SuaraJogja.id - Kebun Binatang Gembira Loka berusaha keras untuk tidak mengandalkan bantuan ataupun utang dari pihak lain untuk menutupi biaya operasional mereka selama masa penutupan akibat pandemi corona. Padahal, cukup besar beban yang harus mereka tanggung sekadar untuk memberi makan hewan di sana.
Kepala Bagian Humas Kebun Binatang Gembira Loka Eros Yan Renanda mengungkapkan, sejak ditutup hampir 40 hari yang lalu, tentu tidak ada pengunjung sama sekali yang datang ke kebun binatang ini. Padahal, penjualan tiket masuk menjadi satu-satunya andalan dari kebun binatang ini untuk menutup biaya operasional mereka.
"Kalau ditutup maka tidak ada pemasukan dari tiket masuk," ujarnya, Minggu (3/5/2020), ketika dikonfirmasi SuaraJogja.id melalui nomor pribadinya.
Eros mengungkapkan, setidaknya ada 2.000 binatang yang harus ditanggung oleh pengelola Kebun Binatang Gembira Loka, mulai dari binatang reptil, karnivora, herbivora, hingga ratusan unggas berbagai jenis. Kebutuhan makanan hewan-hewan ini pun beragam, mulai dari daging, rumput, pakan pabrikan, juag beragam pakan yang lain.
Sebanyak 2.000-an binatang ini harus mendapatkan asupan makanan serta gizi yang cukup agar bisa tetap hidup dengan layak. Tentu saja urusan pemberian makanan dan gizi terhadap 2.000-an binatang tersebut membutuhkan dana yang tidak sedikit.
"Kalau jumlah [biaya makan] itu rahasia perusahaan," ujar dia.
Padahal, di satu sisi Kebun Binatang Gembira Loka kehilangan pendapatan akibat penutupan selama pandemi corona melanda masuk ke wilayah DIY. Ketiadaan pengunjung memang membuat mereka kehilangan pendapatan ratusan juta hingga miliaran rupiah.
Selama 40 hari penutupan sampai saat ini, pengelola kehilangan pemasukan dari penjualan tiket masuk, merchandise, kuliner, penyewaan alat, hingga bagi hasil tempat parkir. Oleh karenanya, pengelola Kebun Binatang Gembira Loka harus berpikir kreatif untuk menjaga ketersediaan pakan bagi hewan koleksi mereka.
Eros mengungkapkan, pihak pengelola Kebun Binatang Gembira Loka masih mampu mencukupi kebutuhan makanan dan asupan gizi bagi binatang-binatang koleksi mereka hingga perkiraan akhir masa pandemi corona nanti. Sebab, secara mandiri pengelola Kebun Binatang Gembira Loka telah mampu menciptakan pakan bagi hewan peliharaan mereka.
Baca Juga: Mahfud MD Wacanakan Pelonggaran PSBB, Anies Justru Sebaliknya
Menurut Eros, memproduksi pakan secara mandiri memang salah satu jurus dari pengelola Kebun Binatang Gembira Loka untuk menekan angka biaya pakan bagi binatang-binatang yang mereka rawat. Hal ini tentu sangat membantu pengelola kebun binatang, terutama di masa krisis seperti sekarang ini.
"Kita masih bisa tangani sendiri. Tidak perlu mengajukan pinjaman dana ke pihak lain untuk operasional terutama pemeliharaan hewan-hewan koleksi," tandasnya.
Kontributor : Julianto
Berita Terkait
- 
            
              Gegara Corona, Rusa Kebun Binatang Bandung akan Dipotong untuk Pakan Macan
- 
            
              Sepi Pengunjung, Macan Tutul di Kebun Binatang Bandung Diberi Makan Ini
- 
            
              Susi Pudjiastuti Siap Tampung Rusa Kelaparan di Semarang Zoo Imbas Corona
- 
            
              Separuh Pekerja Bonbin Ragunan Ternyata WFH, Begini Kerja Mereka
- 
            
              Ditutup karena Corona, Satwa Kebun Binatang Medan Terancam Kelaparan
Terpopuler
- Profil 3 Pelatih yang Dirumorkan Disodorkan ke PSSI sebagai Pengganti Kluivert
- 5 Rekomendasi Mobil Sunroof Bekas 100 Jutaan, Elegan dan Paling Nyaman
- 5 Day Cream Mengandung Vitamin C agar Wajah Cerah Bebas Flek Hitam
- Warna Lipstik Apa yang Bagus untuk Usia 40-an? Ini 5 Rekomendasi Terbaik dan Elegan
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
Pilihan
- 
            
              Cerita Danantara: Krakatau Steel Banyak Utang dan Tak Pernah Untung
- 
            
              Harga Emas Turun Empat Hari Beruntun! Galeri 24 dan UBS Hanya 2,3 Jutaan
- 
            
              Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
- 
            
              Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
- 
            
              Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
Terkini
- 
            
              Dinkes Sleman Sebut Tren Kasus ISPA Naik, Sepanjang 2025 Tercatat Sudah Capai 94 Ribu
- 
            
              Mengatur Cash Flow Rumah Tangga: Kenapa Token Listrik Perlu Masuk Daftar Prioritas
- 
            
              Ramai Motor Mogok Massal di Jawa Timur, Pakar Sebut Tak Terkait Campuran Etanol di Pertalite
- 
            
              Dear Presiden Prabowo, Judol Ancam Program Pro-Rakyat, Terbitkan PP PSE!
- 
            
              Bantul Rombak Pejabat Tinggi! Ini Alasan dan Janji Bupati Soal Pelayanan Publik