SuaraJogja.id - Memberdayakan lingkungan tempat tinggal perlu dilakukan oleh berbagai pihak dalam suatu kawasan. Di samping pemerintah setempat, warga yang bersinggungan langsung dengan tempat tinggalnya memiliki peranan penting.
Seperti yang terjadi di Kampung Mrican, Kelurahan Giwangan, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta, lokasi yang sebelumnya merupakan tempat kumuh dan tak terurus itu, saat ini telah disulap menjadi tempat wisata dengan budi daya ikan nila di aliran irigasi masyarakat setempat.
Salah seorang warga yang juga pengurus komunitas Bendhung Lepen, Andi Nur Wijanarko, menerangkan, kawasan tersebut mulai dibenahi pada 10 Februari 2019.
"Sebelumnya memang ini kawasan kumuh. Nah ada aliran irigasi yang dibuat masyarakat untuk mengairi sawah di wilayah Bantul. Karena melewati kampung kami dan banyak sampah hingga sungai menjadi kotor, akhirnya kelompok pemuda yakni karangtaruna Mrican Youth membuat komunitas Bendhung Lepen, yang bergerak untuk menangani masalah irigasi itu," jelas Andi saat ditemui SuaraJoga.id di kampung setempat, Minggu (9/2/2020).
Baca Juga: Jack Grealish Siap Terima Pinangan Manchester United pada Musim Panas 2020
Andi menjelaskan, irigasi yang berada di dekat bendungan aliran Kali Gajah Wong itu memiliki panjang 50 meter. Sebanyak empat penyaringan dibuat untuk menahan sampah yang mengalir dari Kali Gajah Wong.
"Irigasi ini mengambil air dari kali itu [Gajah Wong]. Jadi tak dipungkiri jika sampah dari sungai akan masuk ke irigasi atau sungai di kampung kami. Nah melihat sebelumnya banyak sampah, kami berinisiatif untuk membersihkan. Intinya kami ingin mengubah kawasan yang dulunya tak terurus bisa bermanfaat untuk masyarakat Mrican," katanya.
Pembersihan sendiri dilakukan hampir tiap hari. Secara bergantian pemuda membersihkan sampah yang terjaring di beberapa penyaringan, sehingga keadaan sungai lebih bersih.
Andi menuturkan, sebelumnya sungai terlihat cokelat lantaran lumpur dan minyak mengalir di sepanjang irigasi tersebut. Bahkan saat inisiasi itu dimulai, Andi mengaku, jumlah lumpur tersebut mencapai 50 sentimeter dari dasar irigasi.
"Tiap hari kami bersihkan, bahkan musim hujan seperti sekarang jumlah sampah dari aliran sungai lebih deras. Sampah juga banyak yang mengalir. Jadi kami membersihkannya lebih sering, sehari bisa empat hingga lima kali," jelasnya.
Baca Juga: Dicurigai Singapura Suspect Corona, Enam Warga Batam Diisolasi di Rumahnya
Tak berhenti di pembersihan irigasi, warga juga sengaja menebar benih ikan nila yang berfungsi untuk membuat hidup habitat sungai seperti pada umumnya.
Berita Terkait
-
10 Rekomendasi Tempat Wisata Murah di Jogja untuk Liburan Natal 2024
-
Candi Sojiwan, Candi Bercorak Buddha yang Tersembunyi di Prambanan
-
Pantai Sedahan, Panorama Pantai dengan Dua Bukit Hijau Mempesona di Jogja
-
Warga Jogjakarta Larung Poster Wajah Ade Armando ke Kali Gajah Wong Buntut Blunder soal Politik Dinasti DIY
-
Berkunjung ke La Li Sa Farmers Village, Destinasi Wisata Jogja Rasa Eropa
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- 10 HP Midrange Terkencang Versi AnTuTu Maret 2025: Xiaomi Nomor 1, Dimensity Unggul
- 6 Rekomendasi Parfum Indomaret Wangi Mewah Harga Murah
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
Pilihan
-
Hasil BRI Liga 1: Comeback Sempurna, Persib Bandung Diambang Juara
-
RESMI! Stadion Bertuah Timnas Indonesia Ini Jadi Venue Piala AFF U-23 2025
-
Jenazah Anak Kami Tak Bisa Pulang: Jerit Keluarga Ikhwan Warga Bekasi yang Tewas di Kamboja
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan NFC Terbaik April 2025, Praktis dan Multifungsi
-
LAGA SERU! Link Live Streaming Manchester United vs Lyon dan Prediksi Susunan Pemain
Terkini
-
Kisah Udin Si Tukang Cukur di Bawah Beringin Alun-Alun Utara: Rezeki Tak Pernah Salah Alamat
-
Dari Batu Akik hingga Go Internasional: Kisah UMKM Perempuan Ini Dibantu BRI
-
Pertegas Gerakan Merdeka Sampah, Pemkot Jogja Bakal Siapkan Satu Gerobak Tiap RW
-
Lagi-lagi Lurah di Sleman Tersandung Kasus Mafia Tanah, Sri Sultan HB X Sebut Tak Pernah Beri Izin
-
Rendang Hajatan Jadi Petaka di Klaten, Ahli Pangan UGM Bongkar Masalah Utama di Dapur Selamatan