SuaraJogja.id - Kuasa hukum salah satu korban menyebut, berdasarkan hasil penelusuran mengenai tindakan terduga pelaku kepada para penyintas. Tercatat, ada sekitar 30 orang penyintas yang datanya sudah diperbarui oleh tim kuasa hukum.
Kuasa Hukum salah satu korban, Meila Nurul Fajriah mengungkapkan, perbaruan data jumlah korban dilakukan bersama Aliansi Universitas Islam Indonesia (UII) Bergerak. Mereka melapor lewat UII Bergerak ke LBH Yogyakarta.
Meila menjelaskan, pihaknya tidak dapat menceritakan satu per satu kronologis dari keseluruhan kasus yang masuk. Pasalnya, berkaitan dengan privasi para penyintas.
Hanya saja, dugaan pelecehan seksual yang dilakukan IM sangat beragam, mulai dari pelecehan secara verbal hingga video call sembari menunjukkan alat kelaminnya.
"Saya akan menyebutkan beberapa di antara isi kalimat percakapan yang disampaikan IM, seperti 'Coba kamu bayangin aku ada di atas kamu' atau ada juga bertanya seperti ini 'Kamu di kos? sendirian?'. Atau ada juga 'Lihat deh, punyaku gede kan? (sambil menunjukan alat kelaminnya)," ujar Meila, dalam keterangan tertulisnya, Senin (4/5/2020).
IM juga menjual buku dengan sistem COD. Saat bertemu dengan penyintas, IM mengaku tidak membawa buku tersebut dan mengajak penyintas mengambil buku di kosnya.
"Kemudian ia meminta penyintas mengambil sendiri bukunya di kamar dan IM menutup kamar dan mencoba memeluk penyintas dari belakang," ungkapnya.
Meila menjelaskan, dalam percakapan lewat aplikasi percakapan daring yang dilakukan oleh penyintas dan IM, para penyintas juga seringkali meminta motivasi kepada IM.
Hal ini bertujuan agar penyintas bisa berprestasi seperti IM. Namun, obrolan selanjutnya justru menjurus ke obrolan bersifat sensual. Mayoritas korban langsung menghapus pesan itu lantaran merasa bingung dan malu.
Baca Juga: Bertambah 55 Orang, 4.472 Orang Positif Corona di Jakarta
"Upaya penyintas untuk menceritakan kisahnya adalah satu poin penting dalam penanganan kasus kekerasan seksual. Dari pengalaman yang kami miliki selama mendampingi kasus seperti ini, banyak dari penyintas menceritakan ceritanya jauh setelah kejadian itu berlangsung," ujarnya.
Dari pendataan yang dilakukan Aliansi UII Bergerak dan LBH Yogyakarta pelecehan seksual ini dilakukan dalam rentang waktu 2016 hingga 11 April 2020.
Dari pengaduan, para korban mengharapkan sejumlah poin, antara lain, pelaku mengakui seluruh tindakan kekerasan seksualnya kepada publik dengan tidak menyebutkan nama penyintas. Selain itu, tidak ada lagi institusi, komunitas, organisasi maupun sekelompok orang yang memberikan panggung bagi Ibrahim Malik untuk menjadi penceramah, pemateri ataupun segala bentuk glorifikasi, termasuk di dalam UII.
"UII sebagai almamater dari mayoritas penyintas, harus membuat regulasi terkait pencegahan dan penanganan kasus kekerasan seksual di lingkungan kampus. Agar tidak terjadi lagi kasus-kasus yang serupa," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Tim Pendampingan Psikologis dan Bantuan Hukum UII, Syarif Nurhidayat menjelaskan, UII telah menyatakan sikap tegas dalam menyikapi kasus dugaan tindak pelecehan seksual yang dilakukan oleh salah satu alumninya tersebut dengan mencabut gelar mahasiswa berprestasi yang diberikan kampus kepada IM pada 2015.
"UII juga mendorong IM agar menunjukkan itikad baik serta bertindak kooperatif. Tim UII sudah berkomunikasi langsung dengan IM, setelah yang bersangkutan mengunggah klarifikasi di Instagram pribadi," ungkapnya.
Tag
Berita Terkait
-
UII Bakal Cabut Gelar Mawapres Alumnus yang Diduga Pelaku Pelecehan Seksual
-
Joe Biden Bantah Tudingan Pelecehan Seksual, Trump: Saya Tahu Tuduhan Palsu
-
Ungkap Kronologi Kekerasan Seksual, UII Bergerak Suarakan Sejumlah Tuntutan
-
Dituduh Lakukan Pelecehan, Alumni UII Terkait Klarifikasi Melalui Instagram
-
Alumnus UII Diduga Lakukan Pelecehan, Ini Penuturan Salah Seorang Korban
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Dirut PSIM Yogyakarta Dapat Kesempatan Belajar di NFL, Satu-satunya dari Indonesia
-
Hadirkan Perumahan Mewah di Tengah Kota Yogyakarta, Nirwana Villas Malioboro Pastikan Legalitas Aman
-
Konser "Jogja Hanyengkuyung Sumatra": Kunto Aji hingga Shaggydog Ikut Turun Gunung
-
Danantara dan BP BUMN Siagakan 1.000 Relawan untuk Tanggap Darurat
-
Bantu Korban Sumatera, BRI Juga Berperan Aktif Dukung Proses Pemulihan Pascabencana