SuaraJogja.id - Konon ddengan kesaktiannya, Sunan Geseng mampu mengubah sebongkah batu menjadi nasi dan bisa dimakan. Cerita inilah yang menjadi cikal bakal Situs Watu Sekul.
Kini batu itu dikeramatkan warga dan banyak orang yang datang untuk sekedar menjalankan ritual di dekatnya.
Situs Watu Sekul, demikian warga Desa Jatimulyo, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul tempat batu itu berada menyebutnya. Dikisahkan warga setempat, batu itu semula adalah nasi yang karena sesuatu hal berubah jadi batu.
Junaedi, sang juru kunci Mengisahkan, kono saat itu di tengah perjalanannya, tiba-tiba Sunan Geseng berhenti karena melihat seperti ada sebuah bungkusan berisi nasi. Terlebih, Sunan Geseng belum lama kembali dari semedinya sehingga rasa lapar teramat sangat dirasakannya. Melihat benda serupa sebungkus nasi, ia bersemangat untuk mengambilnya.
Tapi anehnya, Sunan Kalijaga justru menyebut kalau bungkusan itu adalah sebongkah batu. Karena dalam pandangan Sunan Kalijaga, benda tersebut bukanlah nasi, melainkan hanya batu
“Mungkin waktu itu Sunan Geseng merasa sangat lapar. Sehingga dalam pandangannya, batu ini dilihat seperti bungkusan nasi. Dan untuk membuktikannya, tangannya langsung mencuil batu itu dan cuilan itu benar-benar jadi nasi. Dia pun lantas memakannya,” ujar Junaedi kepada hops.id -jaringan suara.com.
Sunan Kalijaga yang menyaksikan hal ini hanya tersenyum. Dia menyadari bahwa Sunan Geseng tengah menunjukkan kesaktiannya. Karena itu dia tidak mau meladeninya.
Setelah selesai makan, Sunan Geseng lantas meninggalkan sisa batu itu di tempatnya semula. Dan sebelum pergi, Sunan Kalijaga kemudian memberi nama batu itu dengan sebutan Watu Sekul.
Dalam bahasa Jawa, watu berarti batu dan sekul berarti nasi. Sehingga bila diartikan secara keseluruhan berarti batu nasi atau mungkin nasi yang menjelma jadi batu.
Baca Juga: Kiat Olahraga Aman Saat Puasa Ramadan
Batu ini lantas diletakkan dalam sebuah cungkup. Warga setempat percaya, keberadaan petilasan ini adalah bukti Sunan Kalijaga dan muridnya yang ingin memberi bukti bahwa tidak ada yang tidak mungkin bila percaya kepada Allah SWT.
“Cuilan itu sampai sekarang masih membekas di salah satu sisi batu. Dan karena diyakini terkait dengan perjalanan hidup wali, maka orang-orang pun merawatnya. Bahkan kemudian mengeramatkannya. Banyak yang meyakini kalau ada kekuatan atau karomah wali yang terpancar dari batu ini. Sehingga kemudian pada malam-malam tertentu ada yang memberikannya sesaji,” pungkas Junaedi.
Berita Terkait
-
Bukan Nasi Anjing yang Bikin Warga Geger, KKP Justru Bagikan Nasi Ikan
-
Beredar Foto Nasi Kotak Berisi Bir, Netizen: Botol Cuka?
-
Ustadz Haikal Hassan Bagi Makanan Buka Puasa Gratis: Nggak Ada Nasi Anjing
-
Kisah Pilu Rustico Torrecampo, Petinju Pertama yang Pukul KO Manny Pacquiao
-
Gara-gara Bantuan Nasi Anjing, Yayasan ARK Qahal Terancam Dipolisikan
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
'Jangan Main-main dengan Hukum!' Sultan HB X Geram Korupsi Seret Dua Mantan Pejabat di Sleman
-
Rektor UII Pasang Badan: Jamin Penangguhan Penahanan Aktivis Paul yang Ditangkap di Yogyakarta
-
Sisi Gelap Kota Pelajar: Imigrasi Jogja Bongkar Akal-akalan Bule, Investor Bodong Menjamur
-
Jejak Licik Investor Fiktif Yordania di Jogja Terbongkar, Berakhir di Meja Hijau
-
Waspada! BPBD Sleman Ingatkan Bahaya Cuaca Ekstrem di Oktober, Joglo Bisa Terangkat Angin