Scroll untuk membaca artikel
M Nurhadi | Mutiara Rizka Maulina
Senin, 27 April 2020 | 20:19 WIB
Juru Kunci Makam Sewu, Wahono memimpin doa peziarah yang datang, Senin (27/4/2020). [Suarajogja.id / Mutiara Rizka]

SuaraJogja.id - Laki-laki bertubuh kurus dengankulit sawo matang mengayuh sepedanya menuju ke komplek makam sewu. Sarung yang ia kenakan tak sedikitpun menyulitkannya dalam mengayuh sepeda tuanya. 

Matahari tepat berada diatas kepala saat pria bernama Wahono itu tiba di halaman makam sewu. Sejenak ia merapikan baju koko, sarung dan pecinya sebelum memasuki masjid yang tak jauh dari komplek pemakaman. 

Wohono memang sering mengimami jamaah masjid makam sewu. Ia juga yang memimpin witir dan doa seusai sholat. Seusai salat, ia menaiki tangga menuju makam Panembahan Bodho, seorang tokoh masyarakat yang menyebarkan agama islam di kawasan Wijirejo, Pandak, Bantul. 

"Ya kalau siang itu jamaah di masjid terus nyapu-nyapu di makam," kata Wahono Senin (27/4/2020). 

Baca Juga: Partai Berkuasa dan Pengacara Turki Ributkan Ceramah Ulama Soal Homoseksual

Sebagai juru kunci makam sewu, Wahono memiliki kewajiban senantiasa menjaga kondisi makam. Tiap harinya, ia menyapu area makam Panembahan Bodho. Bersama dengan belasan warga lainnya, ia mengelola makam salah satu murid Sunan Kalijaga tersebut. 

Profesi tersebut telah ia jalani selama 17 tahun lalu, sejak usianya masih kepala empat. Ia dipercaya oleh pengurus makam untuk mengisi posisi juru kunci. Orang yang mengisi posisi tersebut sebelumnya sudah pikun termakan usia. 

Bertugas sebagai juru kunci, Wahono setidaknya harus memahami sejarah makam Panembahan Bodho sebagai tokoh yang disegani masyarakat Wijirejo.  Selain itu, ia juga harus memiliki pengetahuan agama seperti memimpin tahlil dan doa.

"Yang pasti dilihat itu kemampuan agamanya, mengimami jamaah, mimpin doa," tuturnya. 

Makam Panembahan Bodho selalu ramai dikunjungi peziarah dari berbagai daerah di Indonesia. Selain kiprahnya dalam menyebarkan agama Islam di Bantul, istri Panembahan Bodho, Nyai Brintik merupakan tokoh yang terkenal berpengaruh di kawasan Muntilan, Sleman. 

Baca Juga: Catat! Ini 16 Check Poin Selama PSBB Surabaya Raya di Sidoarjo

Setiap Senin Pon, Selasa Kliwon, dan Jumat Kliwon komplek makam sewu selalu dipenuhi peziarah yang datang untuk berdoa. Terutama pada bulan Ruwah menjelang Ramadan, jumlah peziarah bisa mencapai ribuan orang. 

Load More