SuaraJogja.id - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Sleman mengimbau kepada para bakal calon kepala daerah maupun partai politik agar tidak memanfaatkan wabah virus corona yang sedang melanda untuk mencari dukungan atau berkampanye. Sebelumnya, dikabarkan ada penundaan pilkada hingga Desember 2020.
"Kami mengimbau baik itu individu yang nanti akan maju dalam bursa pencalonan bupati dan wakil bupati maupun partai politik (parpol) agar tidak memanfaatkan situasi pandemi COVID-19 ini untuk melakukan kampanye terselubung," kata Ketua Bawaslu Kabupaten Sleman Abdul Karim Mustofa Sabtu (2/5/2020).
Meski Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sleman belum menetapkan pasangan calon bupati dan wakil bupati, pihaknya akan tetap melakukan pengawasan terkait adanya potensi pelanggaran.
"Untuk mengantisipasinya, kami akan membuat surat imbauan pencegahan kepada parpol untuk tidak memanfaatkan kesempatan saat pandemi COVID-19," kata Abdul Karim kepada Antara.
Keputusan penundaan Pilkada Serentak 2020 setelah adanya kesepakatan antara DPR RI Komisi II dan penyelenggara pemilu. Pilkada rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 9 Desember 2020.
"Penundaan pilkada ini tentunya tetap menunggu peraturan pemerintah pengganti undang-undang (perppu) sebagai payung hukumnya," katanya.
Meski demikian, Karim menyebut, apabila Perppu tentang Penundaan Pilkada Serentak 2020 tidak terbit, maka ada kemungkinan pilkada akan ditunda kembali.
"Saat ini kami masih menunggu perppu sebagai payung hukum sambil tetap aktif mengawasi perkembangan di daerah," katanya.
Sebelum adanya penundaan pilkada, di Kabupaten Sleman telah muncul banyak nama kandidat yang akan maju dalam bursa pencalonan bupati dan wakil bupati, baik itu dari parpol maupun jalur independen.
Baca Juga: Kisah Transpuan Saat Pandemi Corona: Hidup Seperti Orang yang Mati Perlahan
Selain itu, sejumlah parpol di Sleman juga telah membentuk koalisi untuk dapat mengajukan nama baik untuk posisi calon bupati maupun calon wakil bupati
Berita Terkait
-
Vaksin Corona: 6 Sudah Diujikan ke Manusia, Tantangannya Produksi Massal
-
Klaster Sampoerna, 34 Karyawan Terkonfirmasi Positif Corona
-
Lapangan Bola Simprug Disulap Jadi Rumah Sakit Rujukan Corona
-
Nasib Influencer di Tengah Pandemi Corona: Pilih 'Mati' atau Adaptasi
-
Tes Antibodi untuk Covid-19 Kurang Akurat, Tingkat Positif Palsu Tinggi
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa
-
Bukan Cuma Joget! Kenalan dengan 3 Influencer yang Menginspirasi Aksi Nyata untuk Lingkungan
-
Heboh! Rekening Nasabah Bobol Rp70 Miliar di BCA, OJK dan SRO Turun Tangan, Perketat Aturan!
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
Terkini
-
Tetap Tenang, Simak 10 Tips Bagi yang Baru Pertama Kali Naik Pesawat
-
Waspada Hujan di Jogja! Ini Prakiraan Cuaca BMKG untuk 18 September 2025
-
Bantul Optimis Swasembada Beras 2025: Panen Melimpah Ruah, Stok Aman Hingga Akhir Tahun
-
Sampah Menggunung: Jogja Kembali 'Numpang' Piyungan, Kapan Mandiri?
-
Terjebak dalam Pekerjaan? Ini Alasan Fenomena 'Job Hugging' Marak di Indonesia