Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Mutiara Rizka Maulina
Senin, 06 April 2020 | 15:08 WIB
Ilustrasi seorang lelaki sedang bekerja menggunakan laptop dan ponsel (Shutterstock).

Ia juga belum menerima bayaran dari orang tua siswa lainnya. Bahkan, ia tidak mendapatkan kejelasan apakah les akan tetap berlanjut atau tidak.

"Sedih merasa tidak berguna, saat adak minta jajan," kata Sisma.

Ia mengaku memaklumi kondisi ini sebagai sebuah wabah internasional. Namun, ia juga merasa sedih karena tidak bisa memenuhi kebutuhan.

Sisma juga mengaku kewalahan memberikan pelajaran secara online kepada siswa. Di sekolah tempatnya mengajar, mayoritas siswa berasal dari keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah.

Baca Juga: Titi DJ dan Anji Yakin Musik Bisa Bantu Perangi Virus Corona

Untuk dapat mengakses aplikasi sekolah online, Sisma menilai, mereka kurang mampu, sehingga ia cukup kewalahan memilih metode penyampaian materi yang efektif. Terlebih, ada siswa yang menyampaikan protes karena merasa diberi terlalu banyak tugas. Sementara di sisi lain, Sisma masih harus memberikan laporan ke dinas terkait.

Load More