SuaraJogja.id - Dalam dua hari terakhir, hari Sabtu hingga Minggu (25-26/4/2020), polisi membubarkan puluhan remaja yang melakukan balapan liar di sekitar Stadion Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Sleman. Kegiatan yang mengganggu masyarakat ini seringkali dilakukan pada waktu menjelang sahur.
Kabid Humas Polda DIY Kombes Pol Yuliyanto mengatakan, pembubaran aksi balap liar itu berawal dari laporan warga terkait adanya aksi tersebut, terutama saat setelah makan sahur.
"Kami menurunkan 17 personel dari Regu 3 Kompi B dan gabungan bintara remaja kompi C Dirsamapta Polda DIY ke lokasi untuk menertibkan," ujar Yuliyanto, Minggu (26/4/2020).
Dari penertiban pada Sabtu (25/4/2020), polisi menggelandang 55 pemuda beserta kendaraannya ke Dirsamapta Polda DIY. Pemilik kendaraan yang tidak dilengkapi dengan surat-surat kendaraan yang lengkap akan ditilang.
"Polisi juga mencatat identitas kendaraan beserta pemiliknya. Tidak hanya mencatat identitas, polisi juga memanggil orang tua pelaku untuk datang ke kantor dan membuat surat pernyataan," ujar Yuliyanto, melansir Harian Jogja.
Namun, bukannya kapok karena teman-temannya dicokok polisi, aksi balapan liar kembali terjadi lagi pada Minggu (26/4/2020) di waktu yang sama yakni sehabis sahur.
Alhasil, personel Dirsamapta Polda DIY yang berjumlah 17 orang personel kembali menangkap terhadap sejumlah remaja di lokasi tak jauh dari penangkapan sebelumnya. Total ada 29 remaja yang ditangkap polisi karena aksi kurang terpuji tersebut.
"Upaya yang sama kami lakukan, kami catat identitas kendaraan bermotor beserta pemiliknya. Kami juga panggil orang tuanya dan kita suruh untuk buat surat pernyataan," ujar Yuliyanto.
Lebih lanjut, Yuliyanto menegaskan ia bersama jajarannya akan terus melakukan upaya penertiban di tengah pandemi Covid-19. Termasuk aksi balap liar yang dilaksanakan di tengah Ramadan.
Baca Juga: Demo Anti Lockdown di Berlin, Puluhan Demonstran Diamankan Polisi
"Jajaran Polres maupun polsek juga akan berupaya menertibkan masyarakat yang mengganggu keamanan dan ketertiban di masyarakat di sejumlah titik yang dinilai rawan. Termasuk aksi balapan liar. Upaya tersebut dilakukan juga agar mata rantai penyebaran Covid-19 bisa diputus," ujar dia.
Berita Terkait
-
Sopir Lelah, Ambulans Isi Pasien Positif Corona Kecelakaan Masuk Parit
-
Perjalanan Masjid Agung Manunggal, Representasi Masyarakat Bantul
-
Longgarkan Lockdown, Spanyol Izinkan Anak-Anak Keluar Rumah
-
Nekat Mudik, Pemkot Tegal Siapkan Tempat Karantina
-
Penyakit Lupus Disebut Tingkatkan Risiko Covid-19, Begini Penjelasannya
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Strategi Jitu Sekda DIY Atasi Kemiskinan: Libatkan Asisten Hingga Mandiri Fiskal
-
Saldo DANA Kaget Langsung Cair? Ini Tiga Link Aktif yang Bisa Bikin Dompet Digitalmu Gendut
-
Tragis! Ratusan Siswa Keracunan Makan Bergizi Gratis, JCW Soroti Pengawasan Bobrok
-
Dari Transfer Pengetahuan ke Generasi Kreatif: DIY Beri Penghargaan 995 Insan Pendidikan
-
BBM Langka: Benarkah Pertamina 'Mengunci' Pasokan untuk SPBU Asing?