SuaraJogja.id - Rencana pembangunan Plaza Kuliner sebagai tempat relokasi pedagang Pantai Glagah di Kabupaten Kulonprogo mendapat penolakan dari Paguyuban Pondok Laguna Wisata Pantai Glagah.
Sekretaris Paguyuban Pondok Laguna Wisata Pantai Glagah Mujiyono, Rabu (29/1/2020), mengatakan pembangunan Plaza Kuliner tidak sesuai dengan estetika wisata, ekonomi produktif warga sekitar dan membatasi kreativitas warga.
"Kami menolak pembangunan Plaza Kuliner, dan relokasi sementara hanya akan menghamburkan uang negara, baik yang bersumber dari APBD maupun bantuan dana alokasi khusus (DAK)," kata Mujiyono seperti dikutip dari Antara.
Ia juga mengatakan Paguyuban Pondok Laguna Wisata Pantai Glagah memberikan mosi tidak percaya kepada Kepala Dinas Pariwisata dan Dinas Pertanahan dan Tata Ruang atas kebijakan penataan kawasan Pantai Glagah.
Baca Juga: Mulai Senin Tak Ada Desa di Kulonprogo, Ini Sebabnya
Ia mengatakan berdasarkan rapat kerja anggota Paguyuban Pondok Laguna Wisata Pantai Glagah pada 17 Januari 2020, menghasilkan beberapa keputusan, di antaranya mosi tidak percaya kepada Kepala Dinas Pariwisata dan Dinas Pertanahan dan Tata Ruang.
Hasil rapat anggota juga menolak rencana induk dan rencana detail teknis pembangunan kawasan wisata Pantai Glagah yang dalam perencanaannya tidak melibatkan pelaku wisata dan warga sekitar.
"Dua dinas tersebut menciderai hati pelaku wisata Pantai Glagah, dan tidak pernah melibatkan kami dalam rencana penataan kawasan Pantai Glagah," terangnya.
Sebelumnya, Ketua Komisi IV DPRD Kulonprogo Istana mengatakan lokasi bangunan relokasi pedagang Pantai Glagah tidak memperhitungkan kondisi alam dan kondisi lingkungan, sehingga menjadi tidak menarik dan bagi pedagang sangat memberatkan, sehingga harus dicarikan solusinya.
Saat berdiskusi dengan pedagang, bahwa mereka tidak pernah diajak bicara oleh Dinas Pariwisata tentang bagaimana konsep penataan atau bagaimana memanfaatkan ruang agar lebih efektif dan mendukung wisatawan lebih nyaman.
Baca Juga: Jasa Panen Padi Menggunakan Mesin Potong Modern di Kulonprogo
"Ini sama sekali kurang komunikasi antara pedagang dan pelaku wisata, dengan Dinas Pariwisata," katanya.
Istana mengatakan sebuah kebijakan harus ada komunikasi yang menyeluruh, yang terpadu dengan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya. Pedagang menjadi bagian penting untuk diajak bicara, kalau pedagang ditinggalkan dan tiba-tiba diberikan tawaran seperti ini tanpa komunikasi yang intensif, maka akan menimbulkan permasalahan baru.
"Kami ke Glagah ini dalam rangka mengoptimalkan objek wisata Pantai Glagah yang terkenal sejak dulu menjadi sebuah kawasan yang memberi penghidupan bagi warga Kulonprogo. Untuk itu perlu adanya pembenahan-pembenahan secara menyeluruh," katanya.
Berita Terkait
-
Sebanyak 109.105 Mobil Melintas di Tol Solo - Yogyakarta - YIA
-
Nenek Pengemis di Kulonprogo Pukul Mobil karena Tak Beri Uang, Polisi Turun Tangan!
-
Libur Nataru Pakai Mobil Pribadi Tujuan Jawa Tengah: Simak Jalur Tol Fungsional Ini, Jadi Alternatif Atasi Kemacetan
-
Kulonprogo Disebut Daerah Transit dan Tujuan Perdagangan Orang, Benarkah?
-
Daya Tarik Wisata Kalibiru Yogyakarta, Nikmati Senja dari Atas Pohon Pinus
Terpopuler
- Profil dan Agama Medina Dina, Akan Pindah Agama Demi Nikahi Gading Marteen?
- Ngaku SMA di Singapura, Cuitan Lawas Chilli Pari Sebut Gibran Cuma SMA di Solo: Itulah Fufufafa..
- Baim Wong Terluka Hatinya, Olla Ramlan Maju Senggol Paula Verhoeven: Ego Laki Jangan Disentil Terus
- Rumah Baru Sarwendah Tersambar Petir
- Beda Kekayaan AKP Dadang Iskandar vs AKP Ryanto Ulil di Kasus Polisi Tembak Polisi
Pilihan
Terkini
-
Hadapi Musim Penghujan, BPBD Sleman Pastikan EWS Banjir Lahar Gunung Merapi Berfungsi Normal
-
Skandal Video Asusila Guncang Gunungkidul, Polisi Dalami Keterlibatan Pemeran
-
Optimis Usai Nyoblos Pilkada Sleman 2024, Harda Kiswaya: Target Kami Menang
-
Nyoblos Bareng Keluarga, Kustini Sri Purnomo Optimis Menang Pilkada Sleman 2024
-
Pelayanan Ramah CS BRI untuk Nasabah Disabilitas Viral di Media Sosial, Tuai Pujian Publik