SuaraJogja.id - Gunung Merapi tercatat mengalami gempa guguran sebanyak lima kali selama periode pengamatan pada Sabtu (1/2/2020) mulai pukul 00.00 sampai 12.00 WIB. Hal tersebut disampaikan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Sabtu.
Melalui keterangan resminya, Kepala BPPTKG Hanik Humaida, menyebutkan, selain gempa guguran, pada periode pengamatan itu juga tercatat tiga kali gempa hembusan, satu kali gempa low frekuensi, dan satu kali gempa vulkanik dangkal.
Menurut laporan aktivitas Gunung Merapi periode 24 hingga 30 Januari 2020, cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari, sementara di siang hingga sore hari dominan berkabut.
Berdasarkan penjelasan Hanik, kegempaan Gunung Merapi dalam minggu ini tercatat sebanyak 13 kali gempa hembusan (DG), satu kali gempa Vulkanik Dalam (VTA), dua kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 22 kali gempa Fase Banyak (MP), 38 kali gempa Guguran (RF), 12 kali gempa Low Freuensi (LF), dan 10 kali gempa Tektonik (TT).
Baca Juga: Catat! 9 Pedoman WHO untuk Melindungi Diri dari Ancaman Virus Corona
Dari data tersebut, diberitakan ANTARA, kegempaan MP dan RF pada minggu ini lebih tinggi dibandingkan minggu lalu.
Sementara itu, analisis morfologi area kawah Gunung Merapi berdasarkan foto dari sektor Tenggara juga tidak menunjukkan adanya perubahan morfologi yang signifikan. Selain itu, volume kubah lava berdasarkan analisis foto udara dengan drone tanggal 19 November 2019 sebesar 396.000 meter kubik.
"Kubah lava saat ini dalam kondisi stabil," terang Hanik.
Ia menambahkan, pada minggu ini terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi, dengan curah hujan tertinggi 35 mm per jam selama 40 menit di Pos Jrakah pada 25 Januari 2020. Sementara itu, tidak dilaporkan terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.
BPPTKG sampai saat ini masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level II atau Waspada. Untuk sementara pihaknya juga tidak merekomendasikan kegiatan pendakian kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian yang berkaitan dengan mitigasi bencana.
Baca Juga: Ditolak Warga, Panglima Beberkan Alasan Karantina WNI dari China di Natuna
Pihaknya pun mengimbau warga supaya tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi.
Terkait potensi guguran lava dan awan panas yang dapat menimbulkan hujan abu, masyarakat di sekitar Gunung Merapi diminta untuk mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik.
Di samping itu, masyarakat juga diperingatkan supaya tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah atau menanyakan informasi langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi, media sosial BPPTKG, atau ke kantor BPPTKG.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Tempat Netral yang Lebih Cocok Jadi Tuan Rumah Round 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- Drawing Round 4 Kualifikasi Piala Dunia: Timnas Indonesia Masuk Pot 3, Siapa Lawannya?
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Murah Berdesain Mewah: Harga Mulai Rp 60 Jutaan
- Striker Langganan STY Tak Dipanggil Patrick Kluiver Berakhir Main Tarkam
- 5 Mobil Bekas buat Touring: Nyaman Dalam Kabin Lapang, Tangguh Bawa Banyak Orang
Pilihan
-
Timnas Indonesia Dilumat Jepang, Media Korsel: Penak Jaman STY Toh?
-
Update Ranking FIFA Timnas Indonesia, Turun Usai Dibantai Jepang!
-
4 Motor Baru QJMotor Meluncur Sekaligus Minggu Ini di Indonesia, Ada Pesaing Yamaha Aerox?
-
Eksklusif dari Jepang: Tifo Suporter Timnas Indonesia Banjir Tepuk Tangan
-
Perang Harga Mobil di China, Geely Ungkit Kasus Tangki Bensin Bermasalah BYD
Terkini
-
Dikritik Seknas Fitra, Jogja Usulkan Pengembangan Empat Kampung Nelayan Merah Putih
-
Helm Jatuh Picu Tabrakan di Sleman, Ini Tips Aman Berkendara di Situasi Ramai
-
BSU Efektif Dongkrak Ekonomi? Ekonom UGM Ungkap Fakta Mengejutkan Soal Dampak Jangka Panjang
-
PSIM Liga 1, Sultan Izinkan Stadion Maguwoharjo jadi Homebase
-
Sidang Ijazah Palsu Jokowi: Mediasi Berjalan, UGM Tolak Mentah-Mentah Serahkan Ijazah?