SuaraJogja.id - Pandemi corona tak hanya berdampak gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) para karyawan dan buruh. Tidak sedikit pengusaha yang juga mengeluh terkoyak secara finansial hingga terancam gulung tikar.
Salah satu yang ikut terdampak adalah pengusaha batik di Kulon Progo. Akibat penjualan batik yang menurun drastis, usaha mereka berada di ujung tanduk.
Kepala Bidang Perindustrian Dinas Perdagangan (Diperindag) Kulon Progo Dewantoro mengatakan, wabah corona memang sangat berdampak terhadap kondisi perekonomian produsen batik setempat. Hasil pemantauan di lapangan, terdapat sekitar 25 kelompok perajin batik di sejumlah kapanewon yang sudah merumahkan karyawannya.
Salah satunya dialami Sinar Abadi Batik (SAB), yang berada di wilayah Kalurahan Ngentakrejo, Kapanewon Lendah. Sebelum pandemi corona, dalam sebulan SAB bisa memproduksi sekitar 1.000 lembar kain batik jenis cap dan tulis.
Baca Juga: Buruh Perempuan di Hari Kartini: RUU Cipta Kerja Tidak Memenuhi Hak-hak
Namun, sejak adanya pandemi corona, kondisi keuangan SAB mulai terasa cukup goyah. Saat ini saja SAB hanya bisa memproduksi 400 sampai 500 lembar kain batik.
Omzetnya pun ikut anjlok berbarengan dengan produksi yang menurun. Harga yang dipatok SAB, untuk satu lembar kainnya berkisar antara Rp150.000 sampai Rp1 juta.
"Dengan jumlah produksi dan harga segitu, omzet yang didapat cuma mencapai minimal Rp15 juta per bulan. Bahkan makin buruk sejak pertengahan Maret kemarin, omzet kami turun drastis, tidak sampai segitu," kata pemilik SAB Agus Fathurrohman, saat ditemui SuaraJogja.id di galeri batik SAB, Selasa (21/4/2020).
Kondisi itulah yang membuat Agus terpaksa merumahkan sebagian karyawannya. Memang tidak semua karyawannya dirumahkan; tetap ada beberapa pekerja yang diminta masuk dengan menggunakan sistem shif, satu minggu masuk satu minggu libur.
SAB mengaku sudah berupaya semaksimal mungkin untuk menarik minat konsumen, seperti memberi diskon sebesar 25 sampai 30 persen untuk setiap pembelian satu lembar kain batik. Selain itu, pihaknya juga berinisiatif menambah produksinya ke ranah masker, memanfaatkan sisa kain motif batik.
Baca Juga: Pemerintah Pastikan Bakal Jalani Putusan Pembatalan Kenaikan Iuran BPJS
"Itu adalah beberapa cara yang kami lakukan untuk bertahan," ucap Agus.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Advan Workplus Heritage: Laptop Batik Pertama di Indonesia, Harga Rp 6 Jutaan
-
Makna Kain Denyut Semesta Rancangan Asri Welas di Melukat Luna Maya dan Maxime Bouttier
-
Jepang dan Singapura Jadi Buyer Tetap UMKM Dimas Batik
-
Farhan Mas Batik yang Viral Ternyata Mantan Penipu di Perusahaan Judol Filipina
-
Kenalan dengan Farhan 'Mas Batik', Host Viral TikTok yang Bikin Penonton Jatuh Hati!
Terpopuler
- Shin Tae-yong: Saya Sudah Sering Katakan, Liga Indonesia Harus...
- Selamat Datang Penyerang Keturunan! 2 Tak Perlu Naturalisasi untuk Bela Timnas Indonesia U-23
- 10 Aplikasi Penghasil Uang Resmi Didukung Pemerintah Bisa Cuan Jutaan Rupiah
- 3 Bek Asing Jago yang Bisa Direkrut PSM Makassar untuk Gantikan Yuran Fernandes
- Alhamdulillah Elkan Baggott Tak Jadi Pergi
Pilihan
-
Tempo Scan Kecipratan Proyek Prabowo, Bakal Bangun 1.000 Dapur Makan Bergizi Gratis Dilahan Miliknya
-
Mobil Listrik BYD Seal Terbakar di Palmerah, BYD Indonesia Lakukan Investigasi
-
6 Rekomendasi HP NFC Murah Terbaik Mei 2025, Harga cuma Rp 2 Jutaan
-
Pungli ke Pedagang Kaki Lima, Warga Kampung Baru Diciduk Anggota Polsek Pasar Kliwon
-
8 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik Mei 2025, Terang Meski di Bawah Terik Matahari
Terkini
-
Pintu Masuk Tempel Paling Padat, DIY Alami Lonjakan Ratusan Ribu Kendaraan saat Libur Waisak
-
Kolonel Antonius, Korban Ledakan Amunisi Garut, Dimakamkan: Penghormatan Terakhir dari TNI dan Keluarga
-
Berbah Sleman Akhirnya segera Punya SMA Negeri, Warga Tak Perlu Sekolah ke Kecamatan Lain
-
Kisah Kolonel Antonius, Perwira TNI Gugur di Garut: Dari Sleman hingga Jadi Kebanggaan Keluarga
-
Modal Klik Dapat Rezeki, Manfaatkan Link Saldo DANA Kaget untuk Keperluanmu Hari Ini