Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Muhammad Ilham Baktora
Senin, 10 Februari 2020 | 14:57 WIB
Mantan Preman asal Semarang, Pri Anggono (kiri), menghapus tato peserta hapus tato tanpa syarat di warung Kongsuu, Dusun Pringgen, Desa Widodomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Senin (10/2/2020). - (Suara.com/Baktora)

"Baberapa layanan hapus tato gratis memang ada yang punya syarat khusus seperti menghafal surat atau membaca Al-qur'an, tapi layanan yang saya buka ini tak ada syarat seperti itu, silakan bagi siapa pun yang berkenan menghapus tato datang ke lokasi kami," ungkapnya.

Pri menerangkan bahwa layanan tersebut tak dipungut biaya. Namun, di salah satu sudut lokasi hapus tato terdapat kotak infak. Peserta bisa menyedekahkan sedikit hartanya lewat kotak tersebut.

"Saya juga mengajak masyarakat bahwa rezeki manusia itu tak sepenuhnya milik mereka. Ada rezeki lain yang harus diberikan kepada sesama manusia lewat cara sedekah. Nantinya, uang yang terkumpul akan dimanfaatkan untuk anak-anak panti asuhan Darul Qolbu," terang Pri.

Salah seorang peserta asal Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Wawan Prianto (40), mengungkapkan alasan dia memilih menghapus tato, yaitu karena malu. Di sisi lain, anaknya juga meminta dia untuk membersihkan tato yang dia miliki.

"Setelah lulus SMA saya sudah buat tato di lengan kanan dan tangan kiri. Dulu itu tertarik pakai tato karena pandangan orang bertato itu seperti jagoan, tapi karena sudah tua dan ingat punya anak, saya ingin menghapus tato. Itu juga karena anak yang meminta dan memberi info hapus tato gratis ini," kata dia.

Wawan berpesan kepada anak muda untuk memikirkan matang-matang jika ingin membuat tato di tubuhnya supaya ketika menginjak usia tua tak akan muncul rasa sesal seperti dirinya.

Load More