Scroll untuk membaca artikel
M Nurhadi
Selasa, 02 Juni 2020 | 16:28 WIB
Ilustrasi depresi

SuaraJogja.id - Tidak sedikit film atau sinetron di televisi menampilkan sosok ibu tiri sebagai orang yang jahat kepada anak tirinya. Namun, hal tersebut tidak bisa disamakan dengan dunia nyata.

Meski begitu, baru-baru ini viral di grup Facebook Info Cegatan Jogja, seorang warganet menceritakan kisahnya yang diperlakukan tidak adil saat hidup bersama dengan keluarga ibu tirinya.

"Tolong jangan dibully. Saya butuh saran keadilan. Saya sudah lelah. Sangat lelah. Maaf bahasa belepotan. Saya hanya ingin bercerita tentang hidup saya. Sejak kecil sampai tahun 2012 saya hidup dengan kakek nenek saya. 2012 mereka telah meninggal. Ayah saya menikah dengan ibu tiri saya," ujar akun Arieska Esti R memulai ceritanya.

Ia melanjutkan, rumah kakek dan neneknya kemudian dijual untuk membantu melunasi hutang ibu tirinya. Ia bahkan mengaku hidup kesulitan dan sakit hati melihat perlakuan keluarga ibu tirinya tersebut.

Baca Juga: IDI Pertanyakan Klaim Dinkes Sulsel yang Sebut 12 Kabupaten Zero Covid-19

"Sampai saya berusaha bertahan hidup sekuat tenaga saya sampai sekarang 2020. Sakit hati saya terhadap ibu tiri saya karena ia tidak mengakui telah membawa uang hak saya hasil penjualan rumah kakek nenek saya sebesar 13 juta. Dulu, ia bilang 'dititipkan ke saya saja biar tidak habi," tulisnya lagi.

Tanpa pikir panjang, perempuan tersebut kemudian menitipkan uangnya. Namun, saat meminta uangnya kembali, ia tak kunjung mendapatkan jawaban. Setelah beberapa tahun, ia mengetahui uangnya digunakan oleh keluarga ibu tirinya.

(Facebook/Arieska Esti R)

"Namanya keluarga karena istri, bapak ya meminta saya mengalah dan diam. Tahun 2020 ini bapak saya terpaksa meninggalkan rumah ibu tiri saya karena disia-siakan oleh pihak keluarga ibu tiri saya, anak dan menantunya. Bahkan ditantang berkelahi," ujarnya lagi.

Lantas, dengan keadaan tersebut, ia menceritakan, bapaknya meminta ditemani untuk membantunya mengambil kembali uang hak miliknya serta mengambil hak bapaknya dari hasil jual rumah tersebut. Namun, bukannya mendapatkan jawaban yang baik, sang ibu tiri justru mengatakan pihaknya tidak memiliki bukti terkait uang tersebut.

"Ibu tiri saya bilang kalo nggak ada bukti ya nggak bisa dikembalikan hak saya dan bapak. Pernah saya tanya malah dijawab 'lha duit opoe ris'. Sakit sekali rasanya. Sekarang bapak saya hanya kontrak di rumah tua lama tak berpenghuni bekas pabrik yang dikelilingi pohon-pohon besar dipinggir sungai, saya pun banyak terlilit hutang, tanggungan dan beban hidup," tulis Arieska.

Baca Juga: Kabupaten Bekasi Mulai New Normal 4 Juni 2020

Ia menyebut, berjuang mati-matian sejak tahun 2012 hingga kini. Dalam tulisan tersebut, ia juga menuturkan, belum semua perlakuan buruk keluarga ibu tirinya ia sebutkan semua.

Load More