Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Rabu, 06 Mei 2020 | 14:47 WIB
Didi Kempot (Suara.com)

""Dalan Anyar" dan sebagai orang Ngawi yang merantau jadi rindu kampung halaman," tulis @YayanYds.

""Kangen Jombang"," tambah @danang354.

"Segoro kutho Pacitan jeru pol," ungkap @titikserupagar.

Cuitan Adimas Immanuel tentang Didi Kempot - (Twitter/@adimasnuel)

Dalam wawancara singkatnya dengan musikus Jogja Nufi Wardhana pada Maret lalu, Didi Kempot mengungkapkan bahwa ia sering menuliskan lagu yang berdasarkan dari khayalan, bukan pengalaman pribadi.

Baca Juga: Peti Mati untuk Jenazah Covid-19 Gratis, Pemprov DKI: Kami Beli, Tak Buat

Nufi Wardhana pun menanyakan, bagaimana bisa lagu yang tidak diciptakan dari pengalaman pribadi memberikan pesan yang sangat menyentuh. Didi kempot menduga, itu karena ia terbiasa menulis lagu tentang pariwisata.

"Mungkin dari kebiasaan saya nulis tentang lagu-lagu temanya tentang pariwisata. "Rasane kepengin nangis yeng kelingan Parangtritis,"" ujar penyanyi yang lekat dengan jargon "Cendol Dawet" ini, sembari menyenandungkan lirik lagunya.

Didi Kempot meninggal dunia pada Selasa (5/5/2020) pukul 07.45 WIB di Rumah Sakit (RS) Kasih Ibu Solo. Asisten rumah tangga Didi Kempot, Mbak Diah, mengatakan bahwa Didi Kempot memiliki riwayat sakit asma.

Senin (4/5/2020) pukul 20.00 WIB, dia mengeluh badannya sakit-sakit. Bahkan Didi Kempot malam itu minta badannya dikerok. Kemudian pada Selasa pagi ia sempat merasakan sesak napas.

Asisten Manajer Humas RS Kasih Ibu Solo dr Divan Fernandes mengatakan, Didi Kempot tiba di RS tersebut pada pukul 7.25 WIB dalam kondisi henti jantung. Berbagai upaya telah dilakukan tim dokter, tetapi nyawanya tak terselamatkan hingga kemudian mengembuskan napas terakhir di usia 53 tahun.

Baca Juga: Pasien Positif Corona Kabur sampai Meninggal, Satu Desa di Garut Diisolasi

Jenazahnya dimakamkan di TPU yang lokasinya tak jauh dari rumahnya bersama istri pertama di Desa Majasem, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.

Load More