Lagu berikut ini merupakan lagu yang saya tulis untuk sebuah film yang rilis tahun 2015 dan film itu berjudul Surat dari Praha, film ini bercerita tentang mahasiswa yang tidak bisa pulang kembali ke Indonesia, di-exile pada tahun 1965.
Film ini begitu menginspirasi kami saat mengerjakannya. Kami melakukan riset sampai ke Praha dan bertemu mahasiswa-mahasiswa luar biasa yang tidak bisa kembali ke Indonesia.
Pada tahun 65, saat peristiwa itu, mereka mungkin masih berusia 20, 21, hingga 22 tahun. Waktu film ini dirilis, saya teringat Gus Dur, bagaimana Gus Dur merupakan bapak bangsa yang selalu berdiri di depan berbicara tentang kemanusiaan.
Saya mencoba untuk menerjemahkan versi saya dalam lagu ini sehingga menjadi sebuah film cinta. Lagu ini saya persembahkan buat semua, lagu ini bercerita tentang seorang tokoh dalam film Surat dari Praha yang bernama Jaya yang begitu rindu pada kekasihnya, Lasti.
[Glenn Fredly menyanyikan lagu 'Nyali Terakhir']
Belahan jiwa
Dekatlah kepadaku
Ku ingin engkau tahu
Ku mengagumimu
Engkau dan aku
Bagaikan doa yang mengikat
Dalam setiap langkahku
Namamu ku sebut
Ku jatuh.
Ku jatuh kembali padamu
Hanya denganmu
Ku lepas semua raguku
Hatiku.
Hatiku jatuh kepadamu
Sungguh semangatku jatuh dan jatuh kepadamu
Kau nyali terakhirku
Baca Juga: Ibadah Pelepasan Jenazah Glenn Fredly Hanya Boleh Dihadiri 20 Orang
Ku jatuh.
Ku jatuh kembali padamu
Hanya denganmu
Ku lepas semua raguku
Hatiku.
Hatiku jatuh kepadamu
Sungguh semangatku jatuh dan jatuh kepadamu
Kau nyali terakhirku
Kau nyali terakhirku
Film ini disutradarai Angga Dwimas Sasongko. Mudah-mudahan (film ini) bisa diputar di kampus ini dan kita bisa diskusi dan kita bisa bicara tentang bagaimana merawat ingatan kita terhadap peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi, salah satunya yang terjadi di tahun 65 itu.
Menurut saya, Gus Dur memberikan saya inspirasi yang luar biasa sehingga saya bisa menerjemahkan pemikiran-pemikiran beliau lewat musik maupun film yang dikerjakan bersama teman-teman.
Cerita soal konflik kemanusiaan di Ambon
Tahun 2000 merupakan tahun yang sangat luar biasa untuk saya. Karena antara tahun 99 ke tahun 2000 saya harus menjadi seorang sipil biasa, tanpa mendapat pendampingan atau perlindungan apapun.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Eks Parkir ABA di Jogja Disulap Jadi RTH, Ini Target & Kapasitas Parkir Pengganti
-
Seleb TikTok Gunungkidul Diduga Tipu Puluhan Juta, Bisnis Celana Boxer Berujung Penjara?
-
Revisi KUHAP: Dosen UGM Ungkap Potensi Konflik Akibat Pembatasan Akses Advokat
-
5 Rekomendasi Hotel di Penang yang Dekat dengan RS Gleneagles
-
DIY Genjot Sertifikasi Dapur MBG: Cegah Keracunan Massal, Prioritaskan Kesehatan Anak