SuaraJogja.id - Selain menuntut pemerintah membatalkan pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Omnibus Law, aksi #GejayanMemanggil Jilid 2 diisi oleh berbagai hal unik. Kali ini aksi sejumlah mahasiswa yang melakukan moshing saat demo tengah berlangung pada Senin (9/3/2020) berhasil terekam kamera.
Lewat video yang diunggah ulang oleh @AhlulQohwah, tampak beberapa mahasiswa yang mengenakan almamater warna merah dan baju warna hitam saling membentur-benturkan diri diiringi dentuman lagu punk rock.
Melihat hal itu, beberapa warganet memberikan respons atas aksi tersebut. Salah satunya seperti diungkapkan oleh pengguna Twitter yang mengunggah video tersebut @AhlulQohwah.
"Ngene iki po ra mending neng lapangan wae? Po nyewo sawah sing bar panen?" tulis @AhlulQohwah.
Baca Juga: Gadis Bunuh Balita di Sawah Besar, Psikolog Duga Skizofrenia dan Psikopat
Kayak begini apa tidak lebih baik di lapangan saja? Atau sewa sawah yang habis panen? (-- red)
Belakangan diketahui bahwa aksi #GejayanMemanggil Jilid 2 memang mengundang beberapa musisi Yogyakarta untuk ikut andil. Salah satu yang diundang pada aksi tersebut adalah Rebelion Rose, band punk rock asal Yogyakarta.
"Ada Rebelion Rose sih gus itu. Musik-musiknya emang kalau manggung pada gitu, cuman ya salah tempat aja menurut saya," tutur pengguna Twitter @ekaannass.
"Comrades!!! Oy oy oy," balas @shbghdr.
Moshing atau kegiatan membentur-benturkan diri saat mendengar lagu bernuansa punk rock biasanya sering dilakukan pada konser band-band punk rock. Aksi demo #GejayanMemanggil Jilid 2 sendiri berlangsung tertib dan berakhir menjelang petang. Aksi yang dilakukan oleh mahasiswa dan elemen masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Bergerak itu menuntut RUU Omnibus Law dan RUU Ketahanan Keluarga digagalkan.
Baca Juga: Kapal Tim Survei Kecelakaan di Kalteng, Kunjungan Raja Belanda Tertunda?
Berita Terkait
-
Legislator NasDem Usul Perluas Tupoksi KPI dengan Omnibus Law UU Penyiaran hingga UU Pers, Kenapa?
-
Legislator PKB Wanti-wanti Soal Ide Omnibus Law UU Politik: Kita Punya Pengalaman Ciptaker Ditolak Besar-besaran
-
Soal Omnibus Law UU Politik, Formappi Ingatkan Baleg DPR: Jangan Cuma Gaya-gayaan
-
Soal Usulan Omnibus Law UU Politik dari Baleg DPR, Mendagri Tito Bakal Lapor ke Prabowo
-
Potret Para Buruh Demo di Patung Kuda Kawal Putusan MK soal Omnibus Law
Terpopuler
- Respons Sule Lihat Penampilan Baru Nathalie Tuai Pujian, Baim Wong Diminta Belajar
- Berkaca dari Shahnaz Haque, Berapa Biaya Kuliah S1 Kedokteran Universitas Indonesia?
- Pandji Pragiwaksono Ngakak Denny Sumargo Sebut 'Siri na Pace': Bayangin...
- Beda Penampilan Aurel Hermansyah dan Aaliyah Massaid di Ultah Ashanty, Mama Nur Bak Gadis Turki
- Jadi Anggota DPRD, Segini Harta Kekayaan Nisya Ahmad yang Tak Ada Seperempatnya dari Raffi Ahmad
Pilihan
-
Bakal Dicopot dari Dirut Garuda, Irfan Setiaputra: Siapa yang Dirubah Engga Tahu!
-
Pegawai Komdigi Manfaatkan Alat AIS Rp250 M untuk Lindungi Judol, Roy Suryo Duga Ada Menteri Ikut 'Bermain'
-
Trump Effect! Wall Street & Bursa Asia Menguat, IHSG Berpotensi Rebound
-
Baru Sebulan Jadi Bos NETV, Manoj Punjabi Mengundurkan Diri
-
Harga Emas Antam Meroket! Naik Rp14.000 per Gram Hari Ini
Terkini
-
Dari Sumur Bor hingga Distribusi Pupuk, Harda-Danang Siapkan Jurus Atasi Krisis Pertanian di Sleman
-
Jagung dan Kacang Ludes, Petani Bantul Kewalahan Hadapi Serangan Monyet
-
AI Ancam Lapangan Kerja?, Layanan Customer Experience justru Buat Peluang Baru
-
Dampak Kemenangan Donald Trump bagi Indonesia: Ancaman Ekonomi dan Tantangan Diplomasi
-
Pengawasan Miras di DIY sangat Lemah, Sosiolog UGM Tawarkan Solusi Ini