Scroll untuk membaca artikel
M Nurhadi | Mutiara Rizka Maulina
Kamis, 02 April 2020 | 16:50 WIB
Spanduk buatan warga yang sudah terpasang di salah satu pos ronda, Karangtengah Kidul RT 07, Margosari, Pengasih, Kulon Progo - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

Selain dampak ekonomi, Fauzan juga memperhatikan dampak psikologi yang mungkin dialami warga. Spanduk yang digunakan untuk melakukan karantina wilayah dinilai provokatif dan dapat menimbulkan kecemasan. 

"Kalimat yang digunakan horor, model penulisannya itu mencekam. Saya khawatir spanduk tersebut menambah kecemasan masyarakat," kata Fauzan. 

Menanggapi hal tersebut, pihaknya kemudian memberikan edukasi kepada warga agar mengganti spanduk yang lebih edukatif dengan memperhatikan estetika. Agar tidak menjadi sampah visual. 

Selanjutnya, mengenai beberapa UMKM yang mengalami penurunan produksi maupun penjualan, Fauzan mendorong mereka untuk memanfaatkan teknologi. Seperti membuat barcode produk, mendaftarakan ke google dan sebagainya. Serta mengenalkan semangat 'Jagoriko', yakni jajan tonggo nglarisi konco. 

Baca Juga: Rapat Paripurna, Pimpinan DPR Bahas Omnibus Law, Demokrat: Tunda Dulu Lah

Fauzan  juga menghimbau masyarakat untuk dapat mengakses informasi terkini melalui akun media sosial kecamatan Banguntapan. 

Pelayanan di Kecamatan Banguntapan masih berjalan normal, hanya saja penurunan kunjungan masyarakat terjadi hingga 60%. 

Load More