SuaraJogja.id - Pandemi COVID-19, penyakit yang disbeabkan virus corona SARS-CoV-2, merupakan saat yang tepat bagi para perokok untuk menghentikan kebiasannya mengisap rokok. Hal tersebut dinyatakan oleh Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (Gubes FKKMK UGM) Yayi Suryo Prabandari.
"Mari jadikan pandemi COVID-19 sebagai momentum untuk berhenti merokok," kata Yayi melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Minggu (31/5/2020).
Dalam Hari Tanpa Tembakau yang diperingati masyarakat dunia setiap 31 Mei ini, Yayi mengatakan, pandemi COVID-19 dapat menjadi langkah awal bagi para perokok untuk memantapkan niat berhenti merokok.
Sebab, kata dia, merokok dapat meningkatkan risiko penularan virus corona baru yang akan memperberat komplikasi penyakit yang dipicu virus corona.
Baca Juga: Gedung Putih Dikepung Demonstran, Donald Trump Ngacir ke Bunker
Menurut dia, seperti dilansir ANTARA, aktivitas merokok rentan menjadi wahana penularan COVID-19 karena melibatkan kontak jari yang mungkin terkontaminasi dengan mulut secara intens. Hal tersebut memberikan peluang bagi virus dari jari tangan berpindah ke mulut dan masuk ke dalam tubuh.
Perokok tidak hanya lebih rentan terhadap virus corona. Apabila perokok terinfeksi virus ini, akan memperberat kondisi tubuhnya.
Dosen Departemen Perilaku, Kesehatan, Lingkungan, dan Kedokteran Sosial FKKMK UGM ini menjelaskan, untuk berhenti merokok bukanlah sesuatu yang gampang dilakukan. Sebab, selain telah menjadi kebiasaan, rokok bersifat adiktif.
Namun demikian, lanjut dia, bukan berarti perokok tidak dapat berhenti merokok. Terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghentikan kebiasaan merokok.
"Yang utama adalah ada niat untuk berhenti merokok kalau bisa benar-benar berhenti," kata Koordinator Quit Tobacco Indonesia ini.
Baca Juga: Jangan Terpaku PSBB, Ini Saran Ketua DPR Hadapi Corona
Apabila tidak bisa sepenuhnya berhenti merokok, lanjutnya, bisa dengan mulai mengurangi jumlah konsumsi rokok per batang setiap hari. Selanjutnya, memetakan waktu yang biasanya digunakan untuk merokok. Waktu yang biasanya digunakan untuk merokok dialihkan untuk melakukan hobi yang positif, seperti otomotif, bercocok tanam, olahraga, dan lainnya.
Berita Terkait
-
Anies dan Alumni UGM Kompak Hadiri Pengukuhan Wamenkeu Jadi Guru Besar, Keberadaan Jokowi Dicari-cari
-
4,6 Juta Nyawa Bisa Terselamatkan! Ini Peran Metode THR dalam Pengendalian Rokok di Indonesia
-
Anies Baswedan Hadir di Pelantikan Guru Besar UGM, Netizen Salfok Foto Gibran di Dinding: Penghinaan..
-
Tanda-tanda Fisik Perokok Aktif yang Mudah Dikenali, Gigi Hitam dan Berisiko Kanker Mulut?
-
Viral! Pria Ini Pasang Sangkar di Kepala untuk Hentikan Kebiasaan Merokok
Terpopuler
- Menguak Sisi Gelap Mobil Listrik: Pembelajaran Penting dari Tragedi Ioniq 5 N di Tol JORR
- Kode Redeem FF SG2 Gurun Pasir yang Aktif, Langsung Klaim Sekarang Hadiahnya
- Dibanderol Setara Yamaha NMAX Turbo, Motor Adventure Suzuki Ini Siap Temani Petualangan
- Daftar Lengkap HP Xiaomi yang Memenuhi Syarat Dapat HyperOS 3 Android 16
- Xiaomi 15 Ultra Bawa Performa Jempolan dan Kamera Leica, Segini Harga Jual di Indonesia
Pilihan
-
Mees Hilgers Dituduh Pura-pura Cedera, Pengamat Pasang Badan
-
Anthony Elanga, Sang Mantan Hancurkan Manchester United
-
BREAKING NEWS! Daftar 23 Pemain Timnas Indonesia U-17 di Piala Asia U-17 2025
-
Terungkap! MisteriHilangnya Oksigen di Stadion GBK Saat Timnas Indonesia vs Bahrain
-
Tolak Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Ini Bakal Setim dengan Cristiano Ronaldo
Terkini
-
H+2 Lebaran, Pergerakan Manusia ke Yogyakarta Masih Tinggi
-
Exit Tol Tamanmartani Tidak Lagi untuk Arus Balik, Pengaturan Dikembalikan Seperti Mudik
-
Putra Prabowo Berkunjung ke Kediaman Megawati, Waketum PAN: Meneduhkan Dinamika Politik
-
BMKG Minta Warga Yogyakarta Waspadai Cuaca Ekstrem Selama Tiga Hari ke Depan
-
Berencana Balik Lebaran Lewat Tol Tamanmartani, Simak Rekayasa Lalu Lintasnya