng lainnya. Semenjak memasuki usia 88 tahun saya rasa sudah cukup. Saat ini waktunya untuk beristirahat," jelas Mbah Doel sambil terbata-bata Minggu (19/1/2020).
Raut muka sayu, kulit keriput hingga cara jalan yang tertatih-tatih menunjukkan ayah enam anak ini masuk ke usia uzur. Bahkan saat SuaraJogja.id melempar pertanyaan, Mbah Doel berusaha mendekatkan kuping kanannya, sehingga harus mengulang pertanyaan yang sama.
Meski komunikasi sedikit terhambat, perbincangan cukup mengalir sore menjelang petang tersebut. Mbah Doel, meski sudah memilih pensiun sebagai pengrajin barang-barang dalam menyambut Imlek, pihaknya kerap didatangi tetangga hingga orang dari luar kota untuk membuatkan liong mini.
"Tidak hanya sekali yang datang, tapi banyak orang yang datang dan meminta saya untuk membuatkan liong terakhir. Jika tidak salah, awal Januari lalu ada yang mendatangi saya dan meminta dibuatkan liong untuk anaknya sepanjang tiga meter. Tapi saya menolak karena memang sudah tidak kuat lagi," terang dia.
Mbah doel mengaku dalam membuat liong ataupun topeng barongsai lebih mengunggulkan kualitas bukan kuantitas. Sehingga setahun sekali saat perayaan Imlek, dirinya hanya menerima pesanan empat hingga lima pesanan.
Baca Juga: 10 Tahun Bersihkan Klenteng Jelang Imlek, Jhony: Ini Panggilan Hati Saya
"Saat Imlek tahun-tahun sebelumnya, pesanan yang banyak diminta berupa liong. Ada yang dua meter, tiga meter dan lima meter. Saya tak pernah menerima pesanan banyak karena memang kualitas yang saya unggulkan," ungkap dia.
Mbah Doel, meski lama merespon pertanyaan wartawan, dia menjelaskan pembuatan liong menggunakan kain yang cukup tebal. Ditanyai jenis kain yang dipakai, dirinya sulit mengingat dan hanya menyebut memang kualitas kain yang utama saat membuat hewan berbentuk ular tersebut.
Menjadi pengrajin liong dan topeng Barongsai, pendiri kelompok Isakuiki ini tak terlihat memajang hasil karyanya. Hanya potongan berita hingga piagam penghargaan yang dia pajang di ruang tamu yang juga ruang Mbah Doel dan istrinya beristirahat.
"Saya dulu itu menyimpan hasil liong buatan saya yang dianggap paling bagus. Sebenarnya saya simpan di ruang sebelah (kamar lain). Jadi liong sendiri berukuran panjang enam meter dengan warna merah corak kuning yang mengkilap. Tapi karena ada seorang anak yang main ke rumah dan melihat liong tersebut, orang tua meminta untuk membeli. Namun saya beritahu bahwa liong itu tak dijual dan menjadi sebuah penghargaan sekaligus hasil terbaik yang pernah saya buat untuk pajangan," katanya.
Mbah Doel melanjutkan, karena tak dijual dan anak tersebut merengek harus mendapatkan liong buatannya, orang tua anak mengaku bahwa sang anak malah jatuh sakit setelah kepulangan dari rumah Mbah Doel. Tak ada yang memastikan apa penyebab sakitnya, namun sang anak kerap mengigau soal liong yang pernah dia lihat di rumah kakek dengan delapan cucu ini.
"Saya cukup kaget dengan cerita orang tua anak ini. Karena liong, anak ini sampai jatuh sakit, jadi dia mengalami tubuh panas dan tak kunjung sembuh. Karena saya kasihan dan ingin menyembuhkan anak itu, akhirnya saya ikhlaskan. Memang sedikit berat, namun itu untuk kebaikan anak tersebut," kenangnya.
- 1
- 2
Berita Terkait
Tag
Terpopuler
- Ogah Ikut Demo Besar-besaran Ojol di Jakarta 20 Mei, KBDJ: Kami Tetap Narik Cari Rezeki!
- 10 Mobil Bekas di Bawah Rp100 Jutaan: Kabin Lapang, Keluaran Tahun Tinggi
- 8 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Vitamin C, Ampuh Hilangkan Noda Hitam
- 7 Sunscreen Mengandung Salicylic Acid, Ampuh Atasi Jerawat dan Kulit Berminyak
- Kritik Suporter PSS ke Manajeman Viral, Bupati Sleman: Ya Harus segera Berbenah
Pilihan
-
Harga Emas Antam Naik Turun, Hari Ini Dibanderol Rp 1.894.000/Gram
-
Termasuk Lawan Montenegro, Ini Jadwal Timnas Indonesia di Piala Dunia Sepak Bola Mini
-
Hati-hati Timnas Indonesia, Alex Pastoor Masuk Daftar Calon Pelatih Ajax Amsterdam
-
Honda Cari Bibit Pembalap Muda di Ajang HDC
-
Profil Pemilik Rupiah Cepat, Pinjol Viral yang Disorot Publik Ternyata Dikuasai Asing
Terkini
-
Klaim Sekarang! Saldo DANA Kaget Jadi Simbol Solidaritas Digital: Berbagi Rezeki Receh di Masa Sulit
-
Ini Biang Kerok Keracunan Makanan Bergizi Gratis Menurut Badan Gizi Nasional
-
Makan Bergizi Gratis Tanpa APBN? Ini Rahasia 1351 Dapur Umum di Seluruh Indonesia
-
Sebanyak 14 SPPG BUMDes di DIY Diluncurkan, Ekosistem Ekonomi Lokal Makin Dikuatkan
-
Jangan Skip Ini Bocoran Tempat Berburu DANA Kaget yang Terbukti Ampuh Dapatkan Saldo Rp100 Ribu