SuaraJogja.id - Agenda pengajian akbar Hari Lahir (Harlah) Ke-94 Nahdlatul Ulama (NU) yang awalnya akan digelar pada tanggal 5 Maret 2020 di Masjid Gedhe Kauman Kota Jogja akhirnya dipindah, setelah sebelumnya menuai penolakan.
Melansir dari harianjogja.com, berikut kronologi penolakan Harlah NU ke-94 yang awalnya diagendakan di Masjid Gedhe Kauman.
1. Berdasarkan rapat tanggal 5 Februari 2020 ,pembentukan Panitia Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Yogyakarta menyepakati akan mengadakan acara Harlah NU pada tanggal 5 Maret 2020 di Masjid Gedhe Keraton dengan tujuan untuk dapat bersilaturahmi dengan pengurus dan warga Muhammadiyah.
2. PCNU Kota Jogja membuat surat permohonan ijin Resmi ke Pihak Kraton Jogja terkait peminjaman tempat (Masjid Gedhe Kagungan Dalem) dan pihak Keraton mengeluarkan izin tertulis tertanggal 12 Februari 2020 untuk acara tersebut dengan salah satu tembusanya diberikan kepada Takmir Masjid Gedhe Kraton atau yang sering dikenal Masjid Gedhe Kauman.
3. Bersamaan dengan surat pengajuan ijin kepada Kraton, tiga hari setelah izin keluar, PCNU Kota Jogja juga mengirimkan surat permohonan audiensi/silaturahmi kepada FUI Kota Jogja, Pengurus Muhammadiyah Kota Jogja, Takmir Masjid Gedhe Keraton dan Pengahageng Kawedanan.
4. PCNU Kota Jogja bersilaturahmi dengan pihak kepolisian terkait pengamanan dan pihak kepolisian menyatakan bersedia mengamankan acara tersebut dari awal hingga selesai.
5. Pada tanggal 19 Februari 2020 muncul penolakan acara Harlah NU Kota Jogja yang akan dilaksanakan di Masjid Gedhe Kraton di media sosial.
6. Tanggal 25 Februari 2020 Pengurus Muhammadiyah Kota Jogja menerima silaturahmi PCNU Kota Jogja. Dari pertemuan tersebut Pengurus Muhammadiyah mendukung acara Harlah NU Kota. Dalam acara tersebut pihak Pengurus Daerah Muhammadiyah (PDM) juga diberikan kesempatan untuk sambutan, namun ada masukan terkait Penceramah dimohon untuk dipertimbangkan kembali karena menuai kontroversi.
7. Tanggal 27 Februari 2020 Pemuda Muhammadiyah Kota Jogja mengirim surat ke Kantor Sekretariat PCNU Kota Jogja, tetapi dalam Surat tersebut tidak menuliskan kepada siapa. Dalam surat tersebut ada tujuh poin yang isinya meminta agar PCNU Kota Jogja untuk pindah ke lokasi lain, di dalam surat tersebut juga dituliskan Nahdlatul Ulama Kota Jogja dianggap tidak memiliki tata krama dan sikap tepo sliro kepada masyarakat Kauman yang mayoritas warga Muhammadiyah.
Baca Juga: Google Cloud Region Jakarta Diresmikan Semester Pertama 2020
8. Penolakan terhadap acara Harlah NU di Masjid Gedhe menyebar di media sosial. Spanduk-spanduk penolakan juga mulai nampak di beberapa titik di Kauman.
9. Tanggal 28 Februari 2020, ada surat pernyataan sikap dari warga kauman yang diwakili oleh empat RW (10, 11, 11, 13), yang intinya "Menolak dengan tegas atas penyelenggaraan Harlah Nahdlatul Ulama di Masjid Gedhe Kauman."
10. PCNU Kota Jogja bersilaturahmi dengan pihak Kraton dan hasilnya Pihak Kraton menimbang, untuk mengurangi segala bentuk potensi konflik, meminta pada PCNU Kota Jogja mengganti penceramah dan PCNU Kota menyetujui hal tersebut agar semua dapat berjalan lancar dan tertib. Pihak keraton berupayamenengahi kesalahpahaman keduanya dengan mengundang pihak PCNU Kota Jogja dengan PDM Kota Jogja, namun dari pihak PDM Kota Jogja baru bisa menjadwalkan pertemuan setelah tanggal 5 Maret 2020.
11. Tanggal 29 Februari 2020 GP Ansor dan Banser Kota Jogja melihat banyaknya kemungkinan konflik yang terjadi maka mencoba kembali menghubungi secara informal kepada Dispora Kota Jogja agar dipertemukan dengan Pemuda Muhammadiyah dan Kokam Kota Jogja dengan tujuan agar ada dialog untuk meredam hal-hal yang dapat menimbulkan konflik horisontal maupun vertikal, namun pihak Pemuda Muhammadiyah Kota Jogja menjawab baru bisa menjadwalkan pertemuan setelah tanggal 5 Maret 2020.
12. Tanggal 1 Maret 2020 di Pintu Gerbang Masjid Gedhe Kraton terbentang spanduk acara Tadarus Safari Akhbar yang dimulai badha maghrib yang akan dilaksanakan pada Tanggal 5 Maret 2020, tanggal dan jam yang sama dengan pelaksanaan Harlah NU Kota Jogja di Masjid Gedhe Kraton.
13. Di tanggal yang sama, PCNU Kota Jogja diterima bersilaturahmi dengan Takmir Masjid Gedhe Kraton, meski akhirnya tidak menemukan jalan tengah, hanya ada tawaran dari pihak Takmir untuk nonton bareng film "Jejak Langkah Dua Ulama". Namun pihak PCNU Kota Jogja tidak setuju karena PCNU Kota Yogyakarta menginginkan acara dikemas dengan pengajian. Hingga poin ini, belum ada titik terang.
Tag
Berita Terkait
-
Tak Dipulangkan, Intelektual NU: Jangan Matikan Impian Anak WNI Eks ISIS
-
Tolak WNI Eks ISIS Diabaikan, Intelektual NU: Mereka Bisa Rekrut Online
-
Buku Pelajaran Sebut NU Radikal, Disdik Surabaya: Sekarang Sudah Dicabut
-
Disdik Perintahkan Perobekan Halaman Buku Pelajaran yang Sebut NU Radikal
-
Innalillahi, Eks Sekjen NU KH Ahmad Bagja Meninggal Dunia
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
Terkini
-
BRI Perkuat Pemerataan Ekonomi Lewat AgenBRILink di Perbatasan, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik
-
Liburan Akhir Tahun di Jogja? Ini 5 Surga Mie Ayam yang Wajib Masuk Daftar Kulineranmu!
-
Jelang Libur Nataru, Pemkab Sleman Pastikan Stok dan Harga Pangan Masih Terkendali
-
Waduh! Ratusan Kilometer Jalan di Sleman Masih Rusak Ringan hingga Berat
-
Dishub Sleman Sikat Jip Wisata Merapi: 21 Armada Dilarang Angkut Turis Sebelum Diperbaiki