SuaraJogja.id - Rapid tes massal selektif Covid-19 untuk pedagang pasar dan karyawan beberapa swalayan di Kulon Progo dilanjutkan. Rapid test massal tersebut masih dilakukan untuk wilayah sekitar Sentolo, Wates, dan Pengasih.
Skema yang digunakan masih sama dengan sebelumnya, para pedagang pasar akan diminta datang dengan membawa surat undangan dan identitas diri. Selanjutnya, pihak Dinkes Kulon Progo mencatat satu per satu orang yang datang. Jika sudah, peserta rapid test akan langsung diambil darahnya.
Dari pantauan SuaraJogja.id, Rabu (20/5/2020), di Pasar Wates, yang merupakan salah satu dari tiga pasar yang dijadikan sasaran rapid test, para pedagang tampak antusias mengikuti. Namun ada juga beberapa pedagang yang terlihat khawatir bahkan menangis saat akan diambil darahnya.
Seperti salah seorang pedagang pasar yang sudah berusia lanjut, Salbiah, ia tak kuasa menahan tangisnya. Ia mengaku takut jika nanti hasil tesnya akan reaktif.
Baca Juga: Erick Thohir Sebut Sebagian Besar BUMN Terhantam Corona
"Takut kalau kena [Covid-19], saya sering lihat berita di TV itu menakutkan jadi deg-degan," ujar Salbiah saat ditemui seusai rapid test di Pasar Wates, Rabu.
Kendati sempat meneteskan air mata dan khawatir, Salbiah mengaku sudah lega setelah melakukan rapid test tersebut. Setelah ini, ia mengaku hanya akan tinggal menunggu hasilnya keluar sembari berdoa agar tak ada hasil yang tidak diinginkan.
Ketakutan yang sama juga dirasakan oleh pedagang pasar lainnya, Esti Susilowati, yang mengaku selama ini was-was saat berjualan atau beraktivitas di tengah pandemi Covid-19 ini. Menurutnya, dampak dari virus corona ini sangat terasa, apalagi jika dinyatakan terkonfirmasi positif.
"Ya senang bisa dikasih tes gratis, kalau bayar sendiri kan mahal, tapi juga takut kalau positif nanti dijauhi sama orang-orang," ujarnya.
Esti mengatakan, selama ini interaksi yang dilakukan di luar rumah hanya berjualan di pasar saja. Tak bisa dipungkiri, ia juga merasakan dilema harus tetap membuka toko atau memilih tutup saja. Pasalnya, berjualan di pasar ini merupakan sumbernya dalam mencari nafkah untuk keluarga.
Baca Juga: Menteri Pertanian Belanda Sebut Cerpelai atau Musang Bisa Tularkan Covid-19
"Pengin tutup, tapi kalau tutup enggak punya uang, kalau buka ya berisiko juga karena berinteraksi sama orang banyak. Dilema pokoknya," ungkapnya.
Sebelumnya, dari 178 orang yang diperiksa menggunakan rapid test Selasa (19/5/2020) kemarin, terdapat tiga orang yang dinyatakan reaktif. Selanjutnya, orang-orang dengan hasil reaktif tersebut diwajibkan untuk melakukan isolasi mandiri sebelum nantinya akan menjalani swab test.
Berita Terkait
-
Puluhan Orang Menolak Rapid Test, Takut Hidup Susah Kalau Positif Corona
-
CEK FAKTA: Benarkah Rapid Test di Bandara Soekarno-Hatta Bayar Rp 550 Ribu?
-
Ratusan Orang Rapid Test di Pasar Kemlagi, 6 Orang Positif Corona
-
Hasil Rapid Test Massal di Kulonprogo, Tiga Orang Dinyatakan Reaktif
-
Kulon Progo Mulai Laksanakan Rapid Test Massal Selektif Pada Masyarakat
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas MPV 1500cc: Usia 5 Tahun Ada yang Cuma Rp90 Jutaan
- 5 Rekomendasi Pompa Air Terbaik yang Tidak Berisik dan Hemat Listrik
- Diperiksa KPK atas Kasus Korupsi, Berapa Harga Umrah dan Haji di Travel Ustaz Khalid Basalamah?
- 5 AC Portable Mini untuk Kamar Harga Rp300 Ribuan: Lebih Simple, Dinginnya Nampol!
- Istri Menteri UMKM Bukan Pejabat, Diduga Seenaknya Minta Fasilitas Negara untuk Tur Eropa
Pilihan
Terkini
-
Liburan Sekolah, Sampah Menggila! Yogyakarta Siaga Hadapi Lonjakan Limbah Wisatawan
-
Duh! Dua SMP Negeri di Sleman Terdampak Proyek Jalan Tol, Tak Ada Relokasi
-
Cuan Jumat Berkah! Tersedia 3 Link Saldo DANA Kaget, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan
-
Pendapatan SDGs BRI Capai 65,46%, Wujudkan Komitmen Berkelanjutan
-
Kelana Kebun Warna: The 101 Yogyakarta Hadirkan Pameran Seni Plastik yang Unik dan Menyentuh