Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Rabu, 04 Maret 2020 | 12:53 WIB
Kondisi jembatan di perumahan Jombor yang ambrol pascahujan deras di Sleman, Selasa (4/3/2020) - (SuaraJogja.id/Uli Febriarni)

SuaraJogja.id - Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Sleman, Selasa (3/3/2020), menyebabkan naiknya debit air di sejumlah sungai di wilayah setempat. Dampaknya, belasan rumah terendam dan jembatan ambrol.

Diungkapkan oleh anggota Tim Reaksi Cepat BPBD Sleman, Yulianto, hujan yang turun pada Selasa malam berdampak cukup besar ke beberapa titik di Sleman.

Dari pantauan tim, terdata 11 unit rumah di Perumahan Sendangadi Permai, Mlati terendam air setinggi lutut orang dewasa. Selain itu, talut setinggi dua meter retak di Gemawang, Sinduadi, mengancam musala yang ada di bawahnya, karena talut hanya berjarak 1,5 meter dari dinding musala tersebut.

"Untuk rumah terendam, kami sudah membersihkan area rumah yang kotor karena sisa air banjir," ujarnya, ditemui SuaraJogja.id di lokasi jembatan ambrol, Perumahan Jombor, Sinduadi, Mlati, Rabu (4/3/2020).

Baca Juga: Catatkan Rangking Tertinggi Sepanjang Karier, Anthony Belum Puas

Dampak lainnya, di area RT 6 RW 14, Gentan, Ngaglik ada dua unit mobil hanyut terbawa aliran air yang berada di jalan, menuju sungai. Mobil yang hanyut berjenis sedan hitam dan minibus putih.

"Mobil yang berwarna putih sudah bisa dievakuasi semalam. Sedangkan yang sedan hingga pukul 22.00 WIB tadi malam belum ditemukan," paparnya.

Yuli juga menyebut perihal jembatan ambrol, yang merupakan penghubung perumahan Jombor dengan Jalan Magelang. Ia menyatakan, pascapendataan, langkah berikutnya BPBD akan melakukan asessment dan laporan.

"Selanjutnya, BPBD berkoordinasi dengan pihak terkait, untuk penanganan selanjutnya," kata dia.

Warga Perumahan Jombor, Antonius, menjelaskan, ambrolnya jembatan yang berada di Jalan Majapahit Blok IV itu baru kali pertama terjadi. Jembatan ambrol semalam setelah diguyur hujan deras sekitar pukul 19.30 WIB.

Baca Juga: Shandy Aulia Nikmati Peran Jadi Ibu Baru

Melihat kejadian itu, warga sigap menutup jalan menggunakan lembaran seng dan batang bambu. Langkah itu sebagai bentuk antisipasi agar tidak terjadi sesuatu yang tak diinginkan, bila ada kendaraan bermotor melintas di jembatan itu.

"Jembatan ini milik warga, dibangun oleh pengembang perumahan. Untuk penanganan, sepertinya akan diurus pihak berwenang," ujarnya di ujung jembatan.

Ante --panggilannya-- menyebut jembatan sepanjang sekira 100 meter itu, selama ini menjadi jalan alternatif warga agar memotong jarak tempuh ke pasar dan sejumlah tempat lainnya, termasuk ke Jalan Magelang.

"Tapi sering juga dipakai banyak orang atau umum, untuk jalan cepat ke Jalan Magelang dan sejumlah tempat lainnya," ucapnya.

Pagi hingga siang ini, masih ada sejumlah orang yang berniat melewati jembatan tersebut, baik dari arah tepian Jalan Magelang menuju perumahan atau sebaliknya. Melihat jembatan ditutup, mereka selanjutnya berbalik arah dan tidak jadi melewati jembatan tersebut.

Tanda peringatan ditutupnya jembatan nampak dari adanya beberapa batang bambu beserta pita 'berwarna hitam kuning' dipasang di sebelah barat jembatan. Sedangkan di sebelah timur, jalan perumahan ditutup setengah badan jalan, menggunakan sebuah portal portabel dan marka tanda panah.

Kontributor : Uli Febriarni

Load More