SuaraJogja.id - Menjadi seorang tenaga medis yang langsung melayani, merawat dan kontak dengan pasien penanganan COVID-19, membawa cerita tersendiri bagi yang melakoninya.
Misalnya saja Veronika, seorang perawat yang bertugas di ruang isolasi di RSUP Dr Sardjito. Tak tanggung-tanggung, ia kedapatan bertugas di ruang Melati 5 yang notabene merupakan ruang perawatan khusus bertekanan negatif.
Seperti kita ketahui, pasien yang sampai dirawat di ruangan ini, merupakan pasien dengan gejala khusus. Karena pasien dengan gejala yang masih bisa ditoleransi, diperkenankan oleh Kementerian Kesehatan untuk dirawat di ruang isolasi yang tak harus bertekanan negatif.
Veronika berpakaian khas laiknya perawat kebanyakan, serba putih dan bertopi. Rambutnya tergelung ke belakang, dengan tanda nama tersemat di dada. Veronika mendapat tugas merawat Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan pasien yang terkonfirmasi COVID-19.
Baca Juga: Segini Biaya Tes COVID-19 di RSUP dr. Sardjito Yogyakarta
"Kami dari rumah menggunakan pakaian sendiri, tapi begitu sampai ke ruangan kerja, kami menggunakan seragam. Kala merawat pasien, kami menggunakan pakaian khusus dilengkapi alat pelindung diri (APD) sesuai standar yang ditetapkan," kata dia kepada SuaraJogja.id, kemarin.
Ia mengatakan, usai menjalankan tugasnya di ruangan dan melepas APD yang digunakan, Vero langsung membersihkan diri dan mandi. Hal itu juga dilakukan oleh rekan seperjuangan lainnya yang sudah selesai tugas jaga.
"Setelah sampai rumah, kami mandi lagi. Kalau dihitung, dalam sehari kami bisa mandi tiga sampai lima kali," terangnya.
Terang saja, walaupun sudah membersihkan diri dan mandi kala di RS, sesampai di rumah ia harus terlebih dahulu mencuci tangan sebelum masuk rumah. Di rumahpun, ia tak langsung menyentuh anggota keluarga. Melainkan menuju ke kamar mandi.
"Saya mandi lagi. Setelah bertugas kami tetap mandi, mau selesai tugas jam 01.00 WIB, jam 02.00 WIB, tetap mandi. Baju kami rendam ke dalam deterjen, setiap hari begitu," ujarnya, sambil tertawa kecil.
Baca Juga: Suspect Corona, Satu WNA Masuk RSUP Dr Sardjito
Kontributor : Uli Febriarni
Sekalipun bertugas merawat pasien COVID-19, Vero dan perawat lainnya tentulah manusia biasa yang ingin tetap menjaga ikatan dengan keluarganya. Berkat sejumlah upaya pembersihan diri tadi, mereka tetap bisa berinteraksi dengan anggota keluarga tanpa batasan, tak terkecuali bersama balita.
"Banyak dari kami [perawat] yang masih punya anak balita, jadi [balita] tidak bisa lepas dari kami. Kami ya tadi, sudah bentengi diri kami dan tingkatkan daya tahan tubuh, kami juga berusaha secara psikologis diri kami sesenang mungkin sebahagia mungkin [supaya tidak stress]," ungkapnya.
Ia berharap kepada rekan sesama tim medis, bisa tetap menjaga perasaan bahagia, imunitas mereka dan selalu mengenakan APD kala bertugas. Pasalnya, mereka bukan hanya merawat orang lain yang merupakan pasien. Melainkan juga menjaga orang-orang yang dicintai dan orang-orang di sekitar mereka.
"[Pesan] untuk masyarakat, kami yang merawat pasien COVID-19 dan pasien lainnya, tolong jangan stigma kami membawa virus ke lingkungan anda, karena kami sudah gunakan APD sesuai SOP. Tolong jangan larang kami masuk ke rumah kami sendiri atau ke kampung kami. Ayo, bersama kita bisa melawan [COVID-19]," kata dia.
Sementara itu terpisah, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Paru RSUP Dr Sardjito, Ika Trisnawati menyebutkan, beberapa pasien itu menunjukkan gejala yang berbeda-beda, mulai dari gejala ringan sampai gejala berat. Agar ODP maupun PDP bisa kembali fit, sebaiknya tetap menerapkan pola hidup sehat, seperti makan yang teratur dan bergizi seimbang, memperbanyak protein, vitamin B dan C. Selain itu, sangat penting istirahat cukup, olahraga teratur dan menghindari stress.
"Stress dapat menurunkan daya tahan tubuh. Ini yang kurang dipahami oleh masyarakat," tuturnya.
Di saat yang sama, ia menyinggung perihal penggunaan masker. Kalau seseorang dalam kondisi sehat, di dalam rumah ia tidak perlu memakai masker.
"Kalau di dalam rumah masker diperuntukkan untuk orang sakit, wajib, apalagi sakit batuk, flu. Termasuk juga ketika ia beraktivitas ke luar rumah," tuturnya.
Bagi orang sehat tak perlu memakai masker di dalam rumah karena kalau di dalam rumah, orang itu cenderung aman. Sedangkan bila di luar rumah, kita akan bertemu dengan orang lain, yang kita tidak tahu orang itu silent carrier atau odp. Sehingga, walaupun sehat, diharapkan kita tetap menggunakan masker kala di luar rumah.
"Atau dia orang yang tidak ada gejala tapi membawa virus," ucapnya.
Kontributor : Uli Febriarni
Berita Terkait
-
Sebut WHO Rancang Pandemi Baru, Epidemiolog UI Tepis Ucapan Dharma Pongrekun: Itu Omong Kosong
-
Negara Kaya Wajib Bantu Negara Berkembang? Ini Tuntutan AHF di WHO Pandemic Agreement
-
Kartu Prakerja Catat Prestasi Signifikan Hingga Dapat Puja-puji Dunia
-
Dharma Pongrekun Sebut Penyebab Tanah Abang Sepi Akibat Pandemi Covid-19
-
Kawal Masyarakat Indonesia Selama Pandemi Covid-19, 10 Tahun Jokowi Catat Kemajuan Pesat Bidang Telemedicine
Terpopuler
- Agus dan Teh Novi Segera Damai, Duit Donasi Fokus Pengobatan dan Sisanya Diserahkan Sepenuhnya
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Bak Terciprat Kekayaan, Konten Adik Irish Bella Review Mobil Hummer Haldy Sabri Dicibir: Lah Ikut Flexing
- Bukti Perselingkuhan Paula Verhoeven Diduga Tidak Sah, Baim Wong Disebut Cari-Cari Kesalahan Gegara Mau Ganti Istri
- Beda Kado Fuji dan Aaliyah Massaid buat Ultah Azura, Reaksi Atta Halilintar Tuai Sorotan
Pilihan
-
Diskusi OIKN dan BPK RI: Pembangunan IKN Harus Berlanjut dengan Tata Kelola yang Baik
-
1.266 Personel Diterjunkan, Polres Bontang Pastikan Keamanan di 277 TPS
-
Masa Tenang, Tim Gabungan Samarinda Fokus Bersihkan Alat Peraga Kampanye
-
Masa Tenang Pilkada, Bawaslu Balikpapan: Bukan Masa yang Tenang
-
Usai Cuti Kampanye, Basri Rase Gelar Rapat Perdana Bersama OPD, Bahas Apa?
Terkini
-
Video Asusila Mirip Anggota DPRD Gunungkidul Tersebar, Begini Respon Ketua DPRD
-
Sidak Pasar Jelang Nataru, Mendag: Harga Minyakita Akan Normal Pekan Ini
-
Imbas Kecurangan Takaran BBM di Sleman, Bupati Perketat Sertifikasi Tera SPBU
-
Mendag Sidak SPBU yang Diduga Curang di Sleman, Rugikan Konsumen Rp1,4 Miliar per Tahun
-
Sunarso Dinobatkan Sebagai The Best CEO untuk Most Expansive Sustainable Financing Activities