SuaraJogja.id - Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta kehilangan seorang guru besar Bidang Seni Tari sekaligus rektor perempuan pertama dan satu-satunya, Agnes Maria Hermien Kusmayati.
Hermien Kusmayati dikenal dengan kiprahnya dalam dunia seni tari. Selain sebagai tenaga pengajar, ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Jurusan Seni Tari Fakultas Seni Pertunjukkan ISI Jogja.
Rektor ISI Yogyakarta Agus Burhan mengatakan, Hermien Kusmayati adalah sosok yang hangat dan keibuan. Karakter tersebut tampak dalam setiap aktviitas Hermien, terutama aktviitas dalam dunia tari.
"Beliau adalah sosok yang semangat, ramah, dan keibuan. Karakter itu bisa kita lihat dari aktivitas beliau," kata Agus saat ditemui di lobi Rektorat ISI Jogja di Panggungharjo, Sewon, Bantul, Minggu (3/5/2020).
Semangat dan ketekunan yang dimiliki Hermien Kusmayati membuat Agus menilainya sebagai seorang seniman tari yang handal, baik sebagai pencipta tarian, penyaji, maupun sebagai penari.
Agus juga berpendapat bahwa sosok Hermien Kusmiyati patut menjadi teladan bagi generasi muda. Seluruh pencapaian yang diraih oleh almarhum, kata dia, merupakan suatu hal yang perlu untuk diteruskan oleh generasi selanjutnya.
Pernah bekerja sama di rektorat, Agus memiliki kenangan pribadi dengan Hermien Kusmayati. Ia mengaku sering berdiskusi mencari pemecahan masalah dalam proses pengembangan dan pemajuan ISI Jogja.
"Kita masih dalam suasana hari pendidikan, kita masih dalam suasana covid seperti ini, tiba-tiba ada berita Prof Hermien berpulang," ujarnya.
Dalam pidato upacara pelepasan dan penghormatan terakhir, Agus mengutip puisi Chairil Anwar untuk menggambarkan duka yang mendalam.
Baca Juga: Ungkap Pengalaman Hadapi Ibrahimovic, Bek Persija: Sangat Sulit!
"Tak ku tahu setinggi itu atas debu dan duka maha tuan bertahta," tuturnya.
"Itu artinya menunjukkan, bagaimana manusia itu sesungguhnya memang fana, tetapi kita juga bisa mengungkapkan kedukaan kita itu yang tak terwakili oleh apa pun," tukas Agus.
Hermien Kusmayati merupakan rektor perempuan pertama dan satu-satunya di ISI Jogja. Agus berharap, ke depannya akan ada generasi perempuan selanjutnya.
Selain kiprahnya di dunia tari, Hermien Kusmayati juga dikenal dengan minatnya pada bidang pengkajian. Ia bahkan menamatkan studi di Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk menunjang minatnya.
Agus menceritakan, Hermien Kusmayati suka mengkaji naskah kuno di Pura Pakualaman untuk kemudian dikonstruksikan menjadi gerak tari baru. Dikenal multitalenta, kepergian Hermien dinilai sebagai kehilangan besar dunia seni tari.
Dalam upacara pelepasan dan penghormatan terakhir, Agus memberikan rangkaian bunga sebagai bentuk penghormatan simbolis. Jajaran pimpinan ISI Jogja juga memberikan penghormatan sebelum jenazah dimakamkan di Makam Sapto Giri, Imogiri, Bantul.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi
-
BRI Perkuat Pemerataan Ekonomi Lewat AgenBRILink di Perbatasan, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik