SuaraJogja.id - Gelombang pemudik yang datang dari kota atau kabupaten dengan kasus virus corona yang besar ditakutkan menjadi faktor penyebaran ke berbagai daerah di Indonesia.
Diam di rumah dan hanya keluar saat keadaan darurat adalah salah satu langkah yang disarankan oleh pemerintah agar penularan virus corona terputus di Indonesia.
Sayangnya, tidak semua bisa melakukan itu. Banyak masyarakat yang memilih pulang kampung, dengan alasan makin sulitnya kebutuhan ekonomi lantaran tidak bekerja di perantauan.
Akhirnya, desa dan kampung halaman mau tidak mau harus bersiap. Tidak ada yang berharap menularkan virus corona kepada kerabat, semua berharap sekeluarga tetap sehat. Tapi, kita tidak tahu, apakah kita membawa virus atau tidak.
Baca Juga: Kemnaker Distribusikan Alat Pencegahan Covid-19 Karya Balai Latihan Kerja
Uniknya, kesadaran ini menunjukkan kemabli sisi gotong royong masyarakat Indonesia, khususnya yang berada di dusun-dusun dan perkampungan.
Seperti yang diunggah oleh akun twitter @anangdianto pada Selasa (7/4/2020) pagi. Dalam keterangannya, ia menunjukkan kepedulian warga terhadap pemudik yang baru datang dari luar kota.
"Karantina di balai yg jauh dari pemukiman warga selama 14 hari. Sejauh ini sudah ada 3 orang. Logistik (sembako, gas, dan lain sebagainya) dibantu dari Pak Lurah. Tenan lho, rakyat indonesia itu nurut-nurut sama pemerintah terutama yang di dusun-dusun," tulisnya.
Anang Dianto menuturkan, aksi ini dilakukan oleh warga di salah satu dusun di Desa Sidomulyo, Bambanglipuro, Kabupaten Bantul.
"Bahagia banget lho liatnya, keresahan org seluruh dunia bernama COVID-19 itu sudah sampai dusunku. Diterima dan disadari warganya arif dan nrimo. Semua itu berkat andil yang besar dari RT, Kadus, Lurah, Camat & tokoh masyarakat. Merekalah "Pamong Praja" yg sesungguhnya!" ujar Anang.
Baca Juga: Kocak! Pria Ini Dikira Bikin Dalgona Coffee untuk Orang Sekampung
Unggahan ini mendapatkan berbagai respon dari warganet, salah satunya @aan_ yang mengapresiasi langkah yang diambil oleh dusun tersebut.
Berita Terkait
-
Tradisi Rewang: Tumbuhkan Sikap Gotong Royong di Era Gempuran Egosentris
-
Usai Ikut Pembekalan di Akmil, Gibran Blusukan ke Pasar Gotong Royong Magelang
-
Resmi! Tim PPK Ormawa Opening Program STARLING Guna Turunkan Risiko Stunting
-
Kompak! Mahasiswa Universitas Jambi dan Warga Legok Beraksi Goro Toga Tangkul
-
Pemudik Mulai Masuk Wilayah Jawa Tengah, Ini Skenario Urai Kemacetan di Exit Tol Pejagan
Terpopuler
- Ragnar Oratmangoen Akui Lebih Nyaman di Belanda Ketimbang Indonesia: Saya Tidak Menonjol saat...
- Meutya Hafid Copot Prabu Revolusi, Tunjuk Molly Prabawaty Jadi Plt Dirjen Kementerian Komdigi
- Ragnar Oratmangoen ke Media Belanda: Mimpi ke Piala Dunia itu...
- Segini Kekayaan Prabu Revolusi: Dicopot Meutya Hafid dari Komdigi, Ternyata Komisaris Kilang Pertamina
- dr. Oky Pratama Dituding Berkhianat, Nikita Mirzani: Lepasin Aja...
Pilihan
-
Apa Itu Swiss Stage di M6 Mobile Legends? Begini Sistem dan Eliminasinya
-
Bagaimana Jika Bumi Tidak Memiliki Atmosfer?
-
Dirut Baru Garuda Langsung Manut Prabowo! Harga Tiket Pesawat Resmi Turun
-
Pandji Pragiwaksono Sindir Sembako 'Bantuan Wapres Gibran' Pencitraan: Malah Branding Sendirian
-
Bansos Beras Berlanjut Hingga 2025, Siapa Saja yang Dapat?
Terkini
-
Dinsos PPPA Kulon Progo Bentuk Desa Ramah Perempuan dan Anak
-
Tak Persoalkan Sayembara Harun Masiku, Pukat UGM Justru Soroti Pekerjaan Rumah KPK
-
Lazismu Gelar Rakernas di Yogyakarta, Fokuskan Pada Inovasi Sosial dan Pembangunan Berkelanjutan
-
Tergiur Janji Jadi ASN di Dinas Pariwisata Gunungkidul, Warga Ponjong Malah Kehilangan Uang Rp80 Juta
-
Ini Hasil Identifikasi dari BKSDA Yogyakarta Soal Buaya yang Dievakuasi dari Tegalrejo