SuaraJogja.id - Guna memutus penyebaran covid-19, Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul telah menutup seluruh objek wisata di wilayahnya. Memasuki bulan kedua, pengelola Puncak Sosok, salah satu wisata di Bantul, mulai hemat pengeluaran operasional.
Salah seorang pengelola Puncak Sosok, Rudi Haryanto menyampaikan, selama dua bulan tidak beroperasi, tidak ada pemasukan untuk melanjutkan pengembangan. Akibatnya, ia mulai menghemat pengeluaran untuk operasional.
"Ya gak ada kegiatan sama sekali, awal-awal dulu ada nerobos masuk, pesepeda, yang naik motor juga ada," kata Rudi dihubungi melalui Suarajogja.id, Jumat (15/5/2020).
Ia menjelaskan, meski pihaknya sudah menutup portal, masih banyak pesepeda maupun wisatawan yang nekat menerobos masuk.
Baca Juga: Amerika Serikat Tuding China Berupaya Curi Riset COVID-19
Rudi mengatakan, sebelumnya pihaknya secara rutin melakukan pengelolaan objek wisata, baik pembersihan maupun pengembangan. Namun, akibat tidak adanya pemasukan kegiatan bersih-bersih yang biasanya secara rutin dilakukan hari Minggu menjadi sebulan dua kali. Sementara kegiatan pengembangan dihentikan sementara.
"Biasanya kan ada dana dari desa untuk pengembangan pariwisata. Tapi sekarang kan dialihkan untuk Covid-19, jadi ya tidak ada pemasukan sama sekali," imbuhnya.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, Kwintarto Heru Prabowo mengatakan sudah menerima laporan dari beberapa objek wisata, terutama yang lokasinya di pedesaan tidak terawat selama pandemi.
"Kalau kerusakan tidak ada, tapi kemarin laporan ada beberapa objek wisata di pedesaan yan tidak terawat," kata Kwintarto ditemui di ruang kerjanya.
Sebelumnya, pihaknya juga telah mengajukan dana untuk pembangunan kamar mandi dan tempat cuci tangan portable di berbagai lokasi wisata. Namun, saat ini berbagai anggaran sedang dialokasikan untuk penanganan wabah terlebih dahulu.
Baca Juga: Sepekan Dibuka, Terminal Pulo Gebang Kosong Melompong, Tak Ada Bus Pemudik
Selain itu, pihaknya juga sudah mengajukan kepada dewan pengawas Bank Bantul, agar pelaku wisata yang memiliki pinjaman modal untuk pengembangan objek wisatanya mendapatkan relaksasi pembayaran angsuran.
"Harapannya, tiga bulan pertama pembukaan nanti tidak dibebankan retribusi," imbuhnya.
Ia berharap, pada tiga bulan pertama pembukaan objek wisata, para pelaku wisata tidak dibebankan pembayaran retribusi. Hal tersebut bertujuan untuk memicu pertumbuhan pariwisata, setelah mengalami vakum yang cukup lama.
Berita Terkait
-
Amerika Serikat Tuding China Berupaya Curi Riset COVID-19
-
Sepekan Dibuka, Terminal Pulo Gebang Kosong Melompong, Tak Ada Bus Pemudik
-
Kerumunan di Bandara Soetta Bisa Jadi Klaster Baru Penyebaran Covid-19
-
Tegas! Hotman Paris Minta Aparat Jebloskan Pemalsu Surat Sehat ke Penjara
-
Geger! Penumpang Wajib Ikuti Rapid Test di Bandara Bayar Rp 550 Ribu
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah Desain Timeless: Enak Dilihat Sepanjang Waktu, Mulai Rp 30 Jutaan
- Pemain Keturunan Rp 312,87 Miliar Juara EFL Masuk Radar Tambahan Timnas Indonesia untuk Ronde 4
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Mesin Diesel Harga di Bawah Rp100 Juta
- Selamat Tinggal Mees Hilgers, Penggantinya Teman Dean James
- 5 Alasan Honda Supra X 125 Old Masih Diminati, Lengkap dengan Harga Bekas Terbaru Juni 2025
Pilihan
-
Daftar Rekomendasi Mobil Bekas Favorit Keluarga, Kabin Lapang Harga di Bawah Rp80 Juta
-
6 Mobil Bekas Kabin Luas Bukan Toyota, Harga di Bawah Rp80 Juta Pas Buat Keluarga!
-
3 Mobil Toyota Bekas di Bawah Rp80 Juta: Kabin Lapang, Hemat Bensin dan Perawatan
-
Catatan Liputan Suara.com di Jepang: Keajaiban Tas, Uang dan Paspor Hilang Kembali ke Pemilik
-
Proyek Rp1,2 Triliun Kerap Bermasalah, Sri Mulyani Mendadak Minta Segera Diperbaiki
Terkini
-
Kulon Progo Punya 2 Motif Batik Baru: Gunungan Wayang Jadi Ikon Baru Daerah
-
Duta Pariwisata Baru, Rizky Nur Setyo dan Salma Wibowo Terpilih jadi Dimas Diajeng Kota Jogja 2025
-
Geger di Bantul! Granat Zaman Perang Ditemukan Saat Kerja Bakti, Tim Gegana Turun Tangan!
-
Proyek Tol Jogja-Solo: Penambahan Lahan 581 Bidang di Sleman dan Progres Konstruksi Sentuh 60 Persen
-
Mbah Tupon Jadi Korban Mafia Tanah: JPW Desak Polda DIY Umumkan Tersangka