SuaraJogja.id - Orangtua Ryan Haryanto (15), Agus Susanto, salah satu korban meninggal tragedi prank ulang tahun Underpass Kulur, mengaku tidak akan meneruskan kasus kematian anaknya ke jalur hukum. Ia mengaku ikhlas dengan kematian anaknya.
"Tidak, tidak (jalur hukum) saya sudah maafkan teman-teman anak saya. Saya sudah ikhlas,"tutur Agus susanto, Minggu (23/2/2020) ketika dikonfirmasi.
Agus mengaku teman-teman anaknya dan juga orangtuanya sudah mendatanginya. Mereka meminta maaf atas peristiwa yang terjadi tersebut. Sehingga ia memutuskan tidak akan melanjutkan kejadian ini ke proses hukum.
Agus lantas menceritakan awal mula mengetahui jika anaknya tenggelam di underpass Kulur. Saat itu, ia baru di dalam rumah tiba-tiba ada anak kecil yang mengetuk rumahnya dan memberitahukan jika anaknya, Ryan tenggelam di Underpass Kulur.
"Perasaan saya langsung tidak enak. Dalam bayangan saya, kalau tenggelam itu pasti sudah tidak ada (meninggal)," kenangnya.
Jarak antara rumahnya dengan underpass Kulur sekitar 2 kilometer dan dalam perjalanan perasaan tak karuan ada di benaknya. Dan ketika sampai di underpass, saat itu Tegar sudah ditemukan namun meninggal dunia. Sementara anaknya Ryan belum diketemukan.
Tidak ada firasat khusus sebelum anaknya meninggal. Agus mengaku terakhir bertemu dengan Ryan pagi sekitar pukul 09.00 WIB. Saat itu anaknya Ryan minta dibelikan onderdil sepeda motor karena sudah ada yang rusak.
"Motor Ryan kan sering saya pakai untuk kerja. Kemarin dia pesen minta onderdil untuk motornya, terus saya janji nanti kalau pulang tak beliin," tuturnya.
Tak hanya itu, pagi itu Ryan juga membantu ibunya mencuci baju dan sekaligus menjemurnya. Padahal biasanya sama sekali tak pernah membantu ibunya mencuci, karena mencuci bajunya sendiri saja tidak pernah.
Baca Juga: Berhenti di Lampu Merah, 3 Mobil Kecelakaan Beruntun di Kulonprogo
Hari itu, keluarga memang menyiapkan pesta ulang tahun kecil-kecilan dan akan mengundang teman-teman Ryan. Pesta ulang tahun itu sebenarnya bukan keinginan Ryan melainkan keinginan ibunya sendiri.
"Padahal ibunya tidak pernah seperti itu. Bahkan ibunya sering lupa kalau pas tanggal ulang tahun Ryan. Anehnya, ulang tahun kali ini ibunya ingin masak-masak dan mengundang teman-teman Ryan,"cerita Agus.
Walau keluarga korban tak ingin melanjutkan ke jalur hukum, aparat kepolisian akan tetap melakukan penyelidikan terhadap meninggalnya dua pelajar Kulonprogo di underpass Kulur Kulonprogo, Sabtu (22/2/2020) kemarin. Karena hal tersebut sudah menjadi kewajiban kepolisian ketika ada peristiwa yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa.
Kabid Humas Polda DIY, Kombes Pol Yulianto mengatakan polisi tengah melakukan penyelidikan terkait peristiwa meninggalnya dua orang anak di underpass Kulur. Namun sampai sejauh mana proses penyelidikan tersebut, pihaknya belum mendapatkan laporan dari Polres Kulonprogo.
"Pasti ada penyelidikan. Sejauh mana, saya tunggu update dari Kulonprogo," tuturnya.
Anggota Dewan minta Underpass Kulur Ditutup
Underpass Kulur sampai saat ini memang menjadi pekerjaan rumah besar Pemerintah Kulonprogo. Sebab berdasarkan keterangan warga sekitar, underpass Kulur selalu tergenang setiap musim penghujan tiba. Sejak 10 tahun lalu underpass ini dibangun, belum ada solusi konkrit dari pemerintah untuk mengatasi genangan air di underpass tersebut.
"Tidak hanya ketika musim penghujan, musim kemarau kalau saluran air Kalibawang meluap, underpass ini juga tergenang," tutur Karno, warga sekitar.
Lelaki yang juga mengetahui peristiwa tenggelamnya dua anak Sabtu kemarin ini mengatakan pada saat peristiwa yang menewaskan dua anak tersebut, ada genangan air setinggi 3 meter. Genangan tersebut sudah ada sejak 3 minggu yang lalu dan belum diatasi oleh pemerintah.
Bahkan, akibat genangan yang tak kunjung surut tersebut, underpass yang berada di dekat Pasar Cikli, Kelurahan Kulur Kepanewonan Temon ini menjadi destinasi wisata musiman. Dan untuk mencegah jatuh korban, warga sekitar sudah melarang agar pengunjung tidak mandi di underpass tersebut.
"Sebenarnya sudah ada larangan. Tetapi sering pada ngeyel," tambahnya.
Tewasnya dua pelajar di underpass Kulur nyatanya juga mendapat perhatian dari Komisi III DPRD Kabupaten Kulonprogo. Mereka meminta kepada pemerintah Kabupaten untuk bergerak cepat menyelesaikan persoalan underpass Kulur sebelum jatuh korban jiwa bertambah.
Ketika mengunjungi underpass Kulur, Minggu (23/2/2020), para anggota legislator ini menyoroti sejumlah hal dan meminta kepada pemerintah Kabupaten segera melakukan perbaikan di bawah koordinasi Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral (DPUESDM) DIY.
"Kami ingin kejelasan terkait penyelesaian jalan underpass Kulur. Jangan sampai ada korban jiwa lagi," tutur Ketua Komisi III DPRD Kulonprogo, Nur Eny Rahayu di sela kunjungan ke underpass Kulur, Minggu (23/2/2020).
Menurutnya, tindakan jangka pendek untuk mengatasi permasalahan underpass Kulur adalah perlu adanya tindak lanjut pengamanan. Tindakan cepat perlu dilakukan supaya tidak memakan korban jiwa seperti peristiwa Sabtu (22/2/2020) kemarin.
Jika DPUPESDM DIY tidak ada tindaklanjut, maka pihaknya menyarankan DPUPKP Kulonprogo untuk segera bertindak. Dinas tersebut dapat menggunakan anggaran biaya tidak terduga (BTT). Biaya tak terduga tersebut sebenarnya untuk mengatasi persoalan kebencanaan.
"Harus segera, bisa gunakan BTT yang ada," tambahnya.
Ia juga meminta DPUPESDM DIY mengevaluasi kembali pipa yang ada di penampungan air yang digunakan untuk mengalirkan air keluar underpass. Seharusnya menggunakan pipa berdiameter 12 inci yang mampu mengalirkan air lebih banyak lagi.
Dari laporan warga, lanjutnya, ternyata saluran yang digunakan untuk menampung air setelah disedot dari underpass saat ini lebih rendah sehingga air yang dipompa kembali lagi. Seharusnya saluran tersebut letaknya lebih tinggi di sekitar rumah pompa.
"Untuk pompa air harus diganti yang besar kapasitasnya. Listriknya juga dinaikkan, paling tidak 43.000 Watt," kata Eny.
Wakil Ketua Komisi III DPRD Kulonprogo Yuli Yantoro menambahkan, selama masih ada air maka akan membahayakan masyarakat. Untuk mengeringkan air di underpass Kulur membutuhkan biaya yang sangat tinggi. Oleh karenanya, pihaknya akan berkoordinasi dengan DPUPKP Kulonprogo mencari solusi.
"Kalau bisa underpass Kulur ditutup dulu dengan bambu supaya tidak digunakan masyarakat untuk mancing atau berenang," usulnya.
Kontributor : Julianto
Berita Terkait
Terpopuler
- Pratama Arhan dan Azizah Salsha Dikabarkan Rujuk, Ini Penjelasaan Pengadilan Agama Tigaraksa
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
- Buktinya Kuat, Pratama Arhan dan Azizah Salsha Rujuk?
Pilihan
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
-
Kunker Dihapus, Pensiun Jalan Terus: Cek Skema Lengkap Pendapatan Anggota DPR Terbaru!
-
Waktu Rujuk Hampir Habis! Jumat Minggu Depan Pratama Arhan Harus Ikrar Talak ke Azizah Salsha
-
Nadiem Makarim Jadi Menteri Ke-7 Era Jokowi yang Jadi Tersangka Korupsi, Siapa Aja Pendahulunya?
-
Jadwal dan Link Streaming Timnas Indonesia vs Taiwan Malam Ini di GBT
Terkini
-
Swiss-Belhotel Airport Yogyakarta Gelar Perlombaan Sepatu Roda Regional DIY-Jawa Tengah
-
Jogja Siap Bebas Sampah Sungai! 7 Penghadang Baru Segera Dipasang di 4 Sungai Strategis
-
Gunungan Bromo hingga Prajurit Perempuan Hadir, Ratusan Warga Ngalab Berkah Garebeg Maulud di Jogja
-
JPW Desak Polisi Segera Tangkap Pelaku Perusakan Sejumlah Pospol di Jogja
-
Berkah Long Weekend, Wisata Jip Merapi Kembali Melejit Meski Sempat Terimbas Isu Demonstrasi