Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Muhammad Ilham Baktora
Minggu, 09 Februari 2020 | 17:15 WIB
Korban pohon ambruk di Jalan Wates KM 4, Gamping, Sleman, Endi Yogananta, memberi keterangan kepada wartawan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, Minggu (9/2/2020). - (Suara.com/Baktora)

SuaraJogja.id - Sebuah kejadian nahas dialami pasangan suami istri (pasutri) muda kala sebatang pohon sonokeling ambruk di Jalan Wates KM 4, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Rabu (5/2/2020). Tak hanya tertimpa pohon, pasutri yang diketahui bernama Endi Yogananta (26) dan Israni Silvia Sujarman (25) itu juga harus kehilangan calon anaknya yang tengah berusia 8 bulan di dalam kandungan.

Ditemui SuaraJogja.id di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, Minggu (9/2/2020), Endi membeberkan kejadian pada pukul 22.30 WIB tersebut. Kala itu dirinya tengah melintas di Jalan Wates dan berhenti di APILL simpang empat Pelemgurih.

"Kejadiannya cepat sekali, saat berhenti di lampu merah itu saya memang melihat akar pohon tersebut terangkat. Namun dalam sekejap pohon ambruk, saya tidak sempat menghindar dan menimpa kami berdua," ungkap Endi.

Pohon berdiameter 60 sentimeter dengan tinggi 10 meter tersebut tak hanya menimpa pasutri Endi dan Silvi. Terdapat lima pengendara motor lainnya yang mengalami hal serupa. Namun, bagi Endi dan Silvi, peristiwa tersebut menjadi ujian yang cukup berat. Pasalnya, calon anak yang telah berusia 8 bulan dalam kandungan Silvi meninggal dunia.

Baca Juga: Jeritan Pilu Karen Idol Saat Putrinya Dimakamkan: Anakku Anakku!

"Istri saya tengah hamil 8 bulan. Saat tertimpa, istri mengatakan sakit. Saya yang tidak tertimpa, langsung menolong istri dan mengangkat dari jalanan. Saya juga dibantu warga sekitar karena posisi istri saya terkepung dahan dan ranting pohon," katanya.

Saat itu juga para korban dilarikan ke RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, termasuk Silvi. Endi menambahkan, pihak rumah sakit langsung melakukan persalinan karena khawatir dengan kondisi sang bayi.

"Saat tertimpa ada pendarahan [istri], sehingga dokter langsung melakukan persalinan. Langkah dokter tersebut sempat membuat saya lega karena bayi saya diprediksi masih ada kesempatan hidup. Menurut dokter, ada sedikit napas dari bayi yang menjadi harapan saya untuk memiliki anak pertama," ungkap Endi.

Usai persalinan dengan jalan operasi sesar, Kamis (6/2/2020), bayi dimasukkan ke dalam inkubator untuk mendapat perawatan intensif. Namun, harapan Endi untuk memiliki anak pertama pupus, setelah dokter meminta izin kepada dia untuk melepas selang yang menempel pada bayi.

"Pukul 06.00 WIB, saya dipanggil dokter. Mereka meminta izin untuk melepas selang pada dirinya. Kata dokter kemungkinan hidup sudah sangat kecil. Saat itu juga saya memberi izin dan bayi sudah dinyatakan meninggal," kata Endi dengan nada kecewa.

Baca Juga: Tol Jogja-Solo Lewati Ring Road Utara, Begini Nasib Hartono Mall

Pihaknya melanjutkan, bayi yang telah diberi nama Pradibta Kenzo Yoshfia itu didiagnosis mendapat benturan di bagian kepala. Di sisi lain, karena istri mengalami pendarahan, sang bayi diduga juga meminum darah. Endi mengatakan, pihaknya pun langsung memakamkan bayinya pada hari itu juga.

Load More