SuaraJogja.id - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta mempertimbangkan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB. Hal tersebut diungkapkan Gubernur Sri Sultan Hamengku Buwono X mengingat adanya empat klaster besar yang memicu pertambahan pasien positif Covid-19.
"Kalau memang kita anggap dengan klaster-klaster itu (pasien) positifnya dominan," kata Sultan di Kompleks Kepatihan, seperti dilansir dari Antara, Jumat (15/5/2020).
Seperti diwartakan di DIY saat ini terdapat empat klaster besar penyebaran Covid-19 yakni klaster jamaah tabligh Sleman, klaster Gereja GPIB Kota Yogyakarta, klaster jamaah tabligh Gunungkidul, serta klaster Indogrosir di Sleman.
"Kalau (pasien) positifnya dominan kita punya pertimbangan mungkin juga kita lakukan PSBB biar kita lebih menertibkan mereka yang tidak disiplin," kata dia.
Baca Juga: Tolak Fatwa MUI, Kemenag DIY Minta Warga Salat Idul Fitri di Rumah Saja
Meski demikian, sebelum opsi itu direalisasikan, Sultan masih berharap ada peningkatan kesadaran masyarakat untuk mendisiplinkan diri melaksanakan protokol kesehatan termasuk tetap berada di rumah demi mencegah persebaran Covid-19.
"Sebetulnya kita PSBB atau tidak kalau mereka patuh dan disiplin mau tinggal di rumah ya sebetulnya selesai kok masalahnya," kata dia.
"Kesulitan kita sama-sama itu menahan diri untuk tidak keluar rumah kalau tidak penting, kok sepertinya susah. Itu karena dirinya sendiri tidak mampu mendisiplinkan diri," kata dia.
Raja Keraton Yogyakarta ini berharap masyarakat bisa memosisikan diri sebagai subjek yang ikut berperan aktif sehingga dapat berpartisipasi seperti pada saat menghadapi bencana gempa bumi dan erupsi Gunung Merapi pada 2006 dan 2010.
"Kami terima kasih warga masyarakat saling membantu, tapi jangan hanya saling membantu, melainkan juga punya kesadaran mendisiplinkan diri," kata dia.
Baca Juga: Kaget Lihat Antrean Panjang di Bandara Soetta, Ini Kata Ketua ICMI DIY
Juru Bicara Pemda DIY untuk Penanganan Covid-19 Berty Murtiningsih menyebutkan total orang dalam pemantauan (ODP) di DIY hingga Kamis (14/5) mencapai 5.773 orang, pasien dalam pengawasan (PDP) yang sudah diperiksa terkait dengan COVID-19 (dengan tes swab) tercatat 1.214 orang.
Berita Terkait
-
Kelasnya Pernikahan Putri Andika Perkasa dan Putra Marsekal Yuyu Sutisna, Raja Asli Jadi Saksi
-
Kawal Masyarakat Indonesia Selama Pandemi Covid-19, 10 Tahun Jokowi Catat Kemajuan Pesat Bidang Telemedicine
-
Profil GKR Bendara: Mantan Finalis Miss Indonesia, Pendidikannya Tak Kalah dari Erina Gudono
-
Dicibir Bahlil Kala Munas Golkar, Ini Sosok 'Real' Raja Jawa Leluhur Sri Sultan Hamengku Buwono
-
Harus Dimanfaatkan untuk Warga Miskin! Sultan HB X Minta Lurah Tak Menyewakan Tanah Desa ke Orang Asing
Terpopuler
- Diminta Cetak Uang Kertas Bergambar Jokowi, Reaksi Bank Indonesia di Luar Prediksi: Kalau Gitu...
- Ragnar Oratmangoen Akui Lebih Nyaman di Belanda Ketimbang Indonesia: Saya Tidak Menonjol saat...
- Warga Jakarta Jangan Salah Nyoblos Besok, YLBHI Bongkar 'Dosa-dosa' Cagub Nomor Urut 2 Dharma Pongrekun
- Pelatih Jay Idzes: Saya Tidak Senang, Ini Memalukan!
- Pratiwi Noviyanthi Ditinggal Pengacara Usai Tak Mau Selesaikan Kisruh Donasi Pengobatan Agus Salim
Pilihan
-
Review Hidup Peternak Lele: Game Simulasi Bagaimana Rasanya Jadi Juragan Ikan
-
Jangan Lewatkan! Lowongan Kerja OJK 2024 Terbaru, Cek Syaratnya Di Sini
-
4 Rekomendasi HP Gaming Murah Rp 2 jutaan Memori Besar Performa Handal, Terbaik November 2024
-
Harga MinyaKita Mahal, Mendag "Lip Service" Bakal Turunkan
-
Mahasiswa Universitas Lampung Ajak Warga Gotong Royong Peduli Lingkungan
Terkini
-
Sirekap di Jogja Sempat Bermasalah, Petugas Tak Bisa Unggah Data TPS
-
KDRT Tinggi di Gamping, Pemkab Sleman Luncurkan Layanan Konseling Keliling
-
Korban Laka Tunggal di DAM Cangkring Bertambah, Ini Identitasnya
-
Turun Dibanding 2020 hingga 10 Persen, KPU Ungkap Alasan Partisipasi Pemilu Berkurang
-
Miris, Pelajar Kelas 10 Sebuah SMK di Gunungkidul Dicabuli Ayah Tirinya Berulang Kali