SuaraJogja.id - Sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran virus corona penyebab COVID-19, Disperindag Sleman membuat kebijakan baru di pasar. Seluruh pedagang dan pengunjung yang ingin masuk area pasar diwajibkan untuk menggunakan masker dan menjaga jarak (physical distancing).
Kepala Disperindag Sleman Mae Rusmi Suryaningsih mengatakan, instansinya sudah menerapkan standar operasional prosedur (SOP) bagi masyarakat dan komunitas yang akan masuk ke pasar-pasar tradisional.
"SOP yang dijalankan terbagi empat kelompok, baik pedagang, pengunjung, pengelola MCK, hingga petugas parkir," jelasnya kepada HarianJogja.com -- jaringan SuaraJogja.id, Kamis (16/4/2020).
Bagi para pedagang, kata Mae, mereka diminta untuk mencuci tangan empat jam sekali dengan sabun dan menjaga jarak dengan orang lain. Hal yang sama juga berlaku bagi petugas parkir di pasar-pasar. Selain penggunaan sarung tangan dan masker, mereka juga diminta untuk melalukan penyemprotan disinfektan di sekitar pasar.
Baca Juga: Bikin Gemas, Atta Halilintar Kasih Bunga dan Kura-kura ke Aurel Hermansyah
Adapun SOP bagi pengelola MCK, selain wajib mencuci tangan dengan sabun dan menyemprot MCK dengan disinfektan, pengelola juga diwajibkan memakai masker dan membersihkan MCK setiap satu jam sekali. Pengunjung yang masuk pun juga wajib menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak dengan orang lain.
"Selama masa pandemi COVID-19 ini, baik pedagang, pengunjung, pengelola MCK maupun parkir, diwajibkan untuk menggunakan masker. Kami sudah terapkan SOP ini di pasar-pasar tradisional," ungkap Mae.
Hingga saat ini Disperindag terus melakukan edukasi kepada komunitas pasar agar mereka bisa terhindar dari paparan virus COVID-19. Apalagi, belum semuanya disiplin menggunakan masker.
"Kami imbau terus-menerus. Pedagang di pasar-pasar tradisional sudah 80 persen melaksanakan SOP ini," ujar Mae.
Dia juga mengingatkan agar mereka yang sakit dan mengalami gejala COVID-19 untuk tidak mengunjungi pasar dan segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan (faskes) terdekat.
Baca Juga: Sopir Truk Tewas Terpanggang di Tol Bandar Selamat
"Mereka yang sakit seperti demam, batuk dan pilek, kami minta untuk tidak ke pasar. Yang sakit harus ke faskes untuk memeriksakan diri," katanya.
Berita Terkait
-
Kenaikan PPN 12 % di Era Prabowo Bikin Rakyat Miskin Kian Susah, Pedagang Pasar Tanah Abang: Harusnya buat Orang Kaya
-
Makin Tercekik! Pedagang Tanah Abang Ngeluh PPN Mau Naik 12 %: Prabowo Jangan Sulitkan Rakyat!
-
Ekonomi RI Lagi Gawat! Pedagang Tanah Abang Ngeluh Masyarakat Ogah Belanja
-
Buron Setahun usai Bunuh Pedagang, Pemuda asal Sukabumi Dihadiahi Timah Panas usai Kepegok Ngumpet di Kos-kosan Jakbar
-
Pedagang Pasar Anggap Pemerintah Kurang Kerjaan Urus Jam Buka Warung Madura
Terpopuler
- Diminta Cetak Uang Kertas Bergambar Jokowi, Reaksi Bank Indonesia di Luar Prediksi: Kalau Gitu...
- Ragnar Oratmangoen Akui Lebih Nyaman di Belanda Ketimbang Indonesia: Saya Tidak Menonjol saat...
- Warga Jakarta Jangan Salah Nyoblos Besok, YLBHI Bongkar 'Dosa-dosa' Cagub Nomor Urut 2 Dharma Pongrekun
- Pelatih Jay Idzes: Saya Tidak Senang, Ini Memalukan!
- Pratiwi Noviyanthi Ditinggal Pengacara Usai Tak Mau Selesaikan Kisruh Donasi Pengobatan Agus Salim
Pilihan
-
Review Hidup Peternak Lele: Game Simulasi Bagaimana Rasanya Jadi Juragan Ikan
-
Jangan Lewatkan! Lowongan Kerja OJK 2024 Terbaru, Cek Syaratnya Di Sini
-
4 Rekomendasi HP Gaming Murah Rp 2 jutaan Memori Besar Performa Handal, Terbaik November 2024
-
Harga MinyaKita Mahal, Mendag "Lip Service" Bakal Turunkan
-
Mahasiswa Universitas Lampung Ajak Warga Gotong Royong Peduli Lingkungan
Terkini
-
Sirekap di Jogja Sempat Bermasalah, Petugas Tak Bisa Unggah Data TPS
-
KDRT Tinggi di Gamping, Pemkab Sleman Luncurkan Layanan Konseling Keliling
-
Korban Laka Tunggal di DAM Cangkring Bertambah, Ini Identitasnya
-
Turun Dibanding 2020 hingga 10 Persen, KPU Ungkap Alasan Partisipasi Pemilu Berkurang
-
Miris, Pelajar Kelas 10 Sebuah SMK di Gunungkidul Dicabuli Ayah Tirinya Berulang Kali