Scroll untuk membaca artikel
M Nurhadi
Selasa, 09 Juni 2020 | 07:05 WIB
(Facebook/Okta Hari Pratama‎)

SuaraJogja.id - Sejak perusahaan ojek online (ojol) berdiri di Indonesia, ojol terus berkembang hingga kini menjadi salah satu profesi yang diakui oleh masyarakat.

Loyalitas para drivernya juga nampak sangat erat, tidak hanya di grup pesan singkat Whatsapp. Para driver yang kemudian membentuk komunitas akhirnya juga membuat banyak grup di media sosial Facebook dengan anggota yang mencapai ribuan orang.

Belum lama ini, viral di facebook, sebuah akun yang diduga berasal dari Vietnam sedang mengincar grup ojol di Facebook. Akun dengan nama Nguyen Lam tersebut membuat status di facebook dengan menggunakan bahasa Vietnam.

"Waduhhh lurrr Nguyen mau nyerbu grup gojek Jogja lurr siap-siap Iki," ujar akun ‎Okta Hari Pratama‎.

Baca Juga: Cerita Mawar, Perempuan 'Jadi-jadian' Tipu 40 Pria Hidung Belang di NTB

Unggahan tersebut mendapatkan ratusan respon dari warganet yang memenuhi kolom komentar. Salah satu akun yang turut berkomentar,  Coment No juga menerjemahkan stats tersebut ke bahasa Indonesia.

"Mari bergabung dengan grup untuk menghancurkan mereka," ujarnya menerjemahkan. Saat Suarajogja.id mencoba hal serupa, terjemahan memang menyebutkan hal yang sama.

Ratusan akun lain yang turut berkomentar menyebut, hal tersebut bukanlah pertama kali terjadi di Indonesia. Bahkan, beberapa menyebut, akun tersebut merupakan akun scammer.

"Kui bot nggon e wong thailand po vietnam, blokir wae,kui wes lawas ono ngno kui (Itu bot milik orang Thailand atau Vietnam. Blokir aja. Udah biasa dari dulu)," ujar akun Triya.

Namun, ada pula yang menyebut akun tersebut bukanlah milik orang Vietnam melainkan akun buatan orang Indonesia yang memiliki niat buruk.

Baca Juga: Hafiz Al-Quran, Anak Pelatih Persipura Jayapura Ingin Menangi Ballon d'Or

"Owh...bener. Group Prambanan ki yo kerebut akun vietnam juga. Cuma sing ngisi postingan ki udu wong vietbam tapi wong indo juga. Gek postingane politik. Isine gur do tukaran. Kayane kui buzzer bayaran politik," tulis Andre Abuahmad.

Load More