SuaraJogja.id - Sehari lalu, Presiden Jokowi telah mengumumkan bahwa larangan mudik diberlakukan mulai 24 April 2020 mendatang. Namun hal tersebut justru memicu peningkatan jumlah pemudik asal Gunungkidul yang mudik kembali ke wilayahnya dalam dua hari terakhir.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Kabupaten Gunungkidul, Kelik Yunantoro mengatakan sejak akhir Maret 2020 yang lalu, dari hasil pencatatan arus pemudik yang kembali ke wilayah Gunungkidul diketahui adanya peningkatan jumlah pemudik.
"Jika di hari Selasa (21/4/2020) kemarin sudah 9.831 orang yang telah mudik. Hari ini terakhir kita mencatat 10.119 orang yang kembali ke Gunungkidul," tuturnya, Rabu (22/4/2020).
Kecamatan Semin menjadi wilayah terbanyak para pemudiknya karena telah mencapai 921 orang. Kemudian disusul Kecamatan Playen sebanyak 829 orang dan 830 orang pemudik pulang ke Kecamatan Ponjong. Sementara kecamatan yang paling sedikit adalah Panggang sebanyak 189 orang.
Dari skrining terhadap 2.563 pemudik semuanya dinyatakan sehat. Sementara yang dipantau ada 1.825 orang dan sebanyak 4.863 orang dinyatakan aman setelah menjalani karantina mandiri di rumahnya masing-masing. Skrining tersebut dilakukan untuk memastikan apakah mereka tetap sehat ataupun tidak sehingga perlakuannya bisa ditentukan.
"Protokol untuk pemudik memang seperti itu," tambahnya.
Wakil Bupati Gunungkidul Immawan Wahyudi mengklaim, meski data dua hari terakhir jumlah pemudik yang datang menunjukkan peningkatan, namun ia melihat dalam 4 hari terakhir trennya mengalami penurunan. Selama 4 hari terakhir, pemudik yang datang hanya sekitar 250 orang.
"Sebab sebenarnya ada ratusan ribu warga yang merantau, sedangkan yang kembali hingga pagi tadi totalnya sekitar 10,029 orang," katanya.
Keyakinan Ketua Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Gunungkidul akan kepatuhan warga didasarkan pada laporan sejumlah kepala desa. Aktivitas mudik sendiri juga terpantau melalui Sistem Informasi Desa (SID), di mana tiap desa diwajibkan melaporkan warganya yang kembali. Kontak mereka pun didata agar kondisi kesehatannya bisa dipantau langsung oleh petugas Puskesmas.
Baca Juga: Cuma Hitungan Menit, Sembako Murah Bulog Ludes Dibeli Warga Gunungkidul
"Kepala desa sudah berkomunikasi dengan warganya di perantauan. Para kepala desa mengatakan warga yang masih di perantauan sudah setuju untuk tidak mudik," jelas Immawan.
Berita Terkait
-
Pemuda Coba Bunuh Diri karena Ditolak Keluarga Mudik saat Wabah Corona
-
Jubir Covid-19: Percuma Mudik, Sampai Kampung Karantina 14 Hari
-
BNPB: 43 Persen Pasien Positif Corona Tanpa Gejala, Maka Mudik Dilarang
-
Cegah Pemudik, 175.000 Personel TNI-Polri Akan Jaga Perbatasan Provinsi
-
Mudik Dilarang, Pemkot Jogja Minta Warga Patuh demi Setop Penularan Corona
Terpopuler
- 4 Link Video Syur Andini Permata Bareng Bocil Masih Diburu, Benarkah Adik Kandung?
- Pemain Keturunan Rp260,7 Miliar Bawa Kabar Baik Setelah Mauro Zijlstra Proses Naturalisasi
- 41 Kode Redeem FF Terbaru 10 Juli: Ada Skin MP40, Diamond, dan Bundle Keren
- Eks Petinggi AFF Ramal Timnas Indonesia: Suatu Hari Tidak Ada Pemain Keturunan yang Mau Datang
- 4 Rekomendasi Sepatu Running Adidas Rp500 Ribuan, Favorit Pelari Pemula
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Prediksi Oxford United vs Port FC: Adu Performa Ciamik di Final Ideal Piala Presiden 2025
-
Ole Romeny Kena Tekel Paling Horor Sepanjang Kariernya, Pelatih Oxford United: Terlambat...
-
Amran Sebut Produsen Beras Oplosan Buat Daya Beli Masyarakat Lemah
-
Mentan Bongkar Borok Produsen Beras Oplosan! Wilmar, Food Station, Japfa Hingga Alfamidi Terseret?
Terkini
-
UMKM Kota Batu Tangguh dan Inovatif Berkat Dukungan Klasterkuhidupku BRI
-
443 Juta Transaksi: Bukti Peran Strategis AgenBRILink untuk BRI
-
Jebakan Maut di Flyover, Pengendara Motor Jadi Korban Senar Layangan! Polisi: Ini Ancaman Berbahaya
-
Gula Diabetasol, Gula Rendah Kalori
-
Angka Kecelakaan di Jogja Turun, Polisi Bongkar 'Dosa' Utama Pengendara yang Bikin Celaka