Scroll untuk membaca artikel
M Nurhadi | Muhammad Ilham Baktora
Selasa, 14 April 2020 | 19:40 WIB
Seorang pengendara motor melintasi bangunan indekos di wilayah Bantuan Janti, Depok, Sleman, Selasa (14/4/2020). [Suarajogja.id / Ilham Baktora]

SuaraJogja.id - Pandemi corona (Covid-19) berdampak ke sejumlah aspek seperti ekonomi masyarakat. Salah satu yang terimbas adalah para pekerja swasta yang merantau dan harus tetap bekerja meski wabah melanda. Terlebih, biaya hidup harus mereka penuhi, termasuk membayar uang sewa indekos yang mereka tempati.

Berita baiknya, sejumlah indekos yang ada di DI Yogyakarta sengaja menurunkan biaya sewa guna meringankan biaya penghuni indekos. Hal itu dirasakan Evi, pegawai swasta asal Jawa Barat yang tinggal di wilayah Janti, Depok, Sleman.

"Pemilik kos mau menurunkan harga sewa sampai 50 persen. Jadi perbulan kami bayar Rp 450 ribu, sekarang hanya sekitar Rp 225," terang Evi Nur Afiah dihubungi SuaraJogja.id, Selasa (14/4/2020).

Ia melanjutkan, minimnya penghasilan harian memaksa dia untuk memberanikan diri berbicara kepada pemilik kos. Setelah melewati rangkaian usaha, akhirnya ia mendapatkan potongan harga.

Baca Juga: Olimpiade 2020 Ditunda, Kevin Sanjaya Maklum

"Awalnya kami berembug dengan penghuni kos lain karena penghasilan kami juga terganggu. Beberapa dari kami sempat berbicara ke pemilik kos lewat grup WhatsApp bahwa pendapatan kami untuk membayar sewa bulanan ini tersendat. Akhirnya kami meminta dispensasi pembayaran," ungkap dia.

Negosiasi itu tidak langsung direspon pemilik kos. Wanita 24 tahun itu juga sempat pasrah jika biaya sewa indekos tidak diturunkan.

"Saya juga pasrah saja jika memang uang sewa tidak diturunkan harganya. Mau tidak mau saya mengambil uang tabungan untuk membayar sewa kos. Namun awal April ini pemilik kos memberi keringanan untuk membayar sewanya. Tidak tanggung-tanggung dia menurunkan sampai 50 persen," katanya.

Evi merupakan pegawai swasta salah satu media online di Yogyakarta. bekerja sebagai freelance, dalam sebulan dirinya mendapat bayaran yang jauh dibawah UMR Yogyakarta.

"Perbulan biasanya Rp 1 juta. Itu cukup untuk kehidupan sehari-hari termasuk membayar kos. Alhamdulilah ada penurunan biaya sewa ini, sisanya bisa ditabung," kata dia.

Baca Juga: Lembaga Demografi UI: Biarkan Ojol Angkut Penumpang di tengah PSBB

Salah seorang penghuni kos lainnya, Erwin (25) juga merasakan hal yang sama. Pemuda yang bekerja sebagai karyawan salah satu hotel di Yogyakarta ini mengaku masih bingung lantaran tempatnya bekerja tutup sementara.

"Saya pegawai swasta di sebuah hotel di Yogyakarta. Karena hotel ditutup sementara dengan jangka waktu yang belum pasti, akhirnya saya menganggur. Karena ada penurunan sewa kos dari Rp 500 ribu menjadi Rp 400, sisanya bisa untuk makan. Saya biasanya jajan, sekarang memilih masak sendiri," ungkap dia.

Ia berharap, hotel tempatnya bekerja bisa segera beroperasi agar pegawai segera mendapat penghasilan dan bisa memenuhi kebutuhan hidup.

"Mungkin doanya cuma satu, wabah ini segera berlalu, hotel dan restoran kembali buka dan pegawai-pegawai bisa kembali bekerja. Bingung juga jika tidak ada penghasilan. Saya saja harus membuka tabungan untuk kebutuhan harian," ungkapnya.

Load More