SuaraJogja.id - Tim dosen UGM membuat ventilator portable bagi pasien COVID-19. Prototipe alat ini dikembangkan bekerjasama dengan Toyota dan industri lokal di DIY serta RSUP dr Sardjito.
Pengembangan alat ini mendesak karena kebutuhan ventilator bagi pasien COVID-19 belum terpenuhi hingga kini. Sementara, Jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di Indonesia terus meningkat.
Padahal ventilator merupakan salah satu penyokong kehidupan pasien COVID-19. Alat ini membantu pasien bernapas secara mekanis karena paru-paru mereka tidak mampu untuk memompa udara yang keluar masuk.
“Kami baru menyempurnakan ventilator portabel yang praktis dan mudah digunakan dengan biaya pembuatan yang bisa dijangkau,” ungkap salah seorang anggota tim dosen UGM, Adhika Widyaparaga dalam wawancara via daring dengan wartawan, Selasa (7/4/2020).
Baca Juga: Gegara Corona, Mall di Gresik Sepi Pengunjung hingga Tutup Tenant
Menurut Adhika, pengembangan alat ini memang tidak mudah dilakukan. Sebab desain yang dibuat harus memenuhi standar kesehatan yang ditetapkan pemerintah. Alat tersebut juga harus aman saat dipakai pasien.
"Jangan sampai alat yang kita buat ternyata tidak bermanfaat atau malah berbahaya untuk dipakai," ujarnya.
Tim mengaku sangat berhati-hati dalam membuat ventilator dengan mempertimbangakan performa alat dan tingkat keamanan. Tim dosen akan terus memperbaiki fungsi monitoring pressure, flow, oxygen level, serta kemampuan untuk setting parameter pada flow, pressure serta respiratory rate.
“Karenanya kami bekerjasama dengan tenaga medis dalam pembuatan alat ini agar aman dipakai. Perlu presisi dan memiliki kecepatan respon yang layak. Teman-teman dokter di dalam tim kami menjadi rujukan untuk menilai kesiapan alat ini,” tandasnya.
Adhika menyebutkan, walau masih sebatas prototipe, ventilator tersebut bisa diaplikasikan dengan baik. Ia berharap bisa diproduksi lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan fasilitas layanan kesehatan masyarakat.
Baca Juga: Korpri Usul Pensiunan, Guru, Hingga ASN Golongan 1 dan 2 Tetap Dapat THR
Tim kerjasama berencana membuat tiga jenis ventilator yakni versi fully featured ventilator (high end), versi low cost dan versi ambu bag conversion.
Beberapa ventilator tanpa ambu bag dan versi ambu bag biaya pembuatannya sangat terjangkau sehingga bisa diproduksi dalam jumlah besar. Bahkan bisa dengan mudah diakses oleh puskesmas. Meski belum dipasarkan, tim sudah melakukan uji bersama tim dokter di RS Sardjito.
“Paling lambat dalam dua minggu ditargetkan sudah lengkap semua feature keamanan, sensor, dan mode sudah dikonfigurasi dan prototype ini bisa digunakan,” imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
-
Beda Kode Persneling Mobil Matic Honda Brio dan Toyota Agya, Ini Fungsinya
-
Trump Singgung Toyota Terlalu Nyaman Jualan Mobil di Amerika
-
Daftar Harga Mobil Hybrid Toyota Terbaru 2025
-
Suzuki Kian Terang-Terangan Beri Sinyal Kehadiran Suzuki Fronx di Indonesia
-
Petinggi Honda Terpaksa Mundur Karena Kedapatan Melakukan Perbuatan Tak Pantas
Terpopuler
- Pemilik Chery J6 Keluhkan Kualitas Mobil Baru dari China
- Profil dan Aset Murdaya Poo, Pemilik Pondok Indah Mall dengan Kekayaan Triliunan
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
Pilihan
-
Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
-
Solusi Pinjaman Tanpa BI Checking, Ini 12 Pinjaman Online dan Bank Rekomendasi
-
Solusi Aktivasi Fitur MFA ASN Digital BKN, ASN dan PPPK Merapat!
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB, Terbaik untuk April 2025
-
Gelombang Kejutan di Industri EV: Raja Motor Listrik Tersandung Skandal Tak Terduga
Terkini
-
Rahasia Pertemuan Prabowo-Mega Terungkap? Pengamat Ungkap Sinyal Penting di Balik Pintu Tertutup
-
Guru Besar UGM Dipecat karena Kekerasan Seksual: Polisi Belum Terima Laporan
-
Solusi Anti-Pesing Ala Jogja: Pampers Kuda untuk Andong Malioboro, Ini Kata Kusir
-
IHSG Masih Jeblok Jadi Momentum Berinvestasi? Simak Tips dari Dosen Ekonomi UGM
-
Jogja Hadapi Lonjakan Sampah Pasca Lebaran, Ini Strategi Pemkot Atasi Tumpukan